DI SUSUN OLEH : IKE DEFI FITRIYANI IWELDA AISYA IYA LIVIA ERPINA LUSI APRISA
AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2018/2019 KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “kesehatan lingkungan”. Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Dan semoga sengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan teman-teman. Amin…
A. Latar Belakang Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya angka kematian bayi pada suatu daerah disebabkan karena faktor perilaku (perilaku perawatan pada saat hamil dan perawatan bayi, serta perilaku kesehatan lingkungan ) dan faktor kesehatan lingkungan. Pada masa yang datang pemerintah lebih fokus pada pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan dan pengembangan wilayah yang berkesadaran lingkungan, sementara pihak pengguna infrastruktur dalam hal ini masyarakat secara keseluruhan harus disiapkan dengan kesadaran lingkungan yang lebih baik (tahu sesuatu atau tahu bersikap yang semestinya) Masa datang kita dihadapkan dengan penggunaan IPTEK yang lebih maju dan lebih kompleks yang memerlukan profesionalisme yang lebih baik dengan jenjang pendidikan yang memadai. Di samping itu dalam proses pembangunan masa datang, diperlukan adanya teknologi kesehatan lingkungan yang menitik beratkan upayanya pada metodologi mengukur dampak kesehatan dari pencemaran yang ditimbulkan oleh adanya pembangunan, Indikator ini harus mudah, murah untuk diukur juga sensitif menunjukkan adanya perubahan kualitas lingkungan.
B. Rumusan Masalah
v Pengertian Kesehatan Lingkungan v Perumahan (housing) V Penyediaan Air Bersih V Pembuangan Kotoran Manusia V Pengelolaan Sampah V Pengelolaan air limbah
C. Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui maksud, syarat-syarat, tata cara serta ruang lingkup dari pada kesehatan lingkungan.
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan sendiri. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah sehat-sehat atau kesehatab tersebut. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu pengaruh atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencangkup: perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor(air limbah), rumah hewan ternak (kandang) dansebagainya.
B. Perumahan (Housing) Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun sebuah rumah 1. Faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, biologis maupun lingkngan sosial. Maksudnya, membangun sebuah rumah harus memperhatikan Tempat dimana rumah itu didirikan. Dipegunungan ataukan ditepi pantai, didesa ataukan di kota, didaerah dingin ataukan di daerah panas, didaerah dekat gunung berapi (daerah gempa) atau di daerah bebas gempa dan sebagainya. 2. Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat Hal ini dimaksudnya rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya, untuk itu makan bahan-bahan setepat misalnya daru bambu, kayu atau rumbia, dan sebagainya, merupakan bahan-bahan pokok pembuatan rumah. 3. Teknologu yang dimiliki oleh masyarakat Teknologi perumahan sudab begitu maju dan begitu modern. Akan tetapi, teknologi modern itu sangat mahal dan bahkan kadang-kadang tidak dimengerti dimasyarakat. Contoh : rumah limasan yang terbuat daru dinding dan atapnya dari daun rumbian yang dihuni oleh orang yang memang kemampuannya sejauh itu, dapat dipertahankan, hanya kesadaran dan kebiasaan membuat lubang anhin (jendela) yang cukup, perlu ditanamkan kepada mereka. 4. Kebijakan (peraturan) pemerintah yang menyangkut tata guna tanah Untuk hal inu, bagi perumahan masyatakat pendesaan belum merupakan problem, namun di kota sudah menjadi masalah yang besar.
Syarat-syarat rumah yang sehat 1. Bahan bangunan a. Lantai : ubin atau semen adalah baik, namun tidak cocok untuk kondisi ekonomi pedesaan. Lantai kayu sering terdapat pada rumah-rumah orang yang mampu di pedesaab, san ini pun mahal. Oleh karena itu, untuk lantai rumah pedesaan cukuplah tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang penting di sini adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah pada musim hujan. Untuk memperoleh lantai tanah yang padat (tidak berdebu) dapat ditenouh dengan nenyiram air kemudia djpadatkan dengan benda yang berat, dan dilakukan berkali-kali. b. Dinding tembok sangat baik, namun disamping itu mahal, tembok sebenarnya kurang cocok untuk daerab tropis, lebih-lebih ventilasi tidak cukip. Dinding rumah di daerah tropis khusunya di pedesaab, lebib baik dinding atau papan. Sebab kemungkinan he delah tidak cukup, makan lubang-lubanh pada dinding atau papan tersebut dapat merupakan ventilasu, dan dapat menambah penerangan alamiah. c. Atap genteng umum dipakai baik di daerah perkotaan maupun fipedesaan. Disamping itu atap genteng adalah cocok untuk daerah tropis, juga dapat terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya sendiri. Atap seng atau abses tidak cocok untuk rumah pedesaan, di sampung mahal juga menimbulkan suhu panas di dalam rumah. d. Lain-lain (tiang, kasi dan reng),kayu untuk tiang, abmbu untuk kaso dan reng adalah umum dipedesaan.menurut pengalaman bahan-bahan ini tahan lama. Tetapi perlu diperhatikan bahwa lubang bambu merupakan sarang tikus yang baik. Untuk menghindari ini maka cara memotongnya harys menurut ruas-ruas bambu tersebut, apabila tidak pada ruasnya, maka lubang pada ujung-ujung bambu yang digunakan u tuk kaso tersebut di tutup dengan kayu.
2. Ventilasi Ventilasi rumah berfungsi untuk menjaga agar aliran udara dalam rumah tersebut tetap sejuk. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh pengjuni rumah tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kekurangnya O2 dalam rumah yanh berarti kadan CO2 yang bersifay racun bagi penghuninya menjadi meningkat.
Ada dua macam ventilasi a. Ventilasi alamiah, dimana alira. Udara dalam ruanhan tersebut terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubanh angin, lubang-lubang pada dinding dan sebagainya. b. Ventilasi buatan, yaitu dengan menggunakan alat-alat khususnya untuk mengalirjan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin uap udara. Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan.
3. Cahaya Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu banyak. Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni: a. Cahaya alamiah yakni cahaya matahari. Cahaya ini sangat penting, karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah, misalnya baksil TBC. Oleh karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup. b. Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya.
4. Luas bangunan rumah Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang optimum adalah apabola dapat menyediakan 2,5 x 3m untuk setiap orang (tiap anggota keluarga).
5. Fasilitas-fasilitas dalam rumah sehat a. Penyediaan air bersih yang cukup b. Pembuangan tinja c. Pembuangan air limbah (air bekas) d. Pembuangan sampah e. Fasilitas dapur f. Ruang berkumpul keluarga Untuk rumah di pedeaaan lebih cocok adanya serambi (serambi muka atau belakang).
Fasilitas lain yang perlu diadakan teesendiri untuk rumah pedesaa, yakni : a. Gudang merupakan tempat penyimpanan hasil panen. Gudang dapat berupa bagian dari rumah tempat tinggal ayau bangunan tersendiri. b. Kandang ternak. Oleh karena ternak adalah bagian hidup para petani, maka kadang-kadang ternah tersebut ditaruh di dalam rumah. Hal ini tidak sehat karena ternak merupakan sunber penyakit pila. Maka sebaiknya demi kesehatan, ternak harus dipisahkan dari rumah tinggal atau dibuatkan kandang tersendiri.
C. Penyediaan Air Bersih
Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Dalam tubuh manusia ini sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60% berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65% dan untuk bayi sekitae 80%. Kebutuhab manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci ( bermacam-macam cucian) dan sebagainya. Menurut perhitungan WHO di negata-negata maju setiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara beekembang, termasuk indonesia setiap orang memeelukan air antara 30-60 liter per hari. Di antara kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangan penting afalah kebutuhan minu. Oleh karena itu, untuk keperluan minum (termasuk untuk masak) air harus mempunyai prsyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia.
Syarat-syarat air minum yang sehat: a. Syarat fisik Yaitu bening(tidak berwarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu udara diluarnya. b. Syarat bakteriologis Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri patogen. c. Syarat kimia Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu dalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia dalam air, akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia. Sumber-sumber air minum. Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum. Sumber-sumber air yang berasal dari alam sebagai berikut: 1. Air hujan Air hujan dapat ditampung kemudia dijadikan air minum. Akan tetapi, air hujan ini tidak mengandung kalsium. Oleh karena itu, agar dapat dijadikan air minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium didalamnya. 2. Air sungai dan danau Menurut asalnya sebagian dari air sungai dan air danau ini juga dari air hujan yang mengalir melalui saluran-saluran kedalam sungai atau danau. Kedua sumber ini sering disebut air permukaan. 3. Mata air Air yang keluar dari mata air ini biasanya berasal dari air tanah yang muncul secara alamiah. Oleh karena itu, air dan mata air ini bila belum tercemar oleh kotoran sudah dapat dijadikan air minum langsung. 4. Air sumur dangkal Air ini keluar dari dalam tanah, juga disebut air tanah. Air berasal dari lapisan air didalam tanah yang dangkal. Dalamnya lapisan air ini dipermukaan tanah dan temlat yang satu ketempat yang lain berbeda-beda. 5. Air sumur dalam Air ini berasal dari lpisan air kedua didalam tanah. Dalamnya dari permukaan tanah biasanya diatas 15m. Oleh karena itu, sebagian besar air sumur kedalaman seperti ini sudah cukup sehat untuk dijadikan air minum yang langsung (tanpa melalui proses pengolahan).
Pengolahan Air Minum Secara Sederhana 1. Pengolahan secara alamiah Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan (storage) Dari air yang diperoleh dari berbagai macam sumber, seperti air danau air kali, air sumber(mata air), dan sebagainya. Dalam penyimpanan ini air dibiarkan untuk beberapa jam ditempatnya. Kemudian akan terjadi koagulasi dari zat-zat yang terdapat dalam air, dan akhirnya terbentuk endapan. Air akan menjadi jernih karena partikel-partikel yang ada dalam air akan ikut mengendap. 2. Pengolahan air dengan menyaring Penyaringan air dengan sederhana dapat dilakukan dengan krikil, ijuk, dan pasir. Lebih lanjut akan diuraikan kemudian. Penyaringan lasir dengan tekhnologi tinggi dapat dilakukan oleh PAM (perusahaan Air Minum) yang hasilnya dapat dikonsumsi umum. 3. Pengolahan air dengan menambah zat kimia Zat kimia yang digunakan dapat berupa dua macam, yakni zat kimia yang berfungsi untuk koagulasi, dan akhirnya mempercepat pengendapan, (misalnya tawas). Zat kimia yang Kedua berfungsi untuk menyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang ada dalam air, misalnya chlor) 4. Pengolahan air dengan mengalirkan udara Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak, menghilangkan gas-gas yang tidak diperlukan, misalnya CO2 dan juga menaikan derajat kesamaan air. 5. Pengolahan air dengan memanaskan sampai mendidih Tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air. Pengolahan semacam ini lebih tepat hanya untuk konsumsi keciL, misalnya untuk kebutuhan rumah tangga. Dilihat dari segi konsumennya, pengolahan air pada prinsipnya dapat digolongkan menjadi dua, yakni: 1) Pengolahan air minum untuk umum a. Penampungan air hujan b. Pengolahan air sungai c. Pengolahan mata air 2) Pengolahan air untuk rumah tangga a. Air sumur b. Air hujan D. Pembuangan kotoran manusia Yang dimaksud kotiran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat tersebut berbentuk tinja (feces), air seni (urine), dan CO2. Dilihat dari segi kesehatan masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah yang pokok untuk sedini mungkin diatasi. Karena kotoran manusia(feces) adalah sumber penyebaran penyakit yang multi kompleks. Disamping dapat langsung mengontaminasi makanan, minuman, sayuran, dan sebagainya, juga air, tanah, serangga (lalat, kecoa, dan sebagainya) dan bagian-bagian tubuh kita dapat terkontaminasi oleh tinja tersebut. Beberapa penyakit yang dapat disebarkan oleh tinja manusia antara lain: tifus, disentri, kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kremi, tambang, pita), schistosomiasis dan sebagainya.
1.PENGELOLAAN PEMBUANGAN KOTORAN MANUSIA Untuk mencegah sekurang kurangnya mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik,maksudnya pembuangan kotoran harus disuatu tempat tertentu atau jamban yang sehat.suatu jamban disebut sehat untuk daerah pedesaan harus memenuhi persyaratan persyaratan sebagai berikut: 1. Tidak mengotori permukaan tanah disekeliling jamban tersebut 2. Tidak mengotori air permukaan disekitarnya 3. Tidak mengotori tanah disekitarnya 4. Tidak terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa,dan binatang binatang lainnya. 5. Tidak menimbulkan bau 6. Mudah dipergunakan dan dipelihara(Maintenance) 7. Sederhana desainnya 8. Murah 9. Dapat diterima oleh pemakainya
Agar persyaratan-persyaratan ini dapat dipenuhi maka perlu diperhatikan antara lain: 1. Sebaiknya jamban tersebut tertutup 2. Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat 3. Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidak mengganggu pemandangan,tidak menimbulkan bau,dan sebagainya. 4. Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air atau kertas pembersih
2.TEKNOLOGI PEMBUANGAN KOTORAN MANUSIA SECARA SEDERHANA Tekonologi pembuangan kotoran manusia untuk daerah pedesaan sudah tentu berbeda dengan teknologi jamban didaerah perkotaan. Tipe-tipe jamban yang sesuai dengan teknologi pedesaaan antara lain: 1. Jamban cemplung,kakus (pit latrine) Jamban cempulung iinisering kita jumpai dipedasaan tetapi jamban cemplung ini kurang sempurna karena jamban cemplung ini tanpa rumah dan tanpa tutup 2. Jamban cemplung berventilasi (ventilasi improved pit latrine= VIP Latrine) Jambam ini hampir sama dengan jamban cemplung,bedanya lebih lengkap,yakni mnggunakan ventilasi pipa. 3. Jamban empang Jamban ini dibangun diatas empang ikan. 4. Jamban pupuk (the compost privy) Pada prinsipnya jamban ini seperti kaskus cemplung,hanya lebih dangkal galiannya.disamping itu jamban ini juga untuk mebuan kotoran binatang dan sampah,daun daunan. 5. Saptic tank Latrin jenis septic tank ini merupakan cara yang paling memenuhi persyaratan,oleh sebab itu,cara pembuangan tinja semacam ini yang dianjurkan.
E.Pengelolaan sampah Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia,atau benda padat yang sudah tidak digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibauang. Dengan demikian sampah mengandung prinsip-prinsip sebgai berikut: • Adanya sesuatu benda atau benda padat. • Adanya hubungan langsung/tidak langsung dengan kegiatan manusia. • Banda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi 1.sumber-sumber sampah. a. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes) b. Sampah yang berasal dari tempat tempat umum c. Sampah yang berasal dari perkantoran d. Sampah yang berasal dari jalan e. Sampah yang berasal dari industri (industrial wastes) f. Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan g. Sampah yang berasal dari pertambangan h. Sampah yang berasal dari peternakan dan pernikahan 2.jenis jenis sampah Sampah sebenarnya meliputi tiga jenis sampah yakni: sampah padat,sampah cair,dan sampah dalam bentuk gas. 1.berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya sampah dibagi menjadi -sampah an organik -sampah organik 2.berdasarkan dapat dan tidaknya dibakar -sampah yang mudah dibakar : kertas,karet,kayu,plastik,dll -sampah yang tidak mudah dibakar : kaleng bekas,logam/besi bekas,pecahan gelas,kaca.dll 3.berdasarkan karakteristik sampah a. Garbage b. Rubbish c. Ashes(abu) d. Sampah jalanan e. Sampah industri f. Bangkai binatang (dead animal) g. Bangkai kendaraan (abandoned vehicle) h. Sampah pembangunan (construction wastes) 3.Pengelolaan Sampah sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat,karena dari sampah tersebut akan akan hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit (bakteri patogen),dan juga binatang serangga sebagai pemindah/penyebar penyakit(vektor) cara-cara pengolahan sampah antara lain: a.pengumpulan dan pengangkutan sampah pengumpulan sampah menjadi tanggung jawab pribadi ,kemudian masing-masing sampah diangkut ke tempat penampungan sementara sampah(tps),dan selanjutnya ke tempat penampungan akhir(tpa) sampah rumah tangga daerah pedesaan umumnya didaur ulang menjadi pupuk. b.pemusnahan dan pengolahan sampah 1.ditanam(landfill) pemusnahan sampah dengan membuat lubang di tanah kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun ditanah 2.dibakar (inceneration) yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar didalam tungku pembakaran (incenerator) 3.dijadikan pupuk(composting),yaitu pengolahan sampah menjadi pupuk(kompos),khususnya sampah organik daun-daunan,sisa makanan,dan sampah lain yang dapat membusuk.hal ini sudah biasa,sedangkan di daerah perkotaan hal ini perlu dibudidayakan.dengan demikian maka masalah sampah akan berkurang.
f.pengelolaan air limbah air limbah atau air buangan adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia,baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti industri,perhotelan,dan sebagainya.meskipun merupakan air sisa,namun volumenya besar,karena lebih kurang 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor (tercemar).selanjutnya air limbah ini akhirnya akan digunakan oleh manusia lagi.oleh karena itu,air buangan ini harus dikelola secara lebih baik. air limbah berasal dari berbagai sumber,secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi: 1.air buangan yang bersumber dari rumah tangga(domestic wastes water) berasal adri air bekas cucian dapur dan kamar mandi,dan umumnya terdiri dari bahan-bahan organik. 2.air buangan industri (industrial wastes water) yang berasal dari berbagai jenis industri akibat proses produksi.zat-zat yang terkandung antara lain: nitrogen,sulfida,amoniak,lemak,garam-garam,zat pewarna,mineral,logam berat zat pelarut,dsb.pengolahan limbah ini akan menjadi lebih rumit.
3. air buangan kotapraja(municipal wastes water) yaitu air buangan yang berasal dari daerah:perkantoran,perdagangan,hotel,restoran,tempat-tempat umum,tempat-tempat ibadah,dsb.umumnya air dalam limbah ini sama kandungannya dengan limbah rumah tangga . 1.karakteristik air limbah secara garis besar karakteristik air limbah digolongkan menjadi: a.karakter fisik sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil dari bahan –bahan padat suspensi,yang kadang-kadang mengandung sisa-sisa kertas,bewarna bekas cucian beras dan sayur,bagian-bagian tinja,dsb b.karakteristik kimiawi biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia an-organikberasal dari penguraian tinja,urin dan sampah yang sudah mulai membusuk.substansi organik air buangan terdiri dari dua gabungan,yakni: a.gabungan yang mengandung nitrogen,misalnya:urea,protein,amina,dan asam amino b.gabungan yang tidak mengandung nitrogen,misalnya:lemak,sabun dan karbohidrat,termasuk selulosa c.karakteristik biologis kandungan bakteri patogen serta golongan coli terdapat dalam air limbah tergantung darimana sumbernya.gangguan kesehatan yang dapat timbul: a.menjadi transmisi/media penyebaran penyakit terutama:kolera,tyfus,disentri b.menimbulkan bau tidak sedap c.menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk dan larva untuk mencegah atau mengurangi akibat buruk tersebut diperlukan kondisi dan upaya sedemikian rupa sehingga: a,tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber air b.baunya tidak mengganggu tidak menjadi berkembang biaknya berbagai bibit penyakit dan vektor 2. cara pengolahan air limbah secara sederhana a. pengenceran(dilution) air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah,kemudian baru dibuang ke badan –badan air.akan tetapi,dengan makin bertambahnya penduduk yang berarti makin mening katnya kegiatan manusia,maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu banyak,dan diperlukan air pengenceran terlalu banyak pula,maka cara ini tidak dapat dipertahankan lagi. disamping itu,cara ini menimbulkan kerugian lain;bahaya kontaminasi terhadap aliran-aliran air masih tetap ada,pengendapan yang akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air,seperti selokan,sungai,danau,dsb.selanjutnya menimbulkan banjir. b.kolom oksidasi(oxidation ponds) pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari,ganggang(algae).bakteri dan oksigan dalam proses pembersihan alamiah.air limbah dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meterdinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapu.lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman,dan didaerah yang terbuka,sehingga memungkinkan sirkulasi angin dengan baik.
c.irigasi air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali,dan air akan merembes masuk kedalam tanah melaui dasar dan dinding parit tersebut.dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan.hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga,perusahaan susu sapi,rumah potong hewan,dan lain-lain.dimana kandungan zat-zat organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tanam-tanaman.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Kesehatan lingkungnan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam keseimbangan ekologis.
Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan 1. Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai 2.. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor 3. Mengolah tanah sebagaimana mestinya 4. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong
Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan.
Daftar pustaka Soekidjo, notoatmojo. 2011. Kesehatan masyatakat ilmu dan seni. Jakarta : Rineka cipta, 2011
Maaf buk, postingan di atas dari kelompok 7 buk, dengan materi ilmu kesehatan lingkungan. Nama anggota kelompok sudah tertera di bagian atas ya buk, terimakasih.
Kata pengantar Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit,memperpanjang hidup,dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk perbaikan lingkungan,dan sebagainya. Meskipun batasan kesehatan masyarakat ini telah dirumuskan oleh winslow seabad yang lalu,namun sampai saat ini batasan tersebut masih relevan.inti nya kesehatan mempunyai dua aspek yaitu keilmuan atau teori dan seni atau aplikasinya. Menurut UU No. 13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan lansia usia menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Pada tahun 2000,penduduk lansia di dunia 426 juta atau sekitar 6,8%.jumlah ini akan meningkat 2 kali lipat pada tahun 2025,yaitu menjadi 828 juta atau sekitar 9,7% dari total penduduk dunia.
Daftar isi
Bab I 1.1 pendahuluan………………………………………………….....................4 1.2 rumusan masalah…………………………………………….....................4 1.3 Tujuan………………………………………………………......................4 Bab II 2.1 pengertian…………………………………………………........................5 2.2 sejarah……………………………………………………….....................5 2.3 definisi usia lanjut…………………………………………......................6 2.4 masalah pada usia lanjut pada saat ini………………………...................7 Bab III 3.1 kesimpulan……………………………………………….........................8 3.2 saran……………………………………………………...........................8 daftar pustaka...................................................................................................9
Bab I
1.1 pendahuluan salah satu hasil pembangunan kesehatan di Indonesia adala meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy).dilihat dari sisi ini pembangunan kesehatan di Indonesia sudah cukup berhasil,karena angka harapan hidup bangsa kita telah meningkat secara bermakna.namun,disisi lain dengan meningkatnnya angka harapan hidup ini membawa beban bagi masyarakat,karena populasi pendudk lansia meningkat hal ini berarti kelompok risiko dalam masyarakat kita menjadi lebih tinggi. Menurut UU No. 1 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan lanjut usia menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai 60 tahun keatas.pada tahun 2000,penduduk usia lanjut di seluruh dunia berjumlah 426 juta atau sekitar 6,8% pada tahun2025 akan meningkat menjadi 2 kali lipat. Di Negara maju ternyata lnsia juga mengalami peningkatan antara lain jepang(17,2%) singapura (8,7%) dan hongkong (12,9%)
1.2 rumusan masalah 1. Bagaimana sistem kesehatan lansia ? 2. Bagaimana pelayanan kesehatan pada lansia? 1.3 tujuan 1. Untuk Mengetahui bagaimana sistem kesehatan lansia 2. Untuk Mengetahui bagaimana pelayanan kesehatan pada lansia
Bab II 2.1 pengertian Gerontology merupakan ilmu pengetahuan cukup popular yang mempelajari masalah usia lanjut(lansia). Beberapa pengertian menurut a. kamus Dorland gerontology dari bahasa yunani geronto orang tua merupaan gabungan menunjukan hubungan dengan umur tua atau orang tua. Logy dari kata logos yaitu perkataan atau alasan berarti ilmu atau study b. menurut PERGERI gerontology adala pengetahuan yang mencakup segala bidang persoalan mengenai orang berusia lanjut yang didasarkan pada hasil-hasil peneyidikan ilmu antropologi 2.2 sejarah dan perkembangan gerontology Pada zaman dahulu ada dua hal bertentangan,yaitu aksi usia lanjut dan peduli usia lanjut seperti di mesir usia lanjut di bunuh setiap upacara peringatan berbeda pada daerah cina yang sangat peduli dengan usia lanjut karena mereka menganggap berbakti pada orang tua. • Undang-undang No.4 tahun1965 tentang pemberian bantuan bagi orang jompo • Undang-undang kesehatan No.6 tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial. • Undang-undang No.10 tahun1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera
2.3 definisi lanjut usia Menurut kamus besar bahasa Indonesia 1995 lansia adalah tahap masa tua dalam perkembangan individu dengan batas usia 60 tahun keatas. Batasan penduduk lansia dapat dilihat dari aspek-aspek biologi,ekonomi,sosial,dan usia atau batasan usia,yaitu: a. Aspek biologis Aspek biologis adalah penduduk yag telah menjalani proses penuaan,dalam arti menurunnya daya tahan fisik yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh terhdap serangan penyakit yan dapat menyebabkan kematian. b. Aspek ekonomi Lansia di pandang sebagai beban dari pada potensi sumberdaya bagi pembangunan.warga tua dianggap tidak produktif lagi dan hidupnya perlu ditopang oleh generasi yang muda. c. Aspek sosial Dari sudut sosial lansia di pandang sebagai kelompok sendiri.penduduk lansia menduduki kelas sosial yang tinggi yang harus dihormati oleh masyarakat yang usianyalebih muda. d. Aspek umur • Kelompok pertengahan umur. Usia 45-54 tahun • Kelompok usia lanjut dini Usia 55-64 tahun • Kelompok usia lanjut Kelompok dalam masa senium 65 tahun keatas 2.3 masalah yang terjadi pada usia lanjut gangguan penglihata di sebabkan atarak dan glaucoma a. katarak pada lansia dapat di akibatkan oleh pengobatan steroid yang lama,trauma maupun radiasi bisa jadi tidak ada penyebabnya (idiopatik) b. glaucoma peningkatan tekanan didalam bola mata dapat terjadi secara akut maupun mendadak. gejala kabur penglihatan disertai nyeri,pusing,muntah dan kemerahan pada mata. Gangguan pendengaran prebikusi dan gangguan komunikasi a. presbikusis gangguan pendengaran pada lansia disebut presbikusis. Laki-laki lebih banyak terserang dari pada perempuan b. gangguan komunikasi gangguan ini terjadi karena gangguan suara lain sunber suara mengalami distorsi dan kondisi akustik ruangan yang tidak sempurna seperti ruang pertemuan yang berdindingmudah memantulkn suara. Perubahan lain yaitu saluran pencernaan,masalah fungsi hati,dan masalah fungsi ginjal dll.
Bab III 3.1 KESIMPULAN Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni menegah penyakit,memperpanjang hidup,dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk perbaikan lingkungan,dan sebagainya.terutama kesehatan lansia.Jumlah lansia semkin tahun semakin bertambah dan masalah lansia semakin banyak terjadi pada lansia . Menurut kamus besar bahasa Indonesia 1995 lansia adalah tahap masa tua dalam perkembangan individu dengan batas usia 60 tahun keatas. Batasan penduduk lansia dapat dilihat dari aspek-aspek biologi,ekonomi,sosial,dan usia atau batasan usia
3.3 saran sebaiknya masyarakat dan tenaga kesehatan untuk memperdulikan kesehatan lansia dan mengutamakan masalah masalah yang terjadi pada lansia saat ini untuk mengutamakannya sebagai cara menghindari masalah yang terajdi pada lansia
Daftar pustaka Dapartemen kesehatan RI 2006. Pedoman puskesmas santun usia lanjut bagi petugas kesehatan. Jakarta: Depkes.RI Dapartemen kesehatan RI. 2005. Pedoman pembinaan kesehatan usia lanjut bagi petugas kesehatan II : Materi pembinaan.jakarta : depkes RI.
DISUSUN OLEH : KELOMPOK:5 DEWI HANIATI NIA DANIAH SUCI RAMADHANTY SUSI PUSPITA SARI
AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kita Panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas kehendak-Nya jualah sehingga makalah yang berjudul MANAJEMEN KESEHATAN Ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya, sebagai mana yang di harapkan. Dalam makalah ini penulis diberi kesempatan untuk menyelesaikannya sesuai dengan buku panduan dan berbagai akses internet. Maka dari itu kami hanturkan terima kasih kepada dosen, dan rekan-rekan mahasiswa serta semua yang turut membantu kami dalam menyelesakan makalah ini. Akhirnya kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat kontruktif demi kesempurnaan makalah ini. Bandar Lampung , 27 April 2018
Penulis
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang 1.2 tujuan 1.3 manfaat BAB II MANAJEMEN KESEHATAN MASYARAKAT 2.1 pengertian 2.2 perencanaan kesehatan 2.3 perorganisasian 2.4 Pengawasan dan pengarahan 2.5 Sistem pelayanan masyarakat 2.6 Sistem rujukan 2.7 Monotoring dan evaluasi program kesehatan BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran Daftar pustaka
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan, baik di Rumah Sakit maupun di Puskesmas, akan diapresiasi oleh masyarakat luas selaku pengguna layanan jika pelayanan kedua institusi pelayanan kesehatan tersebut bermutu. Pelayanan kesehatan yang bermutu pasti menggunakan pendekatan manajemen sehingga pengelolaannya menjadi efektif, efisien, dan produktif. Untuk bisa menyediakan pelayanan kesehatan seperti itu, pimpinan dan staf dari kedua institusi pelayanan tersebut harus menerepkan prinsip-prinsip manajemen (Muninjaya, 2012). Manajemen adalah ilmu terapan yang dapat dimanfaatkan di berbagai jenis organisasi untuk membantu manajer dalam memecahkan masalah organisasi, sehingga manajemen juga dapat digunakan dalam bidang kesehatan untuk membantu manajer organisasi pelayanan kesehatan memecahkan masalah kesehatan masyarakat. Menurut Notoatmodjo (2003), manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur petugas kesehatan dan non-petugas kesehatan masyarakat melalui program kesehatan. (Herlambang &Murwani, 2012). Sebagian besar penempatan dokter yang baru lulus diarahkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga medis di puskesmas seluruh Indonesia. Dokter tidak saja berperan sebagai medicus practicus, tetapi juga sebagai pimpinan unit kerja pelayanan kesehatan seperti sebagai kepala puskesmas (Muninjaya, 2012). Selain itu, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, menyebutkan dalam pasal 34 ayat 1 bahwa setiap pimpinan penyelenggaraan fasilitas pelayanan kesehatan perseorangan harus memiliki kompetensi manajemen kesehatan perseorangan yang dibutuhkan (Kemenkes, 2009). Untuk itu, dokter dituntut untuk mengembangkan managerialship dan leadership-nya sehingga tugas pokok dan fungsi puskesmas berkembang efektif,efisien,dan produktif. Oleh karena itu, penting bagi dokter untuk mengetahui lebih dalam serta memiliki kemampuan mengenai manajemen kesehatan dan manajemen puskesmas (Muninjaya, 2012).
1.2 Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang manajemen kesehatan dan manajemen puskesmas serta peran seorang dokter dalam manajemenkesehatan dan manajemen puskesmas. 1.3 Manfaat Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis dan pembacakhususnya dokter agar dapat lebih mengetahui dan memahami mengenai Manajemen Kesehatan dan Manajemen Puskesmas sehingga dapat menerapkannya saat bertugas sebagai dokter nantinya.
A. Pengertian Manajemen Kesehatan Dalam kegiatan apa saja, agar kegiatan tersebut dapat mencapai tujuannya secara efektif diperlukan pengaturan yang baik. Demikian juga kegiatan dan atau pelayanan kesehatan masyarakat memerlukan pengaturan yang baik, agar tujuan tiap kegiatan atau program itu tercapai dengan baik Prosess pengaturan kegiatan ilmiah ini disebut manajemen, sedangkan proses untuk mengatur kegiatan-kegiatan atau pelayanan kesehatan masyarakat disebut 'Manajemen Pelayanan Kesehatan Masyarakat'. Manajemen adalah suatu kegiatan untuk mengatur orang lain guna mencapai tujuan atau menyelesaikan pekerjaan. Apabila batasan ini diterapkan dalam bidang kesehatan masyarakat dapat dikatakan sebagai berikut. "Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan non-petugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program kesehatan." Dengan kata lain manajemen kesehatan masyarakat adalah penerapan manajemen umum dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat sehingga yang menjadi objek atau sasaran manajemen adalah sistem pelayanan kesehatan masyarakat. Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh, terpadu yang terdiri dari berbagai elemen (sub-sistem) yang saling berhubungan dalam suatu proses atau struktur dalam upaya menghasilkan sesuatu atau mencapai suatu tujuan tertentu. Oleh sebab itu, kalau berbicara sistem pelayanan kesehatan adalah struktur atau gabungan dari sub-sistem dalam suatu unit atau' dalam suatu proses untuk mengupayakan pelayanan kesehatan masyarakat baik preventif kuratif, promotif maupun rehabilitatif. Sehingga sistem pelayanan kesehatan ini dapat berbentuk Puskesmas, Rumah Sakit, Balkesmas, dan unit-unit atau organisasi-organisasi lain yang mengupayakan peningkat¬an kesehatan.
Fungsi-fungsi manajemen itu pada garisnya terdiri dari: a. Perencanaan (Planning) b. Pengorganisasian (Organizing) c. Penyusunan personalia (Staffing) d. Pengkoordinasian (Coordinating) e. Penyusunan anggaran (Budgeting)
B. Perencanaan Kesehatan Perencanaan adalah suatu kegiatan atau proses penganalisisan dan pemahaman sistem, penyusunan konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan demi masa depan yang baik. Dari batasan ini dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan antara lain: a. Perencanaan harus didasarkan kepada analisis dan pemahaman sistem dengan baik. b. Perencanaan pada hakikatnya menyusun konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan misi organisasi. c. Perencanaan secara implisit mengemban misi organisasi untuk mencapai hari depan yang lebih baik. Secara sederhana dan awam dapat dikatakan bahwa perencanaan adalah suatu proses yang menghasilkan suatu uraian yang terinci dan lengkap tentang suatu program atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Oleh sebab itu, hasil proses perencanaan adalah `Rencana' (plan). Perencaan atau rencana itu sendiri banyak macamnya, antara lain: a) Dilihat dari jangka waktu berlakunya rencana 1) Rencana jangka pendek (Long term planning), yang berlaku antara 10-25 tahun. 2) Rencana jangka menengah (Medium range planning), yang berlaku antara 5-7 tahun. 3) Rencana jangka pendek (Short range planning), umumnya berlaku hanya untuk 1 tahun. b) Dilihat dari tingkatannya
1) Rencana induk (masterplan), lebih menitikberatkan uraian kebijakan organisasi. Rencana ini mempunyai tujuan jangka panjang dan mempunyai ruang lingkup yang luas. 2) Rencana operasional (operational planning), lebih menitikberatkan pada pedoman atau petunjuk dalam meIaksanakan suatu program. 3) Rencana harian (Day to day planning) ialah rencana harian yang bersifat rutin. c) Ditinjau dari ruang lingkupnya 1. Rencana strategis (strategi planning), berisikan uraian tentang kebijakan tujuan jangka panjang dan waktu pelaksanaan yang lama. Model rencan.a ini sulit untuk diubah. 2. Rencana taktis (tactical planning) salah rencana yang berisi uraian yang bersifat jangka pendek, mudah menyesuaikan kegiatan-kegiatannya, asalkan tujuan tidak berubah. 3. Rencana menyeluruh (comprehensive planning), ialah rencana yang mengandung uraian secara menyeluruh dan lengkap. 4. Rencana terintegrasi (integrated planning), ialah rencana yang mengandung uraian yang menyeluruh bersifat terpadu, misalnya dengan program lain di luar kesehatan. Meskipun ada berbagai jenis perencanaan berdasarkan aspek-aspek tersebut di atas, namun praktiknya sulit untuk dipisah-pisahkan seperti pembagian tersebut.
1. Proses Perencanaan Perencanaan dalam suatu organisasi adalah suatu proses, dimulai dari identifikasi masalah, penentuan prioritas masalah, perencanaan pemecahan masalah, implementasi (pelaksanaan pemecahan masalah) dan evaluasi. Dari hasil evaluasi tersebut akan muncul masalah-masalah baru, kemudian dari masalah-masalah tersebut dipilih prioritas masalah, dan selanjutnya kembali ke siklus semula. Di bidang kesehatan khususnya, proses perencanaan ini pada umumnya menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem solving), seperti digambarkan di atas. Secara terinci langkah-langkah perencanaan kesehatan adalah sebagai berikut : a. Indentifikasi Masalah Perencanaan pada hakikatnya adalah suatu bentuk rancangan pemecahan masalah. Oleh sebab itu, langkah awal dalam perencanaan kesehatan adalah mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan masyarakat di lingkungan unit organisasi yang bersangkutan. b. Menetapkan Prioritas Masalah
Kegiatan identifikasi masalah menghasilkan segudang masalah kesehatan yang menunggu untuk ditangani. Oleh karena keterbatasan sumber daya baik biaya, tenaga, dan teknologi, maka tidak semua masalah tersebut dapat dipecahkan sekaligus (direncanakan pemecahannya). Untuk itu maka harus dipilih masalah yang mana yang 'fleksible' untuk dipecahkan. Proses memilih masalah ini disebut memilih atau menetapkan prioritas masalah. Pemilihan prioritas dapat dilakukan melalui 2 cara, yakni . c. Menetapkan Tujuan Menetapkan tujuan perencanaan pada dasarnya adalah membuat ketetapan-ketetapan tertentu yang ingin dicapai oleh perencanaan tersebut. Penetapan tujuan yang baik apabila dirumuskan secara konkret dan dapat diukur. Pada umumnya dibagi dalam tujuan umum dan tujuan khusus. a) Tujuan Umum Adalah suatu tujuan masih bersifat umum, dan masih dapat dijabarkan ke dalam tujuan-tujuan khusus, dan pada umumnya masih abstrak. Contoh: Meningkatkan status gizi anak balita di Kecamatan Cibadak. b) Tujuan Khusus Adalah tujuan-tujuan yang dijabarkan dari tujuan umum. Tujuan khusus merupakan jembatan untuk tujuan umum, artinya tujuan umum yang ditetapkan akan tercapai, apabila tujuan-tujuan khususnya tercapai. Contoh: Apabila tujuan umum seperti contoh tersebut di atas dijabarkan ke dalam tujuan khusus menjadi sebagai berikut: 1. Meningkatnya perilaku ibu dalam memberikan makanan bergizi kepada anak balita. 2. Meningkatnya jumlah anak balita yang ditimbang di Posyandu. 3. Meningkatnya jumlah anak yang berat badannya naik dan sebagainya. d. Menetapkan Rencana Kegiatan Rencana kegiatan adalah uraian tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Pada umumnya kegiatan mencakup 3 tahap pokok, yakni: 1. Kegiatan pada tahap persiapan, yakni kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebelum kegiatan pokok dilaksanakan, misalnya: rapat-rapat koordinasi, perizinan dan sebagainya. 2. Kegiatan pada tahap pelaksanaan yakni kegiatan pokok program yang bersangkutan. 3. Kegiatan pada tahap penilaian yakni kegiatan untuk mengevaluasi seluruh kegiatan dalam rangka pencapaian program tersebut. e. Menetapkan Sasaran (Target Group) Sasaran (target group) adalah kelompok masyarakat tertentu yang akan digarap oleh program yang direncanakan tersebut. Sasaran program kesehatan biasanya dibagi dua, yakni: (a) Sasaran langsung, yaitu kelompok yang langsung dikenal oleh program. Misalnya kalau tujuan umumnya: meningkatkan status gizi anak balita seperti tersebut di atas, maka sasaran langsungnya adalah anak balita. (b) Sasaran tidak langsung, adalah kelompok yang menjadi sasaran antara program tersebut, namun berpengaruh sekali terhadap sasaran langsung. Misalnya, seperti contoh di atas, anak balita sebagai sasaran langsung sedangkan ibu anak balita sebagai sasaran tidak langsung. Ibu anak balita, khususnya perilaku ibu dalam memberikan makanan bergizi kepada anak sangat menentukan status gizi anak balita tersebut. f. Waktu Waktu yang ditetapkan dalam perencanaan adalah sangat tergantung dengan jenis perencanaan yang dibuat serta kegiatan-kegiatan yang ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan. Oleh sebab itu, waktu dan kegiatan sebenarnya dapat dijadikan satu, dan disajikan di dalam bentuk matriks, yang disebut 'Gant Chart'. g. Organisasi dan Staf Dalam bagian ini digambarkan atau diuraikan organiHasi dan sekaligus staf atau personel yang akan melaksanak a ti kegiatan-kegiatan atau program tersebut. Di samping itu juga diuraikan tugas (jobdescription) masing-masing pelaksana tersebut. Hal ini penting karena masing-masing orang yang terlibat dalam program tersebut mengetahui dan melaksanakan kewajiban. h. Rencana Anggaran Adalah uraian tentang biaya-biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan, mulai dari persiapan sampai dengan evaluasi. Biasanya rincian rencana biaya ini dikelompokkan menjadi: a) Biaya personalia b) Biaya operasional
i. Rencana Evaluasi. Rencana evaluasi sering dilupakan oleh para perencana, padahal hal ini sangat penting. Rencana evaluasi adalah suatu uraian tentang kegiatan yang akan dilakukan untuk menilai sejauh mana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tersebut telah tercapai.
C. Pengorganisasian Setelah perencanaan telah dilakukan atau telah selesai (menjadi rencana), maka selanjutnya harus dilakukan pengorganisasian. Yang dimaksud pengorganisasian adalah mengatur personal atau staf yang ada dalam institusi tersebut agar semua kegiatan yang telah ditetapkan dalam rencana tersebut dapat berjalan dengan baik, yang akhirnya semua tujuan dapat dicapai. Dengan kata lain pengorganisasian adalah pengkoordinasian kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan suatu institusi, guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengorganisasian mencakup beberapa unsur pokok, antara lain: a. Hal yang diorganisasikan ada 2 macam, yakni: 1) Pengorganisasian kegiatan ialah pengaturan berbagai kegiatan yang ada di dalam rencana sehingga mem bentuk satu kesatuan yang terpadu untuk mencapai tujuan. 2) Pengorganisasian tenaga pelaksanaanialah mencakup pengaturan hak dan wewenang setiap tenaga pelaksana sehingga semua kegiatan mempunyai penanggung jawabnya. b. Proses pengorganisasian ialah langkah-langkah yang harus dilakukan sedemikian rupa sehingga semua kegiatan dan tenaga pelaksana dapat berjalan sebaik-baiknya. c. Hasil pengorganisasian ialah terbentuknya wadah atau sering disebut 'struktur organisasi' yang merupakan perpaduan antara kegiatan dan tenaga pelaksana. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengorga¬nisasian adalah suatu proses yang menghasilkan (struktur organisasi). Struktur organisasi adalah visualisasi kegiatan dan pelaksana kegiatan (personel) dalam suatu institusi. Dilihat dari segi pembagian kegiatan dan pelaksanaan tugas, fungsi dan wewenang, maka organisasi secara umum dibedakan atas 3 jenis, yakni:
1. Organisasi Lini (Line Organization) Dalam jenis organisasi ini, pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan yang tegas antara pimpinan dan pelaksana¬an. Peran pemimpin dalam hal ini sangat dominant di mana semua kekuasaan di tangan pimpinan. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan kegiatan yang utama adalah wewenang dan perintah. Memang bentuk organisasi semacam ini khususnya di dalam institusi-institusi yang kecil sangat efektif, karena keputusan-keputusan cepat diambil dan pelaksanaan keputusan juga cepat. Kelemahannya jenis organisasi semacam ini kurang manusiawi, lebih-lebih para pelaksana tugas bawahan hanya dipandang sebagai robot, yang senantiasa, siap melaksanakan perintah.
2. Organisasi Staf (Staff Organization) Dalam organisasi ini, tidak begitu tegas garis pemisah antara pimpinan dan staf pelaksana Peran staf bukan sekadar pelaksana perintah pimpinan, namun staf berperan sebagai pembantu pimpinan. Bentuk organisasi ini muncul karena makin kompleksnya masalah-masalah organisasi sehingga pimpinan sudah tidak dapat lagi menyelesaikan semuanya dan memerlukan bantuan orang lain (biasanya para ahli) yang dapat memberikan masukan peinikiran-pemikiran terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Meskipun organisasi ini lebih baik dari yang perama, karena keputusan-keputusan dapat lebih baik, namun kadang-kadang keputusan-keputusan tersebut akan memakan waktu yang lama, karena melalui perdebatan-perdebatan yang kadang-kadang melelahkan.
3. Organisasi Lini dan Staf Organisasi ini merupakan gabungan kedua jenis organisasi yang terdahulu disebutkan (lini dan staf). Dalam organisasi ini staf bukan sekadar pelaksana tugas, tetapi juga diberikan wewenang untuk memberikan masukan demi tercapainya tujuan secara baik. Demikian juga pimpinan tidak sekadar memberi perintah atau nasihat, tetapi juga bertanggung jawab atas perintah atau nasihat tersebut. Keuntungan organisasi ini antara lain: keputusan yang diambil oleh pimpinan lebih baik karena telah dipikirkan oleh sejumlah orang, dan tanggung jawab pimpinan berkurang karena mendapat dukungan dan bantuan dari staf. Dalam kehitupan sehari-hari, apabila unit kerja (departemen, perusahaan, dan sebagainya) akan melaksanakan suatu rencana tidak selalu langsung diikuti oleh penyusunan organisasi baru. Struktur organisasi itu biasanya sudah ada terlebih dahulu dan ini relatif cenderung permanen, lebih-lebih struktur organisasi departemen. Di samping itu, unit-unit kerja tersebut dijabarkan ke dalam unit-unit yang lebih kecil dan masing-masing unit-unit kerja yang lebih kecil ini mempunyai tugas dan wewenang yang berbeda-beda (Dirjen, Direktorat, Bidang, Seksi, Devisi-devisi, dan sebagainya). Untuk pelaksanaan rencana rutin cukup oleh staf yang ada, sehingga tidak perlu menyusun organisasi baru.
D. Pengawasan dan Pengarahan Pengawasan dan pengarahan adalah suatu proses untuk mengukur penampilan kegiatan atau pelaksanaan kegiatan suatu program yang selanjutnya memberikan pengarahan¬ - pengarahan sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Agar pengawasan dapat berjalan dengan baik sekurang-kurangnya 3 hal yang diperhatikan, yakni: 1. Objek Pengawasan Yaitu hal-hal yang diawasi dalam pelaksanaan suatu rencana. Objek pengawasan ini banyak macamnya, tergantung dari program atau kegiatan yang dilaksanakan. Secara garis besar objek pengawasan dapat dikelompokkan menjadi 4, yakni: a) Kuantitas dan kualitas program, yakni barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan atau program tersebut. Untuk program kesehatan yang diawasi adalah pelayanan yang diberikan oleh unit kerja tersebut. b) Biaya program, dengan menggunakan 3 macam standar, yakni modal yang dipakai, pendapatan yang diperoleh, dan harga program. Dalam bidang kesehatan yang dijadikan ukuran pengawasan adalah pembiayaan kegiatan atau pelayanan, hasil yang diperoleh dari pelayanan dan keuntungan kegiatan atau pelayanan. c) Pelaksanaan (implementasi) program, yaitu pengawasan terhadap waktu pelaksanaan, tempat pelaksanaan dan proses pelaksanaan apakah sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam perencanaan. d) Hal-hal yang bersifat khusus, yaitu penga.wasan yang ditujukan kepada hal-hal khusus yang ditetapkan oleh pimpinan atau manajer.
2. Metode Pengawasan Tujuan pokok pengawasan bukanlah mencari kesalahan, namun yang lebih utama adalah mencari umpan balik (feedback) yang selanjutnya memberikan pengarahan dan perbaikan-perbaikan apabila kegiatan tidak berjalan dengan semestinya. Pengawasan dapat dilakukan dengan berbagai macam-macam, antara lain: a) Melalui kunjungan langsung atau observasi terhadap objek yang diawasi. b) Melalui analisis terhadap laporan-laporan yang masuk. c) Melalui pengumpulan data atau informasi yang khusus ditujukan terhadap objek-objek pengawasan. d) Melalui tugas dan tanggung jawabpara petugas khususnya para pimpinan. Artinya fungsi pengawasan itu secaraimplisit atau fungal pejabat (pimpinan) yang diberikan wewenang. Inilah: yang Hering disebut pengawasan melekat (Waskat).
3. Proses Pengawasan Pengawasan adalah suatu proses, yang berarti bahwa suatu pengawasan itu terdiri dari berbagai langkah, yakni: 1) Menyusun rencana pengawasan. Sebelum melakukan pe¬ngawasan terlebih dahulu harus disusun rencana pengawas¬an yang antara lain mencakup: tujuan pengawasan; objek pengawasan, cara pengawasan, dan sebagainya. 2) Pelaksanaan pengawasan: yaitu melakukan kegiatan pengawasan sesuai dengan rencana yang telah disusun. 3) Menginterpretasi .dan menganalisis hasil-hasil pengawasan. Hasil-hasil pengawasan yang antara lain berupa catatan - ¬catatan dan dokumen-dokumen, foto-foto, hasil-hasil rekaman dan sebagainya diolah, diinterpretasi dan dinalisis. 4) Menarik kesimpulan dan tindak lanjut. Dari hasil analisis tersebut kemudian disimpulkan, dan menyusun saran atau rekomendasi untuk tindak lanjut pengawasan tersebut. Pengarahan pada hakikatnya adalah keputusan-keputusan pimpinan yang direncanakan dapat berjalan dengan baik. Dengan pengarahan (directing) diharapkan: 1. Adanya kesatuan perintah (unity of command), artinya dengan pengarahan ini akan diperoleh kesamaan bahasa yang hams dilaksanakan oleh para pelaksana. Sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran yang dapat membingungkan para pelaksana. 2. Adanya hubungan langsung antara pimpinan dengan bawahan, artinya dengan pengarahan yang berupa petunjuk atau perintah oleh atasan yang langsung kepada bawahan, tidak akan terjadi mis komunikasi. Di samping itu pengarah¬an yang langsung ini dapat mempercepat hubungan antara atasan dan bawahan. 3. Adanya umpan balik yang langsung: Pimpinan dengan cepat memperoleh umpan balik terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Selanjutnya umpan balik ini dapat segera digunakan untuk perbaikan.
E. Sistem Pelayanan Kesehatan Masyarakat Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen (sub-sistem) di dalam suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi. Di dalam suatu sistem terdapat elemen-elemen atau bagian-bagian di mana di dalamnya juga membentuk suatu proses di dalam suatu kesatuan, maka disebut sub-sistem (bagian dari sistem). Selanjutnya sub-sistem tersebut juga terjadi suatu proses berfungai sebagai suatu kesatuan sendiri Sebagai bagian dari sub-sistem tersebut. Sistem terbentuk dari elemen atau bagian yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Apabila salah satu bagian atau sub-sistem tidak berjalan dengan baik, maka akan mempengaruhi bagian yang lain. Secara garis besarnya elemen-elemen dalam sistem itu adalah sebagai berikut: a) Masukan (Input): Adalah sub-elemen-sub-elemen yang diperlukan sebagai masukan untuk berfungsinya sistem. b) Proses: Ialah suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah masukan sehingga menghasilan sesuatu (keluaran) yang direncanakan. c) Keluaran (out put), ialah hal yang dihasilkan oleh proses. d) Dampak (impact), akibat yang dihasilkan oleh keluaran setelah beberapa waktu lamanya. e) Umpan balik (feed back), juga merupakan hasil dari proses yang sekaligus sebagai masukan untuk sistem tersebut. f) Lingkungan (enviroment), ialah dunia di luar sistem yang mempengaruhi sistem tersebut. Contoh: Di dalam pelayanan Puskesmas, yang menjadi in¬put adalah: dokter, perawat, obat-obatan, fasilitas lain, dan sebagainya.Prosesnya adalah kegiatan pelayanan Puskesmas tersebut, out put-nya adalah pasien sembuh/tidak sembuh, jumlah ibu hamil yang dilayanani dan sebagainya, dampaknya adalah meningkatnya status kesehatan masyarakat. Sedangkan umpan balik pelayanan Puskesman antara lain keluhan-keluhan pasien terhadap pelayanan, sedangkan lingkungan adalah masyarakat dan instansi-instansi di luar Puskesmas tersebut. Sistem pelayanan kesehatan mencakup pelayanan kedokteran (medical services) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public health services). Dalam buku ini hanya dibahas sistem pelayanan kesehatan masyarakat saja. Secant umum pelayanan kesehatan masyarakat merupakan sub-sistem pelayanan kesehatan, yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa pelayanan kesehatan masyarakat tidak melakukan pelayanan kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan).
F. Sistem Rujukan Kesehatan atau sehat-sakit adalah suatu yang kontinum dimulai dari sehat walafiat sampai dengan sakit parah. Kesehatan seseorang berada dalam bentang tersebut. Secara umum dapat dibagi dalam tiga tingkat, yakni: sakit. ringan (mild), saling sedang (moderate) dan sakit parah (severe). Dengan ada 3 gradasi penyakit ini maka menuntut bentuk pelayanan kesehatan yang berbeda pula. Untuk penyakit ringantidak memerlukan pelayanan canggih. Namun sebaliknya, untuk penyakit yang sudah parah tidak cukup hanya dengan pelayanan yang sederhana saja, melainkan memerlukan pelayanan yang sangat spesifik. Hal yang dirujuk bukan hanya pasien saja, tetapi juga masalah-masalah kesehatan lain, teknologi, sarana, bahan-bahan laboratorium, dan sebagainya. Di samping itu, rujukan tidak berarti berasal dari fasilitas yang lebih rendah ke fasilitas yang lebih tinggi, tetapi juga dapat dilakukan di antara .fasilitas-fasilitas kesehatan yang setingkat. Secara garis besar rujukan dibedakan menjadi dua, yakni: a) Rujukan Medik
Rujukan ini berkaitan dengan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan pasien. Di samping itu juga mencakup rujukan pengetahuan (konsultasi media), dan bahan-bahan pemeriksaan.
b) Rujukan Kesehatan Masyarakat Rujukan ini berkaitan dengan upaya pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promosi). Rujukan ini mencakup rujukan teknologi, sarana dan operasional.
G. Monitoring dan Evaluasi Program Kesehatan Monitoring dan evaluasi merupakan bagian yang penting dari proses manajemen, karena dengan evaluasi akan diperoleh umpan -balik (feed back) terhadap porgram atau pelaksanaan kegiatan. Tanpa adanya monitoring dan evaluasi, sulit rasanya untuk mengetahui sejauh manatujuan yang direncanakan itu telah mencapai tujuan atau belum. Monitoring adalah kegiatan untuk memantau proses atau jalannya suatu program atau kegiatan. Sedangkan evaluasi adalah kegiatan untuk menilai hasil suatu program atau kegiatan. Evaluasi adalah membanding¬kan antara hasil yang telah dicapai oleh suatu program dengan tujuan yang direncanakan. Menurut kamus istilah manajemen evaluasi ialah suatu proses bersistem dan objektif menganalisis sifat dan ciri pekerjaan di dalam suatu organisasi atau pekerjaan. Dalam kegiatan evaluasi itu mencakup langkah-langkah, yaitu: a. Menetapkan atau memformulasikan tujuan evaluasi, yakni tentang apa yang akan dievaluasi terhadap program yang dievaluasi. b. Menetapkan kriteria yang akan digunakan dalam menentukan keberhasilan program yang akan dievaluasi. c. Menetapkan cara atau metode evaluasi yang akan digunakan. d. Melaksanakan evaluasi, mengolah dan menganalisis data atau hasil pelaksanaan evaluasi tersebut. e. Menentukan keberhasilan program yang dievaluasi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan tersebut, serta memberikan penjelasan-penjelasannya. f. Menyusun rekomendasi atau saran-saran tindakan lebih lanjut terhadap program berikutnya,berdasarkan hasil evaluasi tersebut. Dilihat dari implikasi hasil evaluasi bagi suatu program, dibedakan adanya jenis evaluasi, yakni evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk-men diag nosis suatu program, yang hasilnya digunakan untuk pengem¬bangan atau perbaikan program. Biasanya formatif dilakukan pada proses program (program masih berjalan). Sedangkan evaluasi sumatif adalah suatu evaluasi yang dilakukan untuk menilai hasil akhir dari suatu program. Biasanya evaluasi sumatif ini dilakukan pada waktu program telah selesai (akhir program). Meskipun demikian pada praktik evaluasi program sekaligus mencakup kedua tujuan tersebut. Evaluasi suatu program kesehatan masyarakat dilakukan terhadap tiga hal : a. Evaluasi proses ditujukan terhadap pelaksanaan program, yang menyangkut penggunaan sumber daya, seperti tenaga, dana, dan fasilitas yang lain. b. Evaluasi hasil program ditujukan untuk menilai sejauh mana program tersebut berhasil, yakni sejauh mana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Misalnya, meningkat¬nya cakupan imunisasi, meningkatnya ibu-ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya, dan sebagainya. c. Evaluasi dampak program ditujukan untuk menilai sejauhmana program ini mempunyak dampak terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Dampak program-pro¬gram kesehatan ini tercermin dari membaiknya atau meningkatnya indikator-indikator kesehatan masyarakat. Misalnya, menurunnya angka kemati bayi (IMR), meningkatnya status gizi anak balita, menurunnya angka kematian ibu, dan sebagainya. Dalam program kesehatan masyarakat, di samping evaluasi juga dilakukan monitoring atau pemantauan program. Menitoring dilakukan sejalan dengan evaluasi, dengan tujuan agar kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan program tersebut berjalan sesuai dengan yang direncanakan, baik waktunya maupun jenis kegiatannya. Dalam monitoring tidak dilakukan penilaian seperti pada evaluasi, tetapi hanya mengamati dan mencatat. Apabila terjadi ketidaksesuaian antara kegiatan dengan yang direncanakan dilakukan koreksi.
BAB III PENUTUP KESIMPULAN Dalam menjalankan proram pembangnan kesehatan pemerntah menjalankan masalah dan hasil di bidang kesehatan dari kuratif dan rehabilitatif bergeser menjadi prefentif dan edukati.hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan.
SARAN Tujuan dari suatu organisasi kesehatan hanya di wujudkan jika ada kerjasama dari semua pihak baik dari pihak perintah maupun organisasi,maupun masyarakat dalam rangka mendukung progra kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA Andriati,fenia.1998.skripsi.pesan kesehatan masyarakat tentang masalah kematian ibu maternal dalam film angin rumput savana:hasil analisis isi dan diskusi kelompok. FKMUI. AG,shaper.1987.Enviro Factors in Coronari Heart Di sease:Diet.Eur Hearrt.
MAKALAH ILMU KESEHATAN LINGKUNGAN
BalasHapusDI SUSUN OLEH :
IKE DEFI FITRIYANI
IWELDA AISYA IYA
LIVIA ERPINA
LUSI APRISA
AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “kesehatan lingkungan”.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Dan semoga sengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan teman-teman. Amin…
BAB I
BalasHapusPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya angka kematian bayi pada suatu daerah disebabkan karena faktor perilaku (perilaku perawatan pada saat hamil dan perawatan bayi, serta perilaku kesehatan lingkungan ) dan faktor kesehatan lingkungan.
Pada masa yang datang pemerintah lebih fokus pada pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan dan pengembangan wilayah yang berkesadaran lingkungan, sementara pihak pengguna infrastruktur dalam hal ini masyarakat secara keseluruhan harus disiapkan dengan kesadaran lingkungan yang lebih baik (tahu sesuatu atau tahu bersikap yang semestinya) Masa datang kita dihadapkan dengan penggunaan IPTEK yang lebih maju dan lebih kompleks yang memerlukan profesionalisme yang lebih baik dengan jenjang pendidikan yang memadai. Di samping itu dalam proses pembangunan masa datang, diperlukan adanya teknologi kesehatan lingkungan yang menitik beratkan upayanya pada metodologi mengukur dampak kesehatan dari pencemaran yang ditimbulkan oleh adanya pembangunan, Indikator ini harus mudah, murah untuk diukur juga sensitif menunjukkan adanya perubahan kualitas lingkungan.
B. Rumusan Masalah
v Pengertian Kesehatan Lingkungan
v Perumahan (housing)
V Penyediaan Air Bersih
V Pembuangan Kotoran Manusia
V Pengelolaan Sampah
V Pengelolaan air limbah
C. Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui maksud, syarat-syarat, tata cara serta ruang lingkup dari pada kesehatan lingkungan.
BAB II
BalasHapusPEMBAHASAN
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan sendiri. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah sehat-sehat atau kesehatab tersebut.
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu pengaruh atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencangkup: perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor(air limbah), rumah hewan ternak (kandang) dansebagainya.
B. Perumahan (Housing)
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun sebuah rumah
1. Faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, biologis maupun lingkngan sosial. Maksudnya, membangun sebuah rumah harus memperhatikan Tempat dimana rumah itu didirikan. Dipegunungan ataukan ditepi pantai, didesa ataukan di kota, didaerah dingin ataukan di daerah panas, didaerah dekat gunung berapi (daerah gempa) atau di daerah bebas gempa dan sebagainya.
2. Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat
Hal ini dimaksudnya rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya, untuk itu makan bahan-bahan setepat misalnya daru bambu, kayu atau rumbia, dan sebagainya, merupakan bahan-bahan pokok pembuatan rumah.
3. Teknologu yang dimiliki oleh masyarakat
Teknologi perumahan sudab begitu maju dan begitu modern. Akan tetapi, teknologi modern itu sangat mahal dan bahkan kadang-kadang tidak dimengerti dimasyarakat. Contoh : rumah limasan yang terbuat daru dinding dan atapnya dari daun rumbian yang dihuni oleh orang yang memang kemampuannya sejauh itu, dapat dipertahankan, hanya kesadaran dan kebiasaan membuat lubang anhin (jendela) yang cukup, perlu ditanamkan kepada mereka.
4. Kebijakan (peraturan) pemerintah yang menyangkut tata guna tanah
Untuk hal inu, bagi perumahan masyatakat pendesaan belum merupakan problem, namun di kota sudah menjadi masalah yang besar.
Syarat-syarat rumah yang sehat
BalasHapus1. Bahan bangunan
a. Lantai : ubin atau semen adalah baik, namun tidak cocok untuk kondisi ekonomi pedesaan. Lantai kayu sering terdapat pada rumah-rumah orang yang mampu di pedesaab, san ini pun mahal. Oleh karena itu, untuk lantai rumah pedesaan cukuplah tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang penting di sini adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah pada musim hujan. Untuk memperoleh lantai tanah yang padat (tidak berdebu) dapat ditenouh dengan nenyiram air kemudia djpadatkan dengan benda yang berat, dan dilakukan berkali-kali.
b. Dinding tembok sangat baik, namun disamping itu mahal, tembok sebenarnya kurang cocok untuk daerab tropis, lebih-lebih ventilasi tidak cukip. Dinding rumah di daerah tropis khusunya di pedesaab, lebib baik dinding atau papan. Sebab kemungkinan he delah tidak cukup, makan lubang-lubanh pada dinding atau papan tersebut dapat merupakan ventilasu, dan dapat menambah penerangan alamiah.
c. Atap genteng umum dipakai baik di daerah perkotaan maupun fipedesaan. Disamping itu atap genteng adalah cocok untuk daerah tropis, juga dapat terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya sendiri. Atap seng atau abses tidak cocok untuk rumah pedesaan, di sampung mahal juga menimbulkan suhu panas di dalam rumah.
d. Lain-lain (tiang, kasi dan reng),kayu untuk tiang, abmbu untuk kaso dan reng adalah umum dipedesaan.menurut pengalaman bahan-bahan ini tahan lama. Tetapi perlu diperhatikan bahwa lubang bambu merupakan sarang tikus yang baik. Untuk menghindari ini maka cara memotongnya harys menurut ruas-ruas bambu tersebut, apabila tidak pada ruasnya, maka lubang pada ujung-ujung bambu yang digunakan u tuk kaso tersebut di tutup dengan kayu.
2. Ventilasi
Ventilasi rumah berfungsi untuk menjaga agar aliran udara dalam rumah tersebut tetap sejuk. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh pengjuni rumah tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kekurangnya O2 dalam rumah yanh berarti kadan CO2 yang bersifay racun bagi penghuninya menjadi meningkat.
Ada dua macam ventilasi
a. Ventilasi alamiah, dimana alira. Udara dalam ruanhan tersebut terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubanh angin, lubang-lubang pada dinding dan sebagainya.
b. Ventilasi buatan, yaitu dengan menggunakan alat-alat khususnya untuk mengalirjan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin uap udara. Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan.
3. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu banyak.
Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni:
a. Cahaya alamiah yakni cahaya matahari. Cahaya ini sangat penting, karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah, misalnya baksil TBC. Oleh karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup.
b. Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya.
4. Luas bangunan rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang optimum adalah apabola dapat menyediakan 2,5 x 3m untuk setiap orang (tiap anggota keluarga).
5. Fasilitas-fasilitas dalam rumah sehat
a. Penyediaan air bersih yang cukup
b. Pembuangan tinja
c. Pembuangan air limbah (air bekas)
d. Pembuangan sampah
e. Fasilitas dapur
f. Ruang berkumpul keluarga
Untuk rumah di pedeaaan lebih cocok adanya serambi (serambi muka atau belakang).
Fasilitas lain yang perlu diadakan teesendiri untuk rumah pedesaa, yakni :
BalasHapusa. Gudang merupakan tempat penyimpanan hasil panen. Gudang dapat berupa bagian dari rumah tempat tinggal ayau bangunan tersendiri.
b. Kandang ternak. Oleh karena ternak adalah bagian hidup para petani, maka kadang-kadang ternah tersebut ditaruh di dalam rumah. Hal ini tidak sehat karena ternak merupakan sunber penyakit pila. Maka sebaiknya demi kesehatan, ternak harus dipisahkan dari rumah tinggal atau dibuatkan kandang tersendiri.
C. Penyediaan Air Bersih
Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Dalam tubuh manusia ini sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60% berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65% dan untuk bayi sekitae 80%.
Kebutuhab manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci ( bermacam-macam cucian) dan sebagainya. Menurut perhitungan WHO di negata-negata maju setiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara beekembang, termasuk indonesia setiap orang memeelukan air antara 30-60 liter per hari.
Di antara kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangan penting afalah kebutuhan minu. Oleh karena itu, untuk keperluan minum (termasuk untuk masak) air harus mempunyai prsyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia.
Syarat-syarat air minum yang sehat:
a. Syarat fisik
Yaitu bening(tidak berwarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu udara diluarnya.
b. Syarat bakteriologis
Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri patogen.
c. Syarat kimia
Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu dalam jumlah yang tertentu pula.
Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia dalam air, akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia.
Sumber-sumber air minum.
Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum. Sumber-sumber air yang berasal dari alam sebagai berikut:
1. Air hujan
Air hujan dapat ditampung kemudia dijadikan air minum.
Akan tetapi, air hujan ini tidak mengandung kalsium. Oleh karena itu, agar dapat dijadikan air minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium didalamnya.
2. Air sungai dan danau
Menurut asalnya sebagian dari air sungai dan air danau ini juga dari air hujan yang mengalir melalui saluran-saluran kedalam sungai atau danau. Kedua sumber ini sering disebut air permukaan.
3. Mata air
Air yang keluar dari mata air ini biasanya berasal dari air tanah yang muncul secara alamiah. Oleh karena itu, air dan mata air ini bila belum tercemar oleh kotoran sudah dapat dijadikan air minum langsung.
4. Air sumur dangkal
Air ini keluar dari dalam tanah, juga disebut air tanah. Air berasal dari lapisan air didalam tanah yang dangkal. Dalamnya lapisan air ini dipermukaan tanah dan temlat yang satu ketempat yang lain berbeda-beda.
5. Air sumur dalam
Air ini berasal dari lpisan air kedua didalam tanah. Dalamnya dari permukaan tanah biasanya diatas 15m. Oleh karena itu, sebagian besar air sumur kedalaman seperti ini sudah cukup sehat untuk dijadikan air minum yang langsung (tanpa melalui proses pengolahan).
Pengolahan Air Minum Secara Sederhana
BalasHapus1. Pengolahan secara alamiah
Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan (storage) Dari air yang diperoleh dari berbagai macam sumber, seperti air danau air kali, air sumber(mata air), dan sebagainya. Dalam penyimpanan ini air dibiarkan untuk beberapa jam ditempatnya. Kemudian akan terjadi koagulasi dari zat-zat yang terdapat dalam air, dan akhirnya terbentuk endapan. Air akan menjadi jernih karena partikel-partikel yang ada dalam air akan ikut mengendap.
2. Pengolahan air dengan menyaring
Penyaringan air dengan sederhana dapat dilakukan dengan krikil, ijuk, dan pasir. Lebih lanjut akan diuraikan kemudian. Penyaringan lasir dengan tekhnologi tinggi dapat dilakukan oleh PAM (perusahaan Air Minum) yang hasilnya dapat dikonsumsi umum.
3. Pengolahan air dengan menambah zat kimia
Zat kimia yang digunakan dapat berupa dua macam, yakni zat kimia yang berfungsi untuk koagulasi, dan akhirnya mempercepat pengendapan, (misalnya tawas). Zat kimia yang Kedua berfungsi untuk menyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang ada dalam air, misalnya chlor)
4. Pengolahan air dengan mengalirkan udara
Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak, menghilangkan gas-gas yang tidak diperlukan, misalnya CO2 dan juga menaikan derajat kesamaan air.
5. Pengolahan air dengan memanaskan sampai mendidih
Tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air. Pengolahan semacam ini lebih tepat hanya untuk konsumsi keciL, misalnya untuk kebutuhan rumah tangga.
Dilihat dari segi konsumennya, pengolahan air pada prinsipnya dapat digolongkan menjadi dua, yakni:
1) Pengolahan air minum untuk umum
a. Penampungan air hujan
b. Pengolahan air sungai
c. Pengolahan mata air
2) Pengolahan air untuk rumah tangga
a. Air sumur
b. Air hujan
D. Pembuangan kotoran manusia
Yang dimaksud kotiran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh.
Zat-zat tersebut berbentuk tinja (feces), air seni (urine), dan CO2. Dilihat dari segi kesehatan masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah yang pokok untuk sedini mungkin diatasi. Karena kotoran manusia(feces) adalah sumber penyebaran penyakit yang multi kompleks. Disamping dapat langsung mengontaminasi makanan, minuman, sayuran, dan sebagainya, juga air, tanah, serangga (lalat, kecoa, dan sebagainya) dan bagian-bagian tubuh kita dapat terkontaminasi oleh tinja tersebut. Beberapa penyakit yang dapat disebarkan oleh tinja manusia antara lain: tifus, disentri, kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kremi, tambang, pita), schistosomiasis dan sebagainya.
1.PENGELOLAAN PEMBUANGAN KOTORAN MANUSIA
Untuk mencegah sekurang kurangnya mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik,maksudnya pembuangan kotoran harus disuatu tempat tertentu atau jamban yang sehat.suatu jamban disebut sehat untuk daerah pedesaan harus memenuhi persyaratan persyaratan sebagai berikut:
1. Tidak mengotori permukaan tanah disekeliling jamban tersebut
2. Tidak mengotori air permukaan disekitarnya
3. Tidak mengotori tanah disekitarnya
4. Tidak terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa,dan binatang binatang lainnya.
5. Tidak menimbulkan bau
6. Mudah dipergunakan dan dipelihara(Maintenance)
7. Sederhana desainnya
8. Murah
9. Dapat diterima oleh pemakainya
Agar persyaratan-persyaratan ini dapat dipenuhi maka perlu diperhatikan antara lain:
BalasHapus1. Sebaiknya jamban tersebut tertutup
2. Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat
3. Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidak mengganggu pemandangan,tidak menimbulkan bau,dan sebagainya.
4. Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air atau kertas pembersih
2.TEKNOLOGI PEMBUANGAN KOTORAN MANUSIA SECARA SEDERHANA
Tekonologi pembuangan kotoran manusia untuk daerah pedesaan sudah tentu berbeda dengan teknologi jamban didaerah perkotaan.
Tipe-tipe jamban yang sesuai dengan teknologi pedesaaan antara lain:
1. Jamban cemplung,kakus (pit latrine)
Jamban cempulung iinisering kita jumpai dipedasaan tetapi jamban cemplung ini kurang sempurna karena jamban cemplung ini tanpa rumah dan tanpa tutup
2. Jamban cemplung berventilasi (ventilasi improved pit latrine= VIP Latrine)
Jambam ini hampir sama dengan jamban cemplung,bedanya lebih lengkap,yakni mnggunakan ventilasi pipa.
3. Jamban empang
Jamban ini dibangun diatas empang ikan.
4. Jamban pupuk (the compost privy)
Pada prinsipnya jamban ini seperti kaskus cemplung,hanya lebih dangkal galiannya.disamping itu jamban ini juga untuk mebuan kotoran binatang dan sampah,daun daunan.
5. Saptic tank
Latrin jenis septic tank ini merupakan cara yang paling memenuhi persyaratan,oleh sebab itu,cara pembuangan tinja semacam ini yang dianjurkan.
E.Pengelolaan sampah
Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia,atau benda padat yang sudah tidak digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibauang.
Dengan demikian sampah mengandung prinsip-prinsip sebgai berikut:
• Adanya sesuatu benda atau benda padat.
• Adanya hubungan langsung/tidak langsung dengan kegiatan manusia.
• Banda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi
1.sumber-sumber sampah.
a. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes)
b. Sampah yang berasal dari tempat tempat umum
c. Sampah yang berasal dari perkantoran
d. Sampah yang berasal dari jalan
e. Sampah yang berasal dari industri (industrial wastes)
f. Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan
g. Sampah yang berasal dari pertambangan
h. Sampah yang berasal dari peternakan dan pernikahan
2.jenis jenis sampah
Sampah sebenarnya meliputi tiga jenis sampah yakni: sampah padat,sampah cair,dan sampah dalam bentuk gas.
1.berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya sampah dibagi menjadi
-sampah an organik
-sampah organik
2.berdasarkan dapat dan tidaknya dibakar
-sampah yang mudah dibakar : kertas,karet,kayu,plastik,dll
-sampah yang tidak mudah dibakar : kaleng bekas,logam/besi bekas,pecahan gelas,kaca.dll
3.berdasarkan karakteristik sampah
a. Garbage
b. Rubbish
c. Ashes(abu)
d. Sampah jalanan
e. Sampah industri
f. Bangkai binatang (dead animal)
g. Bangkai kendaraan (abandoned vehicle)
h. Sampah pembangunan (construction wastes)
3.Pengelolaan Sampah
sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat,karena dari sampah tersebut akan akan hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit (bakteri patogen),dan juga binatang serangga sebagai pemindah/penyebar penyakit(vektor)
cara-cara pengolahan sampah antara lain:
a.pengumpulan dan pengangkutan sampah
pengumpulan sampah menjadi tanggung jawab pribadi ,kemudian masing-masing sampah diangkut ke tempat penampungan sementara sampah(tps),dan selanjutnya ke tempat penampungan akhir(tpa) sampah rumah tangga daerah pedesaan umumnya didaur ulang menjadi pupuk.
b.pemusnahan dan pengolahan sampah
1.ditanam(landfill)
pemusnahan sampah dengan membuat lubang di tanah kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun ditanah
2.dibakar (inceneration)
yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar didalam tungku pembakaran (incenerator)
3.dijadikan pupuk(composting),yaitu pengolahan sampah menjadi pupuk(kompos),khususnya sampah organik daun-daunan,sisa makanan,dan sampah lain yang dapat membusuk.hal ini sudah biasa,sedangkan di daerah perkotaan hal ini perlu dibudidayakan.dengan demikian maka masalah sampah akan berkurang.
f.pengelolaan air limbah
BalasHapusair limbah atau air buangan adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia,baik kegiatan rumah tangga
maupun kegiatan lain seperti industri,perhotelan,dan sebagainya.meskipun merupakan air sisa,namun volumenya besar,karena lebih kurang 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor (tercemar).selanjutnya air limbah ini akhirnya akan digunakan oleh manusia lagi.oleh karena itu,air buangan ini harus dikelola secara lebih baik.
air limbah berasal dari berbagai sumber,secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi:
1.air buangan yang bersumber dari rumah tangga(domestic wastes water)
berasal adri air bekas cucian dapur dan kamar mandi,dan umumnya terdiri dari bahan-bahan organik.
2.air buangan industri (industrial wastes water)
yang berasal dari berbagai jenis industri akibat proses produksi.zat-zat yang terkandung antara lain:
nitrogen,sulfida,amoniak,lemak,garam-garam,zat pewarna,mineral,logam berat zat pelarut,dsb.pengolahan limbah ini akan menjadi lebih rumit.
3. air buangan kotapraja(municipal wastes water)
yaitu air buangan yang berasal dari daerah:perkantoran,perdagangan,hotel,restoran,tempat-tempat umum,tempat-tempat ibadah,dsb.umumnya air dalam limbah ini sama kandungannya dengan limbah rumah tangga .
1.karakteristik air limbah
secara garis besar karakteristik air limbah digolongkan menjadi:
a.karakter fisik
sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil dari bahan –bahan padat suspensi,yang kadang-kadang mengandung sisa-sisa kertas,bewarna bekas cucian beras dan sayur,bagian-bagian tinja,dsb
b.karakteristik kimiawi
biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia an-organikberasal dari penguraian tinja,urin dan sampah yang sudah mulai membusuk.substansi organik air buangan terdiri dari dua gabungan,yakni:
a.gabungan yang mengandung nitrogen,misalnya:urea,protein,amina,dan asam amino
b.gabungan yang tidak mengandung nitrogen,misalnya:lemak,sabun dan karbohidrat,termasuk selulosa
c.karakteristik biologis
kandungan bakteri patogen serta golongan coli terdapat dalam air limbah tergantung darimana sumbernya.gangguan kesehatan yang dapat timbul:
a.menjadi transmisi/media penyebaran penyakit terutama:kolera,tyfus,disentri
b.menimbulkan bau tidak sedap
c.menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk dan larva
untuk mencegah atau mengurangi akibat buruk tersebut diperlukan kondisi dan upaya sedemikian rupa sehingga:
a,tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber air
b.baunya tidak mengganggu
tidak menjadi berkembang biaknya berbagai bibit penyakit dan vektor
2. cara pengolahan air limbah secara sederhana
a. pengenceran(dilution)
air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah,kemudian baru dibuang ke badan –badan air.akan tetapi,dengan makin bertambahnya penduduk yang berarti makin mening katnya kegiatan manusia,maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu banyak,dan diperlukan air pengenceran terlalu banyak pula,maka cara ini tidak dapat dipertahankan lagi.
disamping itu,cara ini menimbulkan kerugian lain;bahaya kontaminasi terhadap aliran-aliran air masih tetap ada,pengendapan yang akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air,seperti selokan,sungai,danau,dsb.selanjutnya menimbulkan banjir.
b.kolom oksidasi(oxidation ponds)
pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari,ganggang(algae).bakteri dan oksigan dalam proses pembersihan alamiah.air limbah dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meterdinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapu.lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman,dan didaerah yang terbuka,sehingga memungkinkan sirkulasi angin dengan baik.
c.irigasi
BalasHapusair limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali,dan air akan merembes masuk kedalam tanah melaui dasar dan dinding parit tersebut.dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan.hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga,perusahaan susu sapi,rumah potong hewan,dan lain-lain.dimana kandungan zat-zat organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tanam-tanaman.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesehatan lingkungnan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam keseimbangan ekologis.
Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
1. Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai
2.. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
3. Mengolah tanah sebagaimana mestinya
4. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong
Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan.
Daftar pustaka
Soekidjo, notoatmojo. 2011. Kesehatan masyatakat ilmu dan seni. Jakarta : Rineka cipta, 2011
Maaf buk, postingan di atas dari kelompok 7 buk, dengan materi ilmu kesehatan lingkungan.
BalasHapusNama anggota kelompok sudah tertera di bagian atas ya buk, terimakasih.
MASALAH DAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT LANSIA
BalasHapusOleh :
1. Pretty parsaoran sihaloho
2. Yeti safitri
3. Ririn karmelia
4. maya safitri.m
Akademi Kebidanan Adila
Bandar Lampung
2018
Kata pengantar
Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit,memperpanjang hidup,dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian
masyarakat untuk perbaikan lingkungan,dan sebagainya. Meskipun batasan kesehatan masyarakat ini telah dirumuskan oleh winslow seabad yang lalu,namun sampai saat ini batasan tersebut masih relevan.inti nya kesehatan mempunyai dua aspek yaitu keilmuan atau teori dan seni atau aplikasinya.
Menurut UU No. 13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan lansia usia menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Pada tahun 2000,penduduk lansia di dunia 426 juta atau sekitar 6,8%.jumlah ini akan meningkat 2 kali lipat pada tahun 2025,yaitu menjadi 828 juta atau sekitar 9,7% dari total penduduk dunia.
Daftar isi
Bab I
1.1 pendahuluan………………………………………………….....................4
1.2 rumusan masalah…………………………………………….....................4
1.3 Tujuan………………………………………………………......................4
Bab II
2.1 pengertian…………………………………………………........................5
2.2 sejarah……………………………………………………….....................5
2.3 definisi usia lanjut…………………………………………......................6
2.4 masalah pada usia lanjut pada saat ini………………………...................7
Bab III
3.1 kesimpulan……………………………………………….........................8
3.2 saran……………………………………………………...........................8
daftar pustaka...................................................................................................9
Bab I
1.1 pendahuluan
salah satu hasil pembangunan kesehatan di Indonesia adala meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy).dilihat dari sisi ini pembangunan kesehatan di Indonesia sudah cukup berhasil,karena angka harapan hidup bangsa kita telah meningkat secara bermakna.namun,disisi lain dengan meningkatnnya angka harapan hidup ini membawa beban bagi masyarakat,karena populasi pendudk lansia meningkat hal ini berarti kelompok risiko dalam masyarakat kita menjadi lebih tinggi.
Menurut UU No. 1 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan lanjut usia menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai 60 tahun keatas.pada tahun 2000,penduduk usia lanjut di seluruh dunia berjumlah 426 juta atau sekitar 6,8% pada tahun2025 akan meningkat menjadi 2 kali lipat. Di Negara maju ternyata lnsia juga mengalami peningkatan antara lain jepang(17,2%) singapura (8,7%) dan hongkong (12,9%)
1.2 rumusan masalah
1. Bagaimana sistem kesehatan lansia ?
2. Bagaimana pelayanan kesehatan pada lansia?
1.3 tujuan
1. Untuk Mengetahui bagaimana sistem kesehatan lansia
2. Untuk Mengetahui bagaimana pelayanan kesehatan pada lansia
Bab II
BalasHapus2.1 pengertian
Gerontology merupakan ilmu pengetahuan cukup popular yang mempelajari masalah usia lanjut(lansia). Beberapa pengertian menurut
a. kamus Dorland
gerontology dari bahasa yunani geronto orang tua merupaan gabungan menunjukan hubungan dengan umur tua atau orang tua. Logy dari kata logos yaitu perkataan atau alasan berarti ilmu atau study
b. menurut PERGERI
gerontology adala pengetahuan yang mencakup segala bidang persoalan mengenai orang berusia lanjut yang didasarkan pada hasil-hasil peneyidikan ilmu antropologi
2.2 sejarah dan perkembangan gerontology
Pada zaman dahulu ada dua hal bertentangan,yaitu aksi usia lanjut dan peduli usia lanjut seperti di mesir usia lanjut di bunuh setiap upacara peringatan berbeda pada daerah cina yang sangat peduli dengan usia lanjut karena mereka menganggap berbakti pada orang tua.
• Undang-undang No.4 tahun1965 tentang pemberian bantuan bagi orang jompo
• Undang-undang kesehatan No.6 tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial.
• Undang-undang No.10 tahun1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera
2.3 definisi lanjut usia
Menurut kamus besar bahasa Indonesia 1995 lansia adalah tahap masa tua dalam perkembangan individu dengan batas usia 60 tahun keatas.
Batasan penduduk lansia dapat dilihat dari aspek-aspek biologi,ekonomi,sosial,dan usia atau batasan usia,yaitu:
a. Aspek biologis
Aspek biologis adalah penduduk yag telah menjalani proses penuaan,dalam arti menurunnya daya tahan fisik yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh terhdap serangan penyakit yan dapat menyebabkan kematian.
b. Aspek ekonomi
Lansia di pandang sebagai beban dari pada potensi sumberdaya bagi pembangunan.warga tua dianggap tidak produktif lagi dan hidupnya perlu ditopang oleh generasi yang muda.
c. Aspek sosial
Dari sudut sosial lansia di pandang sebagai kelompok sendiri.penduduk lansia menduduki kelas sosial yang tinggi yang harus dihormati oleh masyarakat yang usianyalebih muda.
d. Aspek umur
• Kelompok pertengahan umur.
Usia 45-54 tahun
• Kelompok usia lanjut dini
Usia 55-64 tahun
• Kelompok usia lanjut
Kelompok dalam masa senium 65 tahun keatas
2.3 masalah yang terjadi pada usia lanjut
gangguan penglihata di sebabkan atarak dan glaucoma
a. katarak
pada lansia dapat di akibatkan oleh pengobatan steroid yang lama,trauma maupun radiasi bisa jadi tidak ada penyebabnya (idiopatik)
b. glaucoma
peningkatan tekanan didalam bola mata dapat terjadi secara akut maupun mendadak. gejala kabur penglihatan disertai nyeri,pusing,muntah dan kemerahan pada mata.
Gangguan pendengaran prebikusi dan gangguan komunikasi
a. presbikusis gangguan pendengaran pada lansia disebut presbikusis. Laki-laki lebih banyak terserang dari pada perempuan
b. gangguan komunikasi
gangguan ini terjadi karena gangguan suara lain sunber suara mengalami distorsi dan kondisi akustik ruangan yang tidak sempurna seperti ruang pertemuan yang berdindingmudah memantulkn suara.
Perubahan lain yaitu saluran pencernaan,masalah fungsi hati,dan masalah fungsi ginjal dll.
Bab III
BalasHapus3.1 KESIMPULAN
Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni menegah penyakit,memperpanjang hidup,dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian
masyarakat untuk perbaikan lingkungan,dan sebagainya.terutama kesehatan lansia.Jumlah lansia semkin tahun semakin bertambah dan masalah lansia semakin banyak terjadi pada lansia . Menurut kamus besar bahasa Indonesia 1995 lansia adalah tahap masa tua dalam perkembangan individu dengan batas usia 60 tahun keatas.
Batasan penduduk lansia dapat dilihat dari aspek-aspek biologi,ekonomi,sosial,dan usia atau batasan usia
3.3 saran
sebaiknya masyarakat dan tenaga kesehatan untuk memperdulikan kesehatan lansia dan mengutamakan masalah masalah yang terjadi pada lansia saat ini untuk mengutamakannya sebagai cara menghindari masalah yang terajdi pada lansia
Daftar pustaka
Dapartemen kesehatan RI 2006. Pedoman puskesmas santun usia lanjut bagi petugas kesehatan. Jakarta: Depkes.RI
Dapartemen kesehatan RI. 2005. Pedoman pembinaan kesehatan usia lanjut bagi petugas kesehatan II : Materi pembinaan.jakarta : depkes RI.
MAKALAH
BalasHapusTENTANG MANAJEMEN KESEHATAN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK:5
DEWI HANIATI
NIA DANIAH
SUCI RAMADHANTY
SUSI PUSPITA SARI
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kita Panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas kehendak-Nya jualah sehingga makalah yang berjudul MANAJEMEN KESEHATAN Ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya, sebagai mana yang di harapkan.
Dalam makalah ini penulis diberi kesempatan untuk menyelesaikannya sesuai dengan buku panduan dan berbagai akses internet. Maka dari itu kami hanturkan terima kasih kepada dosen, dan rekan-rekan mahasiswa serta semua yang turut membantu kami dalam menyelesakan makalah ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat kontruktif demi kesempurnaan makalah ini.
Bandar Lampung , 27 April 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
1.2 tujuan
1.3 manfaat
BAB II MANAJEMEN KESEHATAN MASYARAKAT
2.1 pengertian
2.2 perencanaan kesehatan
2.3 perorganisasian
2.4 Pengawasan dan pengarahan
2.5 Sistem pelayanan masyarakat
2.6 Sistem rujukan
2.7 Monotoring dan evaluasi program kesehatan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelayanan kesehatan, baik di Rumah Sakit maupun di Puskesmas, akan diapresiasi oleh masyarakat luas selaku pengguna layanan jika pelayanan kedua institusi pelayanan kesehatan tersebut bermutu. Pelayanan kesehatan yang bermutu pasti menggunakan pendekatan manajemen sehingga pengelolaannya menjadi efektif, efisien, dan produktif. Untuk bisa menyediakan pelayanan kesehatan seperti itu, pimpinan dan staf dari kedua institusi pelayanan tersebut harus menerepkan prinsip-prinsip manajemen (Muninjaya, 2012).
Manajemen adalah ilmu terapan yang dapat dimanfaatkan di berbagai jenis organisasi untuk membantu manajer dalam memecahkan masalah organisasi, sehingga manajemen juga dapat digunakan dalam bidang kesehatan untuk membantu manajer organisasi pelayanan kesehatan memecahkan masalah kesehatan masyarakat. Menurut Notoatmodjo (2003), manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur petugas kesehatan dan non-petugas kesehatan masyarakat melalui program kesehatan. (Herlambang &Murwani, 2012).
Sebagian besar penempatan dokter yang baru lulus diarahkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga medis di puskesmas seluruh Indonesia. Dokter tidak saja berperan sebagai medicus practicus, tetapi juga sebagai pimpinan unit kerja pelayanan kesehatan seperti sebagai kepala puskesmas (Muninjaya, 2012). Selain itu, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, menyebutkan dalam pasal 34 ayat 1 bahwa setiap pimpinan penyelenggaraan fasilitas pelayanan kesehatan perseorangan harus memiliki kompetensi manajemen kesehatan perseorangan yang dibutuhkan (Kemenkes, 2009). Untuk itu, dokter dituntut untuk mengembangkan managerialship dan leadership-nya sehingga tugas pokok dan fungsi puskesmas berkembang efektif,efisien,dan produktif. Oleh karena itu, penting bagi dokter untuk mengetahui lebih dalam serta memiliki kemampuan mengenai manajemen kesehatan dan manajemen puskesmas (Muninjaya, 2012).
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang manajemen kesehatan dan manajemen puskesmas serta peran seorang dokter dalam manajemenkesehatan dan manajemen puskesmas.
1.3 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis dan pembacakhususnya dokter agar dapat lebih mengetahui dan memahami mengenai Manajemen Kesehatan dan Manajemen Puskesmas sehingga dapat menerapkannya saat bertugas sebagai dokter nantinya.
BAB II
BalasHapusMANAJEMAN KESEHATAN MASYARAKAT
A. Pengertian Manajemen Kesehatan
Dalam kegiatan apa saja, agar kegiatan tersebut dapat mencapai tujuannya secara efektif diperlukan pengaturan yang baik. Demikian juga kegiatan dan atau pelayanan kesehatan masyarakat memerlukan pengaturan yang baik, agar tujuan tiap kegiatan atau program itu tercapai dengan baik Prosess pengaturan kegiatan ilmiah ini disebut manajemen, sedangkan proses untuk mengatur kegiatan-kegiatan atau pelayanan kesehatan masyarakat disebut 'Manajemen Pelayanan Kesehatan Masyarakat'.
Manajemen adalah suatu kegiatan untuk mengatur orang lain guna mencapai tujuan atau menyelesaikan pekerjaan. Apabila batasan ini diterapkan dalam bidang kesehatan masyarakat dapat dikatakan sebagai berikut. "Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan non-petugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program kesehatan."
Dengan kata lain manajemen kesehatan masyarakat adalah penerapan manajemen umum dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat sehingga yang menjadi objek atau sasaran manajemen adalah sistem pelayanan kesehatan masyarakat. Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh, terpadu yang terdiri dari berbagai elemen (sub-sistem) yang saling berhubungan dalam suatu proses atau struktur dalam upaya menghasilkan sesuatu atau mencapai suatu tujuan tertentu. Oleh sebab itu, kalau berbicara sistem pelayanan kesehatan adalah struktur atau gabungan dari sub-sistem dalam suatu unit atau' dalam suatu proses untuk mengupayakan pelayanan kesehatan masyarakat baik preventif kuratif, promotif maupun rehabilitatif. Sehingga sistem pelayanan kesehatan ini dapat berbentuk Puskesmas, Rumah Sakit, Balkesmas, dan unit-unit atau organisasi-organisasi lain yang mengupayakan peningkat¬an kesehatan.
Fungsi-fungsi manajemen itu pada garisnya terdiri dari:
a. Perencanaan (Planning)
b. Pengorganisasian (Organizing)
c. Penyusunan personalia (Staffing)
d. Pengkoordinasian (Coordinating)
e. Penyusunan anggaran (Budgeting)
B. Perencanaan Kesehatan
Perencanaan adalah suatu kegiatan atau proses penganalisisan dan pemahaman sistem, penyusunan konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan demi masa depan yang baik. Dari batasan ini dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan antara lain:
a. Perencanaan harus didasarkan kepada analisis dan pemahaman sistem dengan baik.
b. Perencanaan pada hakikatnya menyusun konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan misi organisasi.
c. Perencanaan secara implisit mengemban misi organisasi untuk mencapai hari depan yang lebih baik.
Secara sederhana dan awam dapat dikatakan bahwa perencanaan adalah suatu proses yang menghasilkan suatu uraian yang terinci dan lengkap tentang suatu program atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Oleh sebab itu, hasil proses perencanaan adalah `Rencana' (plan). Perencaan atau rencana itu sendiri banyak macamnya, antara lain:
a) Dilihat dari jangka waktu berlakunya rencana
1) Rencana jangka pendek (Long term planning), yang berlaku antara 10-25 tahun.
2) Rencana jangka menengah (Medium range planning), yang berlaku antara 5-7 tahun.
3) Rencana jangka pendek (Short range planning), umumnya berlaku hanya untuk 1 tahun.
b) Dilihat dari tingkatannya
1) Rencana induk (masterplan), lebih menitikberatkan uraian kebijakan organisasi. Rencana ini mempunyai tujuan jangka panjang dan mempunyai ruang lingkup yang luas.
BalasHapus2) Rencana operasional (operational planning), lebih menitikberatkan pada pedoman atau petunjuk dalam meIaksanakan suatu program.
3) Rencana harian (Day to day planning) ialah rencana harian yang bersifat rutin.
c) Ditinjau dari ruang lingkupnya
1. Rencana strategis (strategi planning), berisikan uraian tentang kebijakan tujuan jangka panjang dan waktu pelaksanaan yang lama. Model rencan.a ini sulit untuk diubah.
2. Rencana taktis (tactical planning) salah rencana yang berisi uraian yang bersifat jangka pendek, mudah menyesuaikan kegiatan-kegiatannya, asalkan tujuan tidak berubah.
3. Rencana menyeluruh (comprehensive planning), ialah rencana yang mengandung uraian secara menyeluruh dan lengkap.
4. Rencana terintegrasi (integrated planning), ialah rencana yang mengandung uraian yang menyeluruh bersifat terpadu, misalnya dengan program lain di luar kesehatan.
Meskipun ada berbagai jenis perencanaan berdasarkan aspek-aspek tersebut di atas, namun praktiknya sulit untuk dipisah-pisahkan seperti pembagian tersebut.
1. Proses Perencanaan
Perencanaan dalam suatu organisasi adalah suatu proses, dimulai dari identifikasi masalah, penentuan prioritas masalah, perencanaan pemecahan masalah, implementasi (pelaksanaan pemecahan masalah) dan evaluasi. Dari hasil evaluasi tersebut akan muncul masalah-masalah baru, kemudian dari masalah-masalah tersebut dipilih prioritas masalah, dan selanjutnya kembali ke siklus semula.
Di bidang kesehatan khususnya, proses perencanaan ini pada umumnya menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem solving), seperti digambarkan di atas. Secara terinci langkah-langkah perencanaan kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Indentifikasi Masalah
Perencanaan pada hakikatnya adalah suatu bentuk rancangan pemecahan masalah. Oleh sebab itu, langkah awal dalam perencanaan kesehatan adalah mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan masyarakat di lingkungan unit organisasi yang bersangkutan.
b. Menetapkan Prioritas Masalah
Kegiatan identifikasi masalah menghasilkan segudang masalah kesehatan yang menunggu untuk ditangani. Oleh karena keterbatasan sumber daya baik biaya, tenaga, dan teknologi, maka tidak semua masalah tersebut dapat dipecahkan sekaligus (direncanakan pemecahannya). Untuk itu maka harus dipilih masalah yang mana yang 'fleksible' untuk dipecahkan. Proses memilih masalah ini disebut memilih atau menetapkan prioritas masalah. Pemilihan prioritas dapat dilakukan melalui 2 cara, yakni .
BalasHapusc. Menetapkan Tujuan
Menetapkan tujuan perencanaan pada dasarnya adalah membuat ketetapan-ketetapan tertentu yang ingin dicapai oleh perencanaan tersebut. Penetapan tujuan yang baik apabila dirumuskan secara konkret dan dapat diukur. Pada umumnya dibagi dalam tujuan umum dan tujuan khusus.
a) Tujuan Umum
Adalah suatu tujuan masih bersifat umum, dan masih dapat dijabarkan ke dalam tujuan-tujuan khusus, dan pada umumnya masih abstrak.
Contoh:
Meningkatkan status gizi anak balita di Kecamatan Cibadak.
b) Tujuan Khusus
Adalah tujuan-tujuan yang dijabarkan dari tujuan umum. Tujuan khusus merupakan jembatan untuk tujuan umum, artinya tujuan umum yang ditetapkan akan tercapai, apabila tujuan-tujuan khususnya tercapai. Contoh: Apabila tujuan umum seperti contoh tersebut di atas dijabarkan ke dalam tujuan khusus menjadi sebagai berikut:
1. Meningkatnya perilaku ibu dalam memberikan makanan bergizi kepada anak balita.
2. Meningkatnya jumlah anak balita yang ditimbang di Posyandu.
3. Meningkatnya jumlah anak yang berat badannya naik dan sebagainya.
d. Menetapkan Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan adalah uraian tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Pada umumnya kegiatan mencakup 3 tahap pokok, yakni:
1. Kegiatan pada tahap persiapan, yakni kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebelum kegiatan pokok dilaksanakan, misalnya: rapat-rapat koordinasi, perizinan dan sebagainya.
2. Kegiatan pada tahap pelaksanaan yakni kegiatan pokok program yang bersangkutan.
3. Kegiatan pada tahap penilaian yakni kegiatan untuk mengevaluasi seluruh kegiatan dalam rangka pencapaian program tersebut.
e. Menetapkan Sasaran (Target Group)
Sasaran (target group) adalah kelompok masyarakat tertentu yang akan digarap oleh program yang direncanakan tersebut. Sasaran program kesehatan biasanya dibagi dua, yakni:
(a) Sasaran langsung, yaitu kelompok yang langsung dikenal oleh program. Misalnya kalau tujuan umumnya: meningkatkan status gizi anak balita seperti tersebut di atas, maka sasaran langsungnya adalah anak balita.
(b) Sasaran tidak langsung, adalah kelompok yang menjadi sasaran antara program tersebut, namun berpengaruh sekali terhadap sasaran langsung.
Misalnya, seperti contoh di atas, anak balita sebagai sasaran langsung sedangkan ibu anak balita sebagai sasaran tidak langsung. Ibu anak balita, khususnya perilaku ibu dalam memberikan makanan bergizi kepada anak sangat menentukan status gizi anak balita tersebut.
f. Waktu
Waktu yang ditetapkan dalam perencanaan adalah sangat tergantung dengan jenis perencanaan yang dibuat serta kegiatan-kegiatan yang ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan. Oleh sebab itu, waktu dan kegiatan sebenarnya dapat dijadikan satu, dan disajikan di dalam bentuk matriks, yang disebut 'Gant Chart'.
g. Organisasi dan Staf
Dalam bagian ini digambarkan atau diuraikan organiHasi dan sekaligus staf atau personel yang akan melaksanak a ti kegiatan-kegiatan atau program tersebut. Di samping itu juga diuraikan tugas (jobdescription) masing-masing pelaksana tersebut. Hal ini penting karena masing-masing orang yang terlibat dalam program tersebut mengetahui dan melaksanakan kewajiban.
h. Rencana Anggaran
Adalah uraian tentang biaya-biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan, mulai dari persiapan sampai dengan evaluasi. Biasanya rincian rencana biaya ini dikelompokkan menjadi:
a) Biaya personalia
b) Biaya operasional
c) Biaya sarana dan fasilitas
BalasHapusd) Biaya penilaian
i. Rencana Evaluasi.
Rencana evaluasi sering dilupakan oleh para perencana, padahal hal ini sangat penting. Rencana evaluasi adalah suatu uraian tentang kegiatan yang akan dilakukan untuk menilai sejauh mana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tersebut telah tercapai.
C. Pengorganisasian
Setelah perencanaan telah dilakukan atau telah selesai (menjadi rencana), maka selanjutnya harus dilakukan pengorganisasian. Yang dimaksud pengorganisasian adalah mengatur personal atau staf yang ada dalam institusi tersebut agar semua kegiatan yang telah ditetapkan dalam rencana tersebut dapat berjalan dengan baik, yang akhirnya semua tujuan dapat dicapai. Dengan kata lain pengorganisasian adalah pengkoordinasian kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan suatu institusi, guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengorganisasian mencakup beberapa unsur pokok, antara lain:
a. Hal yang diorganisasikan ada 2 macam, yakni:
1) Pengorganisasian kegiatan ialah pengaturan berbagai kegiatan yang ada di dalam rencana sehingga mem bentuk satu kesatuan yang terpadu untuk mencapai tujuan.
2) Pengorganisasian tenaga pelaksanaanialah mencakup pengaturan hak dan wewenang setiap tenaga pelaksana sehingga semua kegiatan mempunyai penanggung jawabnya.
b. Proses pengorganisasian ialah langkah-langkah yang harus dilakukan sedemikian rupa sehingga semua kegiatan dan tenaga pelaksana dapat berjalan sebaik-baiknya.
c. Hasil pengorganisasian ialah terbentuknya wadah atau sering disebut 'struktur organisasi' yang merupakan perpaduan antara kegiatan dan tenaga pelaksana.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengorga¬nisasian adalah suatu proses yang menghasilkan (struktur organisasi). Struktur organisasi adalah visualisasi kegiatan dan pelaksana kegiatan (personel) dalam suatu institusi. Dilihat dari segi pembagian kegiatan dan pelaksanaan tugas, fungsi dan wewenang, maka organisasi secara umum dibedakan atas 3 jenis, yakni:
1. Organisasi Lini (Line Organization)
Dalam jenis organisasi ini, pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan yang tegas antara pimpinan dan pelaksana¬an. Peran pemimpin dalam hal ini sangat dominant di mana semua kekuasaan di tangan pimpinan. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan kegiatan yang utama adalah wewenang dan perintah. Memang bentuk organisasi semacam ini khususnya di dalam institusi-institusi yang kecil sangat efektif, karena keputusan-keputusan cepat diambil dan pelaksanaan keputusan juga cepat. Kelemahannya jenis organisasi semacam ini kurang manusiawi, lebih-lebih para pelaksana tugas bawahan hanya dipandang sebagai robot, yang senantiasa, siap melaksanakan perintah.
2. Organisasi Staf (Staff Organization)
Dalam organisasi ini, tidak begitu tegas garis pemisah antara pimpinan dan staf pelaksana Peran staf bukan sekadar pelaksana perintah pimpinan, namun staf berperan sebagai pembantu pimpinan. Bentuk organisasi ini muncul karena makin kompleksnya masalah-masalah organisasi sehingga pimpinan sudah tidak dapat lagi menyelesaikan semuanya dan memerlukan bantuan orang lain (biasanya para ahli) yang dapat memberikan masukan peinikiran-pemikiran terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Meskipun organisasi ini lebih baik dari yang perama, karena keputusan-keputusan dapat lebih baik, namun kadang-kadang keputusan-keputusan tersebut akan memakan waktu yang lama, karena melalui perdebatan-perdebatan yang kadang-kadang melelahkan.
3. Organisasi Lini dan Staf
BalasHapusOrganisasi ini merupakan gabungan kedua jenis organisasi yang terdahulu disebutkan (lini dan staf). Dalam organisasi ini staf bukan sekadar pelaksana tugas, tetapi juga diberikan wewenang untuk memberikan masukan demi tercapainya tujuan secara baik. Demikian juga pimpinan tidak sekadar memberi perintah atau nasihat, tetapi juga bertanggung jawab atas perintah atau nasihat tersebut.
Keuntungan organisasi ini antara lain: keputusan yang diambil oleh pimpinan lebih baik karena telah dipikirkan oleh sejumlah orang, dan tanggung jawab pimpinan berkurang karena mendapat dukungan dan bantuan dari staf.
Dalam kehitupan sehari-hari, apabila unit kerja (departemen, perusahaan, dan sebagainya) akan melaksanakan suatu rencana tidak selalu langsung diikuti oleh penyusunan organisasi baru. Struktur organisasi itu biasanya sudah ada terlebih dahulu dan ini relatif cenderung permanen, lebih-lebih struktur organisasi departemen. Di samping itu, unit-unit kerja tersebut dijabarkan ke dalam unit-unit yang lebih kecil dan masing-masing unit-unit kerja yang lebih kecil ini mempunyai tugas dan wewenang yang berbeda-beda (Dirjen, Direktorat, Bidang, Seksi, Devisi-devisi, dan sebagainya). Untuk pelaksanaan rencana rutin cukup oleh staf yang ada, sehingga tidak perlu menyusun organisasi baru.
D. Pengawasan dan Pengarahan
Pengawasan dan pengarahan adalah suatu proses untuk mengukur penampilan kegiatan atau pelaksanaan kegiatan suatu program yang selanjutnya memberikan pengarahan¬ - pengarahan sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Agar pengawasan dapat berjalan dengan baik sekurang-kurangnya 3 hal yang diperhatikan, yakni:
1. Objek Pengawasan
Yaitu hal-hal yang diawasi dalam pelaksanaan suatu rencana. Objek pengawasan ini banyak macamnya, tergantung dari program atau kegiatan yang dilaksanakan. Secara garis besar objek pengawasan dapat dikelompokkan menjadi 4, yakni:
a) Kuantitas dan kualitas program, yakni barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan atau program tersebut. Untuk program kesehatan yang diawasi adalah pelayanan yang diberikan oleh unit kerja tersebut.
b) Biaya program, dengan menggunakan 3 macam standar, yakni modal yang dipakai, pendapatan yang diperoleh, dan harga program. Dalam bidang kesehatan yang dijadikan ukuran pengawasan adalah pembiayaan kegiatan atau pelayanan, hasil yang diperoleh dari pelayanan dan keuntungan kegiatan atau pelayanan.
c) Pelaksanaan (implementasi) program, yaitu pengawasan terhadap waktu pelaksanaan, tempat pelaksanaan dan proses pelaksanaan apakah sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
d) Hal-hal yang bersifat khusus, yaitu penga.wasan yang ditujukan kepada hal-hal khusus yang ditetapkan oleh pimpinan atau manajer.
BalasHapus2. Metode Pengawasan
Tujuan pokok pengawasan bukanlah mencari kesalahan, namun yang lebih utama adalah mencari umpan balik (feedback) yang selanjutnya memberikan pengarahan dan perbaikan-perbaikan apabila kegiatan tidak berjalan dengan semestinya. Pengawasan dapat dilakukan dengan berbagai macam-macam, antara lain:
a) Melalui kunjungan langsung atau observasi terhadap objek yang diawasi.
b) Melalui analisis terhadap laporan-laporan yang masuk.
c) Melalui pengumpulan data atau informasi yang khusus ditujukan terhadap objek-objek pengawasan.
d) Melalui tugas dan tanggung jawabpara petugas khususnya para pimpinan. Artinya fungsi pengawasan itu secaraimplisit atau fungal pejabat (pimpinan) yang diberikan wewenang. Inilah: yang Hering disebut pengawasan melekat (Waskat).
3. Proses Pengawasan
Pengawasan adalah suatu proses, yang berarti bahwa suatu pengawasan itu terdiri dari berbagai langkah, yakni:
1) Menyusun rencana pengawasan. Sebelum melakukan pe¬ngawasan terlebih dahulu harus disusun rencana pengawas¬an yang antara lain mencakup: tujuan pengawasan; objek pengawasan, cara pengawasan, dan sebagainya.
2) Pelaksanaan pengawasan: yaitu melakukan kegiatan pengawasan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
3) Menginterpretasi .dan menganalisis hasil-hasil pengawasan. Hasil-hasil pengawasan yang antara lain berupa catatan - ¬catatan dan dokumen-dokumen, foto-foto, hasil-hasil rekaman dan sebagainya diolah, diinterpretasi dan dinalisis.
4) Menarik kesimpulan dan tindak lanjut. Dari hasil analisis tersebut kemudian disimpulkan, dan menyusun saran atau rekomendasi untuk tindak lanjut pengawasan tersebut.
Pengarahan pada hakikatnya adalah keputusan-keputusan pimpinan yang direncanakan dapat berjalan dengan baik. Dengan pengarahan (directing) diharapkan:
1. Adanya kesatuan perintah (unity of command), artinya dengan pengarahan ini akan diperoleh kesamaan bahasa yang hams dilaksanakan oleh para pelaksana. Sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran yang dapat membingungkan para pelaksana.
2. Adanya hubungan langsung antara pimpinan dengan bawahan, artinya dengan pengarahan yang berupa petunjuk atau perintah oleh atasan yang langsung kepada bawahan, tidak akan terjadi mis komunikasi. Di samping itu pengarah¬an yang langsung ini dapat mempercepat hubungan antara atasan dan bawahan.
3. Adanya umpan balik yang langsung: Pimpinan dengan cepat memperoleh umpan balik terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Selanjutnya umpan balik ini dapat segera digunakan untuk perbaikan.
E. Sistem Pelayanan Kesehatan Masyarakat
BalasHapusSistem adalah gabungan dari elemen-elemen (sub-sistem) di dalam suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi. Di dalam suatu sistem terdapat elemen-elemen atau bagian-bagian di mana di dalamnya juga membentuk suatu proses di dalam suatu kesatuan, maka disebut sub-sistem (bagian dari sistem). Selanjutnya sub-sistem tersebut juga terjadi suatu proses berfungai sebagai suatu kesatuan sendiri Sebagai bagian dari sub-sistem tersebut.
Sistem terbentuk dari elemen atau bagian yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Apabila salah satu bagian atau sub-sistem tidak berjalan dengan baik, maka akan mempengaruhi bagian yang lain. Secara garis besarnya elemen-elemen dalam sistem itu adalah sebagai berikut:
a) Masukan (Input):
Adalah sub-elemen-sub-elemen yang diperlukan sebagai masukan untuk berfungsinya sistem.
b) Proses:
Ialah suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah masukan sehingga menghasilan sesuatu (keluaran) yang direncanakan.
c) Keluaran (out put), ialah hal yang dihasilkan oleh proses.
d) Dampak (impact), akibat yang dihasilkan oleh keluaran setelah beberapa waktu lamanya.
e) Umpan balik (feed back), juga merupakan hasil dari proses yang sekaligus sebagai masukan untuk sistem tersebut.
f) Lingkungan (enviroment), ialah dunia di luar sistem yang mempengaruhi sistem tersebut.
Contoh: Di dalam pelayanan Puskesmas, yang menjadi in¬put adalah: dokter, perawat, obat-obatan, fasilitas lain, dan sebagainya.Prosesnya adalah kegiatan pelayanan Puskesmas tersebut, out put-nya adalah pasien sembuh/tidak sembuh, jumlah ibu hamil yang dilayanani dan sebagainya, dampaknya adalah meningkatnya status kesehatan masyarakat. Sedangkan umpan balik pelayanan Puskesman antara lain keluhan-keluhan pasien terhadap pelayanan, sedangkan lingkungan adalah masyarakat dan instansi-instansi di luar Puskesmas tersebut.
Sistem pelayanan kesehatan mencakup pelayanan kedokteran (medical services) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public health services). Dalam buku ini hanya dibahas sistem pelayanan kesehatan masyarakat saja. Secant umum pelayanan kesehatan masyarakat merupakan sub-sistem pelayanan kesehatan, yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa pelayanan kesehatan masyarakat tidak melakukan pelayanan kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan).
F. Sistem Rujukan
Kesehatan atau sehat-sakit adalah suatu yang kontinum dimulai dari sehat walafiat sampai dengan sakit parah. Kesehatan seseorang berada dalam bentang tersebut. Secara umum dapat dibagi dalam tiga tingkat, yakni: sakit. ringan (mild), saling sedang (moderate) dan sakit parah (severe). Dengan ada 3 gradasi penyakit ini maka menuntut bentuk pelayanan kesehatan yang berbeda pula. Untuk penyakit ringantidak memerlukan pelayanan canggih. Namun sebaliknya, untuk penyakit yang sudah parah tidak cukup hanya dengan pelayanan yang sederhana saja, melainkan memerlukan pelayanan yang sangat spesifik.
Hal yang dirujuk bukan hanya pasien saja, tetapi juga masalah-masalah kesehatan lain, teknologi, sarana, bahan-bahan laboratorium, dan sebagainya. Di samping itu, rujukan tidak berarti berasal dari fasilitas yang lebih rendah ke fasilitas yang lebih tinggi, tetapi juga dapat dilakukan di antara .fasilitas-fasilitas kesehatan yang setingkat. Secara garis besar rujukan dibedakan menjadi dua, yakni:
a) Rujukan Medik
Rujukan ini berkaitan dengan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan pasien. Di samping itu juga mencakup rujukan pengetahuan (konsultasi media), dan bahan-bahan pemeriksaan.
BalasHapusb) Rujukan Kesehatan Masyarakat
Rujukan ini berkaitan dengan upaya pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promosi). Rujukan ini mencakup rujukan teknologi, sarana dan operasional.
G. Monitoring dan Evaluasi Program Kesehatan
Monitoring dan evaluasi merupakan bagian yang penting dari proses manajemen, karena dengan evaluasi akan diperoleh umpan -balik (feed back) terhadap porgram atau pelaksanaan kegiatan. Tanpa adanya monitoring dan evaluasi, sulit rasanya untuk mengetahui sejauh manatujuan yang direncanakan itu telah mencapai tujuan atau belum. Monitoring adalah kegiatan untuk memantau proses atau jalannya suatu program atau kegiatan. Sedangkan evaluasi adalah kegiatan untuk menilai hasil suatu program atau kegiatan.
Evaluasi adalah membanding¬kan antara hasil yang telah dicapai oleh suatu program dengan tujuan yang direncanakan. Menurut kamus istilah manajemen evaluasi ialah suatu proses bersistem dan objektif menganalisis sifat dan ciri pekerjaan di dalam suatu organisasi atau pekerjaan.
Dalam kegiatan evaluasi itu mencakup langkah-langkah, yaitu:
a. Menetapkan atau memformulasikan tujuan evaluasi, yakni tentang apa yang akan dievaluasi terhadap program yang dievaluasi.
b. Menetapkan kriteria yang akan digunakan dalam menentukan keberhasilan program yang akan dievaluasi.
c. Menetapkan cara atau metode evaluasi yang akan digunakan.
d. Melaksanakan evaluasi, mengolah dan menganalisis data atau hasil pelaksanaan evaluasi tersebut.
e. Menentukan keberhasilan program yang dievaluasi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan tersebut, serta memberikan penjelasan-penjelasannya.
f. Menyusun rekomendasi atau saran-saran tindakan lebih lanjut terhadap program berikutnya,berdasarkan hasil evaluasi tersebut.
Dilihat dari implikasi hasil evaluasi bagi suatu program, dibedakan adanya jenis evaluasi, yakni evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk-men diag nosis suatu program, yang hasilnya digunakan untuk pengem¬bangan atau perbaikan program. Biasanya formatif dilakukan pada proses program (program masih berjalan). Sedangkan evaluasi sumatif adalah suatu evaluasi yang dilakukan untuk menilai hasil akhir dari suatu program. Biasanya evaluasi sumatif ini dilakukan pada waktu program telah selesai (akhir program). Meskipun demikian pada praktik evaluasi program sekaligus mencakup kedua tujuan tersebut.
Evaluasi suatu program kesehatan masyarakat dilakukan terhadap tiga hal :
a. Evaluasi proses ditujukan terhadap pelaksanaan program, yang menyangkut penggunaan sumber daya, seperti tenaga, dana, dan fasilitas yang lain.
b. Evaluasi hasil program ditujukan untuk menilai sejauh mana program tersebut berhasil, yakni sejauh mana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Misalnya, meningkat¬nya cakupan imunisasi, meningkatnya ibu-ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya, dan sebagainya.
c. Evaluasi dampak program ditujukan untuk menilai sejauhmana program ini mempunyak dampak terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Dampak program-pro¬gram kesehatan ini tercermin dari membaiknya atau meningkatnya indikator-indikator kesehatan masyarakat. Misalnya, menurunnya angka kemati bayi (IMR), meningkatnya status gizi anak balita, menurunnya angka kematian ibu, dan sebagainya.
Dalam program kesehatan masyarakat, di samping evaluasi juga dilakukan monitoring atau pemantauan program. Menitoring dilakukan sejalan dengan evaluasi, dengan tujuan agar kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan program tersebut berjalan sesuai dengan yang direncanakan, baik waktunya maupun jenis kegiatannya. Dalam monitoring tidak dilakukan penilaian seperti pada evaluasi, tetapi hanya mengamati dan mencatat. Apabila terjadi ketidaksesuaian antara kegiatan dengan yang direncanakan dilakukan koreksi.
BalasHapusBAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam menjalankan proram pembangnan kesehatan pemerntah menjalankan masalah dan hasil di bidang kesehatan dari kuratif dan rehabilitatif bergeser menjadi prefentif dan edukati.hal ini
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan.
SARAN
Tujuan dari suatu organisasi kesehatan hanya di wujudkan jika ada kerjasama dari semua pihak baik dari pihak perintah maupun organisasi,maupun masyarakat dalam rangka mendukung progra kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Andriati,fenia.1998.skripsi.pesan kesehatan masyarakat tentang masalah kematian ibu maternal dalam film angin rumput savana:hasil analisis isi dan diskusi kelompok.
FKMUI.
AG,shaper.1987.Enviro Factors in Coronari Heart Di sease:Diet.Eur Hearrt.