MAKALAH TENTANG PENDIDIKAN KESEHATAN MELIPUTI PERILAKU DAN DOMAIN PERILAKU KESEHATAN
NAMA KELOMPOK : SUSI LANASARI SINTA ARIANTI SRI KURNIASIH ISNAWATI
AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG 2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................... 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang ............................................................................................ 2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 3 Tujuan.................................................................................................... 3 Manfaat............................................................................................ 3 BAB II PEMBAHASAN Pengertian Pendidikan Kesehatan..................................................................... 4 Prinsip-prinsip Pendidikan Kesehatan..................................................................... 4 Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan..................................................................... 5 Pengertian Perilaku Kesehatan................................................................................ 5 Domain Perilaku Kesehatan......................................................................................... 7 BAB III PENUTUP Kesimpulan ........................................................................................... 11 Saran ........................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12
MAKALAH TENTANG PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (PKMD)
DISUSUN OLEH:
NAMA NIM DEVI SELVIA 201611008 LAILIKA WULANDARI 201611019 MELIA ROSITA 201611025 ROHIMAH HIDAYATI 201611043
AKADEMIK KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2018
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah tentang Pembangunan Masyarakat Desa ( PKMD ). Kami menyusun Makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas Ilmu Kesehatan Masyarakat ( IKM ) di akademi kebidanan ADILA Bandar Lampung. Kami menyadari bahwa Makalah ini jauh dari sempurna sehingga kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini dan semoga dapat bermanfaat khususnya bagi kelompok kami.
Bandar Lampung 26 April 2018
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DARTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.2 Tujuan penulisan BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Definisi PKMD 2.2 Sejarah perkembangan 2.3 Tujuan PKMD 2.4 Ciri – ciri PKMD 2.5 Prinsip – prinsip PKMD 2.6 Wadah kegiatan PKMD 2.7 Kebijakan strategi untuk penunjang PKMD BAB 3 PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal tahun 1970-an, organisasi kesehatan dunia (WHO) mendesak negara anggotanya untuk melakukan penilaian terhadap sistem pelayanan kesehatan masing-masing dengan mengacu kepada hasil studi WHO mengenai pelayanan kesehatan desa. Departemen kesehatan Indoensia menanggapinya dengan menyusun rencana Program Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) yang mulai dilaksanakan pada tahun 1975. Suatu kelompok kerja dibentuk untuk merencanakan danmengembangkan program PKMD secara resmi dinyatakan sebagai suatu strategi untuk meningkatkan kesehatan rakyat Indonesia. PKMD adalah bentuk operasional dari PrimaryHealthCare (PHC) di Indonesia. PKMD mencakup serangkaian kegiatan swadaya masyarakat berazaskan gotong royong yang didukung oleh pemerintah melalui koordinasi lintas sektoral dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan atau yang terkait dengan kesehatan, agar masyarakat dapat hidup sehat guna mencapai kualitas hidup dan kesejahteraan yang lebih baik. Meskipun kesehatan merupakan tujuan utama, dalam PKMD ini juga dicakup kegiatan lain yang relevan dan mendukung upaya perbaikan kualitas hidup masyarakat. PKMD mempunyai 8 upaya kesehatan dasar, yang mencakup : 1. Pendidikan masyarakat tentang masalah kesehatan & upaya penanggulangannya 2. Pemberantasan dan pencegahan penyakit endemik setempat 3. Program imunisasi 4. Kesehatan ibu-anak dan keluarga berencana 5. Pengadaan obat essensial 6. Pengadaan pangan dan gizi 7. Pengobatan penyakit umum dan cedera 8. Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan Selanjutnya, program PKMD juga mencakup kegiatan seperti : asuransi kesehatan, pos obat desa atau pos kesehatan, tenaga kesehatan sukarela kader kesehatan dan kegiatan peningkatan pendapatan, seperti perkreditan, perikanan dan industri rumah tangga ; yang biasanya menjadi pintu masuk pelbagai program swadaya masyarakat di bidang kesehatan Program PKMD merupakan bagian integral dari pembangunan pedesaan yang menyeluruh, dibawah naungan LKMD (Lembaga ketahanan masyarakat desa). LKMD merupakan suatu forum kegiatan pengembangan masyarakat yang dilaksanakan dengan dukungan kerjasama lintas sektoral. LKMD bertanggung jawab atas sepuluh segi pembangunan, termasuk kesehatan dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat. 2.1 Manfaat Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pelayanan kebidanan yang diberikan serta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama mengikuti pembelajaran ini.
1. Definisi PKMD Pembangunaan kesehatan masyarakat desa (PKMD) adalah : 1. Rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaskanakan atas dasar gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong diri sendir (masayarakat) untukmenegnal, meemcahkan masalah/kebutuhan yang dirasakan olehmasyarakat baik dalam bidang kesehatan maupun bidang lain agar mampu memelihara dan meningkatkan kehidupan (sehat sejahtera) 2. Upaya untuk menggerakkan masyarakat pedesaan/perkotaan dan meningkatkan kemampuannya dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal dengan berorientasi pada kebutuhan khusus masyarakat terutama yang berpenghasilan rendah tanpa mengabaikan masayarakat lain dan mendayagunakan potensi dan peran masyarakat, sektor kesehatan dan sektor lain secara terpadu.
2. Sejarah perkembangan PKMD Dalam rangka penyebarluasan konsep, PKMD pertama-tama diperkenalkan sebagai suatu pendekatan pembangunan masyarakat pada rapat kerja nasional Januari 1976. Raker tersebut menerima PKMD sebagai suatu pendekatan yang ampuh untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan dengan sasaran akhir meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta merekomendasikan agar dilakukanlangkah lebih lanjut untuk merumuskan suatu program nasional PKMD. Untuk melaksanakan rekomendasi tersebut, Maret 1976 diselenggarakan lokakarya nasional di tawangmangu Jawa Tengah. Tujuan seminar lintas sektor ini adalah meningkatkan pemahaman bersama antara pelbagai sektor tentang arti dan ruang lingkup pengembangan kesehatan masyarakat dan untuk menggali potensi serta kemungkinan potensi berbagai organisasi pemerintah dan non pemerintah dalam melaksanakan PKMD. Lokakarya membahas tentang manajemen, rujukan, program pelayanan dan peran serta masyarakat. Hasil lokakarya ini menjadi masukan yang berharga dalam seminar lintas sektor tentang PKMD yang dilaksanakan di Jakarta April 1976. Rakernas Januari 1977, menyetujui PKMD merupakan strategi untuk meningkatkan status kesehatan khsuusnya di pedesaan. Dan pada bulan Maret 1977 diadakan rapat kerja nasional PKMD, yang bertujuan merumuskan kebijaksanaan umum dan strategi untuk melaksanakan PKMD di Indonesia. Tahun 1978 PKMD dilaskanakan secara nasional.
3. Tujuan 1. Tujuan umum Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat 2. Tujuan khusus a. Menumbuhkankan kesadaran masayarakat akan potensi yang dimilikinya untuk menolong diri mereka sendiri dalam meningkatkan mutu hidup mereka b. Mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk berperan secara aktif dalam upaya kesehatan c. Menghasilkan lebih banyak tenaga-tenaga masyarakat setempat yang mampu, terampil serta berperan aktif dalam kegiatan pebangunan desa d. Meningkatkan status kesehatan amsyarakat dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian, serta meningkatkan status gizi.
1.1 Latar belakang Berbicara kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh meteologi Yunani yaitu Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita mitos Yunani tersebut Asclepius disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang telah ditempuhnya, tetapi diceritakan bahwa ia telah mengobati penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu dengan baik. Menurut Winslow (1920) bahwa Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni : mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatanm melalui “Usaha-usaha Pengorganisasian masyarakat” untuk : a. Perbaikan sanitsi lingkungan b. Pemberantasan penyakit-penyakit manular c. Pendidikan untuk kebersihan perorangan d. Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan e. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya
Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948) Kesehatan Masyarakat adlah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan msyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat.
Dari batasan kedua diatas, dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial, dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat. Untuk itu perlu adanya pendidikan kesehatan agar kesehatan masyarakat dapat lebih ditingkatkan dan dilaksanakan oleh masyarakat.
Keberhasilan program pendidikan kesehatan yang meliputi perilaku kesehatan dan domain kesehatan sangat besar peranannya guna mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan kesehatan yang meliputi perilaku kesehatan dan domain kesehatan ini harus didukung oleh semua pihak terutama masyarakatnya. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan tentunya menyadarkan mereka tentang pentingnya kesehatan itu sendiri. Kesehatan sendiri adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pendidikan kesehatan. Dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat, maka perlu dilakukan pendidikan, khususnya pendidikan yang ditujukan kepada masyarakat. Maka dari itu penulis tertarik untuk mengambil judul makalah “Pendidikan Kesehatan yang Meliputi Perilaku Kesehatan dan Domain Kesehatan.”
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan judul makalah ini maka rumusan masalahnya adalah pengertian pendidikan kesehatan, prinsip-prinsip pendidikan kesehatan, ruang lingkup pendidikan kesehatan, pengertian perilaku kesehatan, domain perilaku kesehatan.
1.3 Tujuan Untuk mengetahui prinsip-prinsip pendidikan kesehatan serta hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan perilaku kesehatan (prinsip-prinsip pendidikan kesehatan, ruang lingkup pendidikan kesehatan, pengertian perilaku kesehatan, domain perilaku kesehatan).
1.4 Manfaat Manfaat dari penulisan ini adalah : 1. Agar masyarakat mengetahui tentang pendidikan kesehatan dan perilaku kesehatan. 2. Agar masyarakat mengetahui tentang hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan (prinsip-prinsip pendidikan kesehatan, ruang lingkup pendidikan kesehatan, pengertian perilaku kesehatan, domain perilaku kesehatan
2.1 Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol dam memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan yang direncanakan untuk individu, kelompok atau masyarakat agar belajar tentang kesehatan dan melakukan perubahan-perubahan secara suka rela dalam tingkah laku individu (Entjang, 1991) Wood dikutip dari Effendi (1997), memberikan pengertian pendidikan kesehatan merupakan sejumlah pengalaman yang berpengaruh menguntungkan secara kebiasaan, sikap dan pengetahuan ada hubungannya dengan kesehatan perseorangan, masyarakat, dan bangsa. Kesemuanya ini, dipersiapkan dalam rangka mempermudah diterimanya secara suka rela perilaku yang akan meninhkatkan dna memelihara kesehatan. Menurut Stewart dikutip dari Effendi (1997), unsur program ksehatan dan kedoktern yang didalamnya terkandung rencana untuk merubah perilaku perseorangan dan masyarakat dengan tujuan untuk membantu tercapainya program pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Menurut Ottawwa Charter (1986) yang dikutip dari Notoatmodjo S, memberikan pengertian pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial, budaya, dan sebagainya). Dapat dirumuskan bahwa pengertian pendidikan kesehatan adalah upaya untuk memengaruhi, dan atau memengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat, agar melaksanakan perilaku hidup sehat. Sedangkan secara operasional, pendidikan kesehatan merupakan suatu kegiatan untuk memberikan dn atau meningkatkan pengetahuan, sikap, an praktik masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (Notoatmodjo, 2003)
2.2 Prinsip-prinsip Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan sangat penting untuk menunjang program-program kesehatan yang lain. Akan tetapi pernyatan ini tidak didukung dengan kenyataan yang ada. karena program pelayanan kesehatan yang ada kurang melibatkan pendidikan kesehatan. Pendidikan merupakan ‘behavior investment’ jangka panjang. Artinya pendidikan kesehatan baru dapat dilihat beberapa tahun kemudian. Dalam waktu yang pendek, pendidikan kesehatan hanya menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat. Sedangkan peningkatan pengetahuan saja belum akan berpengaruh langsung terhadap indikator kesehatan. Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh terhadap perilaku sebagai hasil jangka menengah dari pendidikan kesehatan. Selanjutnya akan berpengaruh pada peningkatan indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran pendidikan kesehatan.
2.3 Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara lain dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau aplikasinya, dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan. Dimensi sasaran pendidikan kesehatan dibagi menjadi 3 kelompok : 1. Pendidikan kesehatan individual 2. Pendidikan kesehatan kelompok 3. Pendidikan kesehatan masyarakat Dimensi tempat pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat berlangsung di berbagai tempat, misal disekolah, rumah sakit, tempat kerja, dll. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan 5 tingkat pencegahan : 1. Promosi kesehatan (health promotion) 2. Perlindungan khusus (specific protection) 3. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment) 4. Pembatasan cacat (disability limitation) 5. Rehabilitasi (rehabilitation)
2.4 Pengertian Perilaku Kesehatan Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Bentuk dari perilaku tersebut ada dua yaitu pasif dan aktif. Perilaku pasif merupakan respon internal dan hanya dapat dilihat oleh diri sendiri sedangkan perilaku aktif dapat dilihat oleh orang lain. Masyarakat memiliki beberapa macam perilaku terhadap kesehatan. Perilaku tersebut umumnya dibagi menjadi dua, yaitu perilaku sehat dan perilaku sakit. Perilaku sehat yang dimaksud yaitu perilaku seseorang yang sehat dan meningkatkan kesehatannya tersebut. Perilaku sehat mencakup perilaku-perilaku dalam mencegah atau menghindari dari penyakit dan penyebab penyakit atau masalah, atau penyebab masalah (perilaku preventif). Contoh dari perilaku sehat ini antara lain makan makanan dengan gizi seimbang, olah raga secara teratur, dan menggosok gigi sebelum tidur. Yang kedua adalah perilaku sakit. Perilaku sakit adalah perilaku seseorang yang sakit atau telah terkena masalah kesehatan untuk memperoleh penyembuhan atau pemecahan masalah kesehatannya. Perilaku ini disebut perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior). Perilaku ini mencakup tindakan- tindakan yang diambil seseorang bila terkena masalah kesehatan untuk memperoleh kesembuhan melalui sarana pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit. Secara lebih detail, Becker (1979) membagi perilaku masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan menjadi tiga, yaitu: 1. Perilaku kesehatan : hal yang berkaitan dengan tindakan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Contoh : memilih makanan yang sehat, tindakan-tindakan yang dapat mencegah penyakit. 2. Perilaku sakit : segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan seseorang individuyang merasa sakit, untuk merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit. Contoh pengetahuan individu untuk memperoleh keuntungan. 3. Perilaku peran sakit : segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit untuk memperoleh kesehatan.
Terdapat dua paradigma dalam kesehatan yaitu paradigma sakit dan paradigma sehat. Paradigma sakit adalah paradigma yang beranggapan bahwa rumah sakit adalah tempatnya orang sakit. Hanya di saat sakit, seseorang diantar masuk ke rumah sakit. Ini adalah paradigma yang salah yang menitikberatkan kepada aspek kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan paradigma sehat Menitikberatkan pada aspek promotif dan preventif, berpandangan bahwa tindakan pencegahan itu lebih baik dan lebih murah dibandingkan pengobatan.
2.5 Domain Perilaku Kesehatan Perilaku manusia itu sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologis pendidikan membagi perilaku manusia itu ke dalam 3 domain. Pembagian ini dilakukan untuk tujuan pendidikan. Bahwa dalam suatu pendidikan adalah mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut, yakni: 1. Kognitif 2. Afektif 3. Psikomotor Dalam perkembangannya, Teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan yakni: 1. Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi.
Faktor yang memengaruhi pengetahuan seseorang : 1. Faktor internal : faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensia, minat, kondisi fisik 2. Faktor eksternal : faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat, sarana 3. Faktor pendekatan belajar : faktor upaya belajar, misalnya strategi dan metode dalam pembelajaran
Ada enam tingkatan domain pengetahuan, yaitu : 1. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) terhadap suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. 2. Memahami (Comprehension) Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat diintepretasikan materi tersebut secara benar. 3. Aplikasi Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya. 4. Analisis Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan ada kaitannya dengan yang lain. 5. Sintesa Sintesa menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan baru. 6. Evaluasi Evalusi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi/objek.
2. Sikap (Attitude) Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok : 1. Kepercayaan (keyakinan), ide konsep terhadap suatu objek 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek 3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan : 1. Menerima (Receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memerhatikan stimulus yang diberikan (objek). 2. Merespon (Responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. 3. Menghargai (Valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. 4. Bertanggungjawab (Responsible) Bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
3. Praktik atau Tindakan (Practice) Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan (support) praktik ini mempunyai beberapa tingkatan :
1. Persepsi (Perception) Mengenal dna memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama. 2. Respon terpimpin (Guide response) Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan praktik tingkat kedua. 3. Mekanisme (Mecanism) Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga. 4. Adaptasi (Adaptation) Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu. pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden. Menurut penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni : 1. Kesadaran (Awareness) Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek). 2. Tertarik (Interest) Dimana orang mulai tertarik pada stimulus, 3. Evaluasi (Evaluation) Menimbang-nimbang terhadap baik an tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. 4. Mencoba (Trial) Dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru. 5. Menerima (Adoption) Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
3.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari makalh diatas adalah sebagai berikut : 1. Bahwa peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku sehingga perilaku individu, kelompok atau masyarakat sesuai dengan nilia-nilai kesehatan. 2. konsep pendidikan kesehatan adalah proses belajar pada individu, kelompok stsu msdyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu, dan lain sebagainya. 3. Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku menjadi 3 domain yaitu : a. Pengetahuan b. Sikap atau tanggapan c. Praktek 4. Bentuk perilaku kesehatan : a. Pasif, artinya mengetahui namun belum melaksanakan b. Aktif, artinya mengetahui dan melaksanakannya serta dapat diobservasi
3.2 Saran Saran yang dapat penulis sampaikan adalah bahwa pendidikan kesehatan itu perlu untuk diterapkan dalam masyarakat Indonesia. Dengan adanya pendidikan kesehatan, masyarakat Indonesia dapat bertindak sesuai dengan ketentuan dalam kesehatan sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit-penyakit yang membahayakan diri sendiri. Meskipun hasilnya akan terlihat dalam beberapa tahun kedepan, namun pendidikan ini baik adanya untuk membantu masyarakat Indonesia terlepas dari serangan penyakit serta terhindar dari tindakan pencegahan yang membahayakan.
DAFTAR PUSTAKA
http://mhs.blog.ui.ac.id/putu01/2012/06/01/perilaku-masyarakat-terhadap-kesehatan/ http://luv2dentisha.wordpress.com/2010/05/08/domain-perilaku/ http://ciciimutblog.blogspot.com/2011/11/pendidikan-dan-perilaku/ Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.
NAMA NIM DEVI SELVIA 201611008 LAILIKA WULANDARI 201611019 MELIA ROSITA 201611025 ROHIMAH HIDAYATI 201611043
AKADEMIK KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2018 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah tentang Statistik kesehatan . Kami menyusun Makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas Ilmu Kesehatan Masyarakat ( IKM ) di akademi kebidanan ADILA Bandar Lampung. Kami menyadari bahwa Makalah ini jauh dari sempurna sehingga kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini dan semoga dapat bermanfaat khususnya bagi kelompok kami.
Bandar Lampung 26 April 2018
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DARTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.2 Tujuan penulisan BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Definisi, tujuan dan peranan statistik kesehatan 2.2 Pengolahan dan data statistik 2.3 Penyajian data dan ukuran – ukuran statistik data BAB 3 PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Statistik secara umum dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang pengembagan dan aplikasi metode pengumpulan, pengolahan, penyajian, analisa/intrepretasi data numeric, sehingga kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat diperhitungkan secara numeric. Statistika merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan data, menganalisa data dan menyimpulkan dan mengadakan penafsiran data yang berbentuk angka(MarguerritteR,Hall ). Statiska merupakan ilmu dan seni mengembangkan dan menerapkan metoda yang paling efektif untuk mengumpulkan, mentabulasi, menginterpretasi kan data kuantitatif sedemikian rupa sehingga kemungkinan salah dalam kesimpulan dan estimasi dapat diperkirakan dengan menggunakan penalaran induktif berdeasarkan matematika probabilitas(Anderson dan Bancroffi). Statiska merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpuam fakta, pengolahan serta penganalisanya, penarikan kesimpulan, penyajian dan publikasi dari data-data yang berbentuk angka( Sujana). Statistik erat kaitannya dengan Pemerintahan, industri, Rumah Sakit, Perusahaan Swasta dan lain sebagainya, sebagai perencanaan dan penyusunan program-program yang didasari atas fakta di lapangan, dengan kata lain harus berdasarkan data real. Dari data tersebut kemudian diolah sehingga menghasilkan informasi yang dijadikan dasar untuk mengambil keputusan. Data tersebut berbentuk angka, yang biasanya digunakan untuk penelitian terhadap sifat/karakteristik yang diteliti. misalnya jumlah karyawan BKKBN, jumlah akseptor KB, Jumlah peserta KB aktif di desa / kelurahan, jumlah kelompok penimbangan yang melapor pada bulan tertentu, dan lain sebagainya. Seiring dengan perkembangan yang pada mulanya statistik hanya menyangkut unsur-unsur negara. Namun, sekarang statistik telah diperlukan oleh seluruh aspek kehidupan tidak terkecuali bagi aspek kesehatan yang kita kenal dengan statistik kesehatan. Secara lebih terinci statistik kesehatan adalah suatu cabang dari statistik yang berurusan dengan cara-cara pengumpulan, kompilasi, pengolahan dan interpretasi fakta-fakta numerik sehubungan dengan sehat dan sakit, kelahiran, kematian, dan faktor-faktor yang berhubungan dengan itu pada populasi manusia berdasarkan propabilita. Apabila kegiatan pencatatan ini ditujukan khusus pada kejadian-kejadian kehidupan manusia tertentu, yakni kelahiran, kematian, perkawinan dan perceraian, disebut statistik vital (vital statistic), atau sering juga disebut statistik kehidupan (bio statistic). Salah satu fungsi dari statiska kesehatan adalah untuk mengukur status kesehatan masyarakat dan mengetahui permasalahan kesehatan saat mengalami kegagalan atau keberhasilan program guna untuk menganalisa perbandingan dan menganalisa kecenderungannya. Analisa perbandingan dapat dilihat antar waktu dan antar tempat. Dewasa ini, sebagian besar masyarakat di Indonesia kurang sadar dengan adanya program KB (Keluarga Berencana) .Masalah ini sering ditemukan pada masyarakat yang primitif , yang kental akan adat istiadat setempat. Mereka menganggap bahwa banyak anak itu akan mendatangkan banyak rezeki. Kurang kesadaran dari mereka yang membuat sebagian besar penduduk bangsa ini terancam oleh kemiskinan. Dan kemiskinan juga yang menyebabkan mereka sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ,akibatnya terjadilah ledakan pada meningkatnya angka fertilitas, mortalitas dan migrasi. Dalam statiska kesehatan ini suatu permasalahan dapat dimonitoring dan dievaluasi melalui data yang dapat dipercaya dan tepat waktu, serta diharapkan seluruh kegiatan pengolahan data akan menghasilkan informasi, memberikan bobot untuk melakukan perbaikan dalam rangka membantu mengambil keputusan yang tepat.
1. Tujuan Tujuan dari makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui apa saja tujuan dari statiska kesehatan 2. Untuk mengetahui fungsi dari statiska kesehatan. 3. Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup dari statiska kesehatan. 4. Untuk mengetahui bagaimana cara penyajian data dalam statiska kesehatan. 5. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah dalam menyajikan sebuah data statiska kesehatan.
A. Pengertian, Tujuan dan Peranan Statistik Secara umum arti statistik dibedakan menjadi dua bagian besar yaitu: Arti sempit: Merupakan data ringkasan berbentuk angka, misalnya: Jumlah karyawan BKKBN, jumlah akseptor KB, jumlah peserta KB aktif di desa/kelurahan, jumlah balita yang ditimbang pada bulan tertentu, jumlah kelompok penimbangan yang melapor pada bulan tertentu, jumlah PPKBD/Sub PPKBD, dan lain sebagainya. Arti luas: Merupakan ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data termasuk cara pengambilan kesimpulan dengan memperhitungkan unsur ketidakpastian berdasarkan konsep propabilitas. 1. Konsep statistik Merupakan suatu pendekatan modern untuk menyajikan mengenai konsep-konsep dasar dan metode statistik secara lebih jelas dan langsung dapat membantu seseorang di dalam pengembangan daya kritik dalam suatu kegiatan pengambilan keputusan dengan menggunakan cara-cara kuantitatif. Semua jenis pertanyaan tersebut membutuhkan suatu keputusan yang baik yang sudah memikirkan mengenai untung dan ruginya. Di dalam sebagian besar kasus-kasus pekerjaan yang kita alami sehari-hari, benefit dan cost adalah faktor utama yang poling diasosiasikan dengan pengambilan suatu keputusan: Akan tetapi kenyataan yang kita hadapi adalah bahwa suatu keputusan harus dibuat, walaupun dasar di dalam mengambil keputusan tersebut adalah sangat lemah, hal ini oleh karena data-data yang diperlukan juga tidak lengkap. Oleh karena itu, penggunaan statistik adalah penting sifatnya dalam rangka membantu memberi bobot dalam mengambil keputusan. Dengan demikian apakah yang dibutuhkan oleh statistik dalam usaha untuk membantu mengambil keputusan? Yang dibutuhkan adalah: Data statistik atau bilangan yang mewakili suatu perhitungan atau pengukuran suatu objek. Dengan demikian, melalui teori serta metodologi dari statistik kita dapat membantu dan menentukan mengenai data yang harus dikompilasikan, bagaimana data tersebut dikumpulkan, diolah disajikan, dan dianalisis, serta kemudian ditarik kesimpulan. Statistik menurut definisi dibagi menjadi dua bagian atau sub-kategori: (1) DescriptiveStatistic Adalah penggunaan statistik untuk tujuan menggambar¬kan sesuatu yang spesifik saja, dan tidak memikirkan mengenai implikasi atau kesimpulan yang mewakili sesuatu yang besar dan umum. Cara penyajiannya dapat berbentuk grafik dan tabel-tabel. (2) InferencialStatistic Adalah suatu cara penggambaran suatu kesimpulan dari suatu set data yang sedang- diteliti dan hasilnya dapat dibuat suatu generalisasi.
2. Peranan Statistik Manfaat dan peranan statistik adalah membantu pars pengelola dan pelaksana program KB-Kes khususnya dalam me¬ngambil keputusan yang selanjutnya dipakai dasar perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi berbagai kegiatan yang dilakukan. Statistik sebagai bahan perencanaan Statistik seperti telah dijelaskan pada butir terdahulu adalah pengetahuan yang berhubungan dengan pengumpulan data, pengolahan penganalisisan, penyajian dan penarikan kesimpulan serta pembuatan keputusan berdasarkan data dan kegiatan analisis yang dilakukan. Dengan kata lain, setiap data yang dibutuhkan adalah data yang dapat dipercaya dan tepat waktu. Melalui data yang dapat dipercaya dan tepat waktu diharapkan seluruh kegiatan pengolahan data akan menghasilkan informasi untuk mengambil suatu keputusan yang tepat. Kemungkinan-kemungkinan penyimpangan yang telah dicoba untuk dieliminasi sekecil mungkin melalui berbagai metode yang dikembangkan dalam statistik, akan sagat membantu dalam setiap kegiatan perencanaan program. Statistik sebagai bahan monitoring Seperti telah tersebut dalam anti sempit bahwa statistik adalah data ringkasan berbentuk angka, maka hal ini sangat membantu di dalam suatu kegiatan monitoring. Oleh karena secara umum yang dilakukan dalam kegiatan monitoring adalah memonitor seluruh kekuatan dan kelemahan program yang menyangkut berbagai variabel yang berbentuk data ringkasan. Statistik sebagai bahan evaluasi Dengan mengetahui berbagai data yang dapat dipercaya maka selanjutnya kita dapat menganalisis dan memutuskan yang baik dan yang buruk. Selain itu melalui berbagai data yang ada kita dapat membandingkan dan selanjutnya membuat suatu generalisasi dari sampel yang kecil kepada populasi.
B. Statistik Kesehatan Statistik kesehatan adalah suatu cabang dari statistik yang berurusan dengan cara-cara pengumpulan, kompilasi, pengolahan dan interpretasi fakta-fakta numerik sehubungan dengan sehat dan sakit, kelahiran, kematian, dan faktor-faktor yang berhubungan dengan itu pada populasi manusia. Apabila kegiatan pencatatan ini ditunjukan khusus pada kejadian-kejadian kehidupan manusia tertentu, yakni: kelahiran, kematian, perkawinan, dan perceraian, disebut statistik vital (vital statistics), atau sering juga disebut statistik kehidupan (bio statistic). Statistik kesehatan mencakup juga statistik kehidupan, dan data .lain yang berkaitan dengan kehidupan itu.
C. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data statistik dapat dilakukan dengan cara manual atau dengan bantuan perangkat lunak (software) komputer. Pengolahan data secara manual dewasa ini sudah jarang dilakukan. Namun, untuk data yang berskala kecil dan dengan kelangkaan prasarana komputer dan kemampuan (keterampilan) sumber daya manusia, pengolahan secara manual masih digunakan (dilakukan).
D. Penyajian Data Cara penyajian data Pada umumnya dikelompokkan menjadi tiga, yakni: 1. Penyajian dalam Bentuk Tekstular Penyajian secara tesktular adalah penyajian data hasil penelitian dalam bentuk kalimat. Misalnya: penyebaran penyakit malaria di daerah pedesaan pantai lebih tinggi bila dibandingkan dengan penduduk pedesaan pedalaman. Penyajian data dalam bentuk tabel adalah suatu penyajian yang sistematik dari data numerik, yang tersusun dalam kolom atau jajaran. Sedangkan penyajian dalam bentuk grafik adalah suatu penyajian data secara visual. Penyajian hasil penelitian kuantitatif yang sering menggunakan bentul tabel atau grafik, oleh sebab itu yang akan diuraikan lebih lanjut dalam bab ini adalah kedua bentuk penyajian tersebut. 2. Penyajian dalam-Bentuk Tabel Berdasarkan penggunaannya, tabel dalam statistik dibedakan menjadi dua, yakni tabel umum (master table) dan tabel khusus. Tabel umum dipergunakan untuk tujuan umum, dan tabel khusus untuk tujuan khusus. a. Tabel Umum Yang dimaksud tabel umum di sini adalah suatu tabel yang berisi seluruh data atau variabel hasil penelitian.
b. Tabel Khusus Tabel khusus merupakan penjabaran atau bagian dari tabel umum. Ciri utama dari tabel khusus ialah angka-angka dapat dibulatkan, dan hanya berisi beberapa variabel saja. Gunanya tabel khusus ini antara lain untuk menggambarkan adanya hubungan atau asosiasi khusus, dan menyajikan data yang terpilih (selective) dalam bentuk sederhana.
3. Penyajian dalam Bentuk Grafik Penyajian data secara visual dilakukan melalui bentuk grafik, gambar, atau diagram. Ketentuan umum untuk membuat grafik, diagram, atau gambar data antara lain: a. Judul grafik, diagram, gambar atau skema harus jelas dan tepat. Judul terletak di atas tengah gambar atau grafik, dan menggambarkan ciri data, tempat dan tahun data tersebut diperoleh (what, whereandwhen). b. Garis horizontal maupun garis vertikal sebagai koordinat harus di atas agar garis kurva tampak jelas. c. Skala pada grafik atau gambar harus ada catatan tentang satuan yang dipakai, misalnya tahun, hari, kilogram, celcius, dan sebagainya. d. Apabila data dari grafik atau gambar tersebut diambil dari sumber lain (bukan hasil penelitian sendiri), maka sumber data harus ditulis di bawah kiri grafik atau gambar tersebut.
E. Ukuran-ukuran Statistik Kesehatan Purata (rate) adalah ukuran umum yang sering digunakan dalam analisis statistik, khususnya statistik kesehatan. Rate adalah suatu jumlah kejadian dihubungkan dengan populasi yang bersangkutan. Rate yang dihitung dari total populasi di dalam suatu area sebagai denominator (penyebut) disebut cruderate atau angka kasar (purata kasar). Sedangkan rate yang dihitung dari kelompok atau segmen tertentu disebut specificrate atau angka spesifik (purata spesifik).
BAB III PENUTUP KESIMPULAN Dari berbagai ulasan di atas, dapat kami simpulkan bahwa statiska kesehatan erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan saat mengalami kegagalan atau keberhasilan program guna untuk menganalisa perbandingan dan menganalisa kecenderungannya. Analisa perbandingan tersebut dapat dilihat antar waktu dan tempat. Mempunyai tujuan dalam menjawab masalah yang ada dalam masyarakat dengan membuktikan suatu dugaan yang belum terjadi dengan penelitian Statiska kesehatan kesehatan merupakan salah satu wadah untuk dapat memonitoring suatu kemajuan status kesehatan di suatu wilayah tertentu ,mengevaluasi program kesehatan masyarakat tersebut serta dapat menentukan proritas masalah kesehatan masyarakat tersebut. SARAN Dalam statiska kesehatan ini data yang telah diterima dari suatu penelitian harus di uji dengan teliti tentang keakuratannya. Karena jika terjadi suatu kesalahan dalam penelitian tersebut akan didapat suatu hasil yang tidak sesuai dengan tujuan awal.
DAFTAR PUSTAKA Notoatmodjo, Soekidjo.2006. Statiska Kesehatan
MAKALAH PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA (PKMD)
OLEH : DEWI KURNIA SARI IIS AYU LESTARI SCANTHIA ADE PUTRI SUMINI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang memberikan Rahmat serta hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa. Penulis menyusun makalah ini untuk memenuhi penugasan dari salah satu mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan telah memberikan bimbingan kepada penulis diantaranya : 1. Dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat AKBID ADILA Bandar Lampung yang memberikan bimbingan dan masukan dalam pembuatan makalah ini. 2. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Makalah ini Penulis menyadari bahwa Makalah ini jauh dari sempurna sehingga kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini dan semoga dapat bermanfaat khususnya bagi pembaca pada umumnya.
Bandar Lampung, 28 April 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………… DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………… BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang……………………………………………………………………………. 2. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………. 3. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………… 4. Manfaat Penulisan…………………………………………………………………………. BAB II LANDASAN TEORI 1. Definisi…………………………………………………………………………………… 2. Tujuan………………………….………………………………………………………….. 3. Ciri-Ciri…………………………………………………………………………………… 4. Ruang Lingkup…………………………………………………………………………… 5. Prinsip Dasar PKMD…………………………………………………………………….. 6. Hal yang diperlukan dalam pelaksanaa PKMD…………………………………………………………………………………… 7. Mode/ type Proto…………………………………………………………………………
BAB III PENUTUP 1. KESIMPULAN……………………………………………………………………… 2. SARAN……………………………………………………………………………… DAFTAR PUSTAKA
1. Latar Belakang Dewasa ini, banyak program yang telah dilaksakan oleh pemerintah dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Namun, program-program tersebut belum berjalan secara optimal. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya seperti rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, terutama pada masyarakat desa, yang jarang terpapar dengan tenaga kesehatan. Oleh karena itu, saat ini pemerinah lebih memfokuskan perhatiannya kepada peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa terhadap kesehatan. Sehingga pemerintah membuat program-program yang dapat mengembangkan potensi masyarakat dengan menciptakan masyarakat desa yang berperilaku sehat secara mandiri. Adapun program yang dijalankan pemerintah untuk meningkatkat derajat kesehatan masyarakat desa melalui peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat adalah Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). Oleh karena itu, tim penulis bersedia membahas mengenai PKMD untuk menjelaskan lebih lanjut maksud, tujuan, ruang lingkup dari program PKMD, dan sebagainya.
2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah : 1. Apa yang dimaksud dengan PKMD? 2. Apa tujuan, ciri-ciri, ruang lingkup, prinsip dasar, pokok kegiatan, langkah pemetaan, dan hal-hal yang diperlukan untuk menjalankan PKMD?
3. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat di Program Studi Diploma III Kebidanan ADILA Bandar Lampung dan untuk memberitahukan dan menjelaskan PKMD.
4. Manfaat Penulisan Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Dinas Kesehatan. Makalah ini bisa dijadikan sebagai masukan yang dapat digunakan untuk evaluasi dan sebagai tindak lanjut dalam pelayanan kebidanan pada ibu hamil sehingga pelayanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan standar yang ditetapkan 2. Bagi Institusi Makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan dapat dijadikan sebagai buku sumber untuk kepustakaan institusi, terutama untuk mata kulian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan mata kuliah yang terkait.
3. Bagi Mahasiswa Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pelayanan kebidanan yang diberikan serta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama mengikuti perkuliahan.
1. Definisi PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa) merupakan kegiatan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan peningkatan berbagai pelayanan yang diperlukan masyarakat untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan program PKMD sebagai bagian dari pembangunan desa perlu didukung dan dilaksanakan bersama-sama secara terpadu oleh pemerintah dan seluruh masyarakat. Pembangunan kesehatan masyarakat desa adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhannya di bidang kesehatan dan di bidang lain yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan yang sehat sejahtera. Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilakukan berdasarkan gotong-royong, swadaya masyarakat dalam rangka menolong mereka sendiri untuk mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhan yang dirasakan masyarakat, baik dalam bidang kesehatan maupun bidang yang berkaitan dengan kesehatan, agar mampu memelihara kehidupannya yang sehat dalam rangka meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat. PKMD adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang pelaksanaannya didasarkan melalui sistem pelayanan puskesmas, dimana dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan kesehatan oleh lembaga ini diikutsertakan anggota-anggota masyarakat di pedusunan melalui segala pengarahan untuk menimbulkan kesadaran secara aktif di dalam ikut membantu memecahkan dan mengembangkan usaha-usaha kesehatan di desanya. PKMD adalah kegiatan atau pelayanan kesehatan berdasarkan sistem pendekatan edukatif masalah kesehatan melalui Puskesmas dimana setiap individu atau kelompok masyarakat dibantu agar dapat melakukan tindakan-tindakan yang tepat dalam mengatasi kesehatan mereka sendiri. Disamping itu kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan juga dapat mendorong timbulnya kreativitas dan inisiatif setiap individu atau kelompok masyarakat untuk ikut secara aktif dalam program-program kesehatan di daerahnya dan menentukan prioritas program sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat yang bersangkutan.
2. Tujuan PKMD
1. Tujuan Umumb Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya swadaya masyarakat, sehingga masyarakat mampu secara mandiri melakukan perilaku sehat, dalam meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup masyarakat. 2. Tujuan Khusus
1) Menumbuhkan kegiatan dan kesadaran masyarakat akan potensi yang dimilikinya untuk menolong diri mereka sendiri dalam meningkatkan mutu hidup mereka 2) Mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk berperan secara aktif dan berswadaya dalam meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri 3) menghasilkan lebih banyak tenaga-tenaga masyarakat setempat yang mampu, terampil serta mau berperan aktif dalam pembangunan desa 4) Membentuk kader-kader kesehatan yang berasal dari masyarakat yang mampu dan aktif dalam program pembangunan kegiatan desa. 5) Terjalinnya kerja sama kegiatan dari berbagai sektor masyarakat dengan pemerintah secara terpadu. 6) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan turunnya angka kelahiran, kematian, kesakitan, dan perbaikan status gizi masyarakat.
1. Latar Belakang Dewasa ini, banyak program yang telah dilaksakan oleh pemerintah dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Namun, program-program tersebut belum berjalan secara optimal. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya seperti rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, terutama pada masyarakat desa, yang jarang terpapar dengan tenaga kesehatan. Oleh karena itu, saat ini pemerinah lebih memfokuskan perhatiannya kepada peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa terhadap kesehatan. Sehingga pemerintah membuat program-program yang dapat mengembangkan potensi masyarakat dengan menciptakan masyarakat desa yang berperilaku sehat secara mandiri. Adapun program yang dijalankan pemerintah untuk meningkatkat derajat kesehatan masyarakat desa melalui peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat adalah Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). Oleh karena itu, tim penulis bersedia membahas mengenai PKMD untuk menjelaskan lebih lanjut maksud, tujuan, ruang lingkup dari program PKMD, dan sebagainya.
2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah : 1. Apa yang dimaksud dengan PKMD? 2. Apa tujuan, ciri-ciri, ruang lingkup, prinsip dasar, pokok kegiatan, langkah pemetaan, dan hal-hal yang diperlukan untuk menjalankan PKMD?
3. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat di Program Studi Diploma III Kebidanan ADILA Bandar Lampung dan untuk memberitahukan dan menjelaskan PKMD.
4. Manfaat Penulisan Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Dinas Kesehatan. Makalah ini bisa dijadikan sebagai masukan yang dapat digunakan untuk evaluasi dan sebagai tindak lanjut dalam pelayanan kebidanan pada ibu hamil sehingga pelayanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan standar yang ditetapkan 2. Bagi Institusi Makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan dapat dijadikan sebagai buku sumber untuk kepustakaan institusi, terutama untuk mata kulian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan mata kuliah yang terkait.
3. Bagi Mahasiswa Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pelayanan kebidanan yang diberikan serta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama mengikuti perkuliahan.
1. Definisi PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa) merupakan kegiatan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan peningkatan berbagai pelayanan yang diperlukan masyarakat untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan program PKMD sebagai bagian dari pembangunan desa perlu didukung dan dilaksanakan bersama-sama secara terpadu oleh pemerintah dan seluruh masyarakat. Pembangunan kesehatan masyarakat desa adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhannya di bidang kesehatan dan di bidang lain yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan yang sehat sejahtera. Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilakukan berdasarkan gotong-royong, swadaya masyarakat dalam rangka menolong mereka sendiri untuk mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhan yang dirasakan masyarakat, baik dalam bidang kesehatan maupun bidang yang berkaitan dengan kesehatan, agar mampu memelihara kehidupannya yang sehat dalam rangka meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat. PKMD adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang pelaksanaannya didasarkan melalui sistem pelayanan puskesmas, dimana dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan kesehatan oleh lembaga ini diikutsertakan anggota-anggota masyarakat di pedusunan melalui segala pengarahan untuk menimbulkan kesadaran secara aktif di dalam ikut membantu memecahkan dan mengembangkan usaha-usaha kesehatan di desanya. PKMD adalah kegiatan atau pelayanan kesehatan berdasarkan sistem pendekatan edukatif masalah kesehatan melalui Puskesmas dimana setiap individu atau kelompok masyarakat dibantu agar dapat melakukan tindakan-tindakan yang tepat dalam mengatasi kesehatan mereka sendiri. Disamping itu kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan juga dapat mendorong timbulnya kreativitas dan inisiatif setiap individu atau kelompok masyarakat untuk ikut secara aktif dalam program-program kesehatan di daerahnya dan menentukan prioritas program sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat yang bersangkutan.
2. Tujuan PKMD
1. Tujuan Umumb Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya swadaya masyarakat, sehingga masyarakat mampu secara mandiri melakukan perilaku sehat, dalam meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup masyarakat. 2. Tujuan Khusus
1) Menumbuhkan kegiatan dan kesadaran masyarakat akan potensi yang dimilikinya untuk menolong diri mereka sendiri dalam meningkatkan mutu hidup mereka 2) Mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk berperan secara aktif dan berswadaya dalam meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri 3) menghasilkan lebih banyak tenaga-tenaga masyarakat setempat yang mampu, terampil serta mau berperan aktif dalam pembangunan desa 4) Membentuk kader-kader kesehatan yang berasal dari masyarakat yang mampu dan aktif dalam program pembangunan kegiatan desa. 5) Terjalinnya kerja sama kegiatan dari berbagai sektor masyarakat dengan pemerintah secara terpadu. 6) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan turunnya angka kelahiran, kematian, kesakitan, dan perbaikan status gizi masyarakat.
3. Ciri – Ciri PKMD Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) memiliki ciri-ciri sebagai berikut : • Kegiatan dilaksanakan atas dasar kesadaran, kemampuan dan prakarsa masyarakat sendiri, dalam arti bahwa kegiatan dimulai dengan kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang memang dirasakan oleh masyarakat sendiri sebagai kebutuhan, dan dilaksanakan melalui usaha-usaha swadaya masyarakat berdasarkan gotong-royong yang menggali dan menggunkan sumber dan potensi masyarakat setempat. • Perencanaan ditetapkan oleh masyarakat secara musyawarah dan mufakat. • Pelaksanaan kegiatan berdasarkan pada peran serta aktif dan swadaya masyarakat dalam arti memanfaatkan secara optimal kemampuan dan sumber daya yang dimiliki masyarakat. • Masukan dari luar hanya bersifat memacu, melengkapi dan menunjang, tidak mengakibatkan ketergantungan. • Kegiatan dilakukan oleh tenaga-tenaga masyarakat setempat. • Memanfaatkan teknologi tepat guna. • Kegiatan yang dilakukan sekurang-kurangnya mencakup salah satu dari unsur PHC.
4. Ruang Lingkup PKMD Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) sebagai suatu bentuk pendekatan pembangunan kesehatan ditandai dengan lima ciri sebagai berikut: 1. Liputan yang menyeluruh terhadap penduduk sehinggap enduduk dapat memperoleh pembinaan kesehatan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan asas pemerataan yang adil (equity). 2. Pembinaan kesehatan tersebut mencakup upaya preventif (pencegahan), promotif (kegiatan peningkatan), kuratif (upaya penyembuhan) dan rehabilitative (upaya perbaikan kembali), dengan penekanan pada pembinaan esensial kesehatan penduduk melalui: • Penyuluhan tentang masalah kesehatan dan cara penanggulangannya. • Penyediaan makanan sehat dan peningkatan gizi. • Pengadaan kegiatan air bersih dan sanitasi dasar. • Peningkatan kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana. • Imunisasi terhadap penyakit infeksi utama. • Pencegahan dan pemberantasan penyakit endemik. • Pengobatan tepat terhadap penyakit umum dan cedera. • Penyediaan obat esensial. 3. Teknologi yang digunakan dalam pembinaan kesehatan esensial tersebut harus tepat guna, efektif, dapat diterima budaya setempat dan terjangkau oleh masyarakat. 4. Masyarakat terlibat aktif dalam upaya pembinaan kesehatan esensial tersebut sehingga dapat mengembangkan kemandirian dan mengurangi ketergantungan. 5. Pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi dikaitkan dengan kegiatan pembangunan di sektor lain dengan meningkatkan kerjasama lintas sektoral. Dalam keterpaduan Keluarga Berencana, Kesehatan, Pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) diwujudkan melalui Posyandu, Posyandu memenuhi kelima ciri Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) tersebut di atas, Palang Merah Remaja Madya diharapkan dapat berperan serta dalam kegiatan Posyandu membantu kader kesehatan atau petugas sebatas kemampuannya. Kegiatan Masyarakat di bidang kesehatan dilakukan di: 1. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) untuk kegiatan penyuluhan, pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan keluarga berencana, imunisasi, pengobatan penyakit diare, dan pelayanan gizi. 2. Di luar jadwal Posyandu untuk kegiatan penyuluhan, pencegahan penyakit diare, penyediaan tempat pembuangan sampah, sarana air bersih, penanggulangan pencemaran air minum, pengobatan sederhana, kegiatan yang dikaitkan dengna kesehatan kerja, kesehatan sekolah (dokter kecil), pramuka. Kegiatan di Posyandu adalah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dari masyarakat untuk masyarakat. Oleh karena itu masyarakat setempat benar berperan serta dalam kegiatan tersebut. Peran serta Palang Merah Remaja Madya dalam kegiatan Posyandu tidak saja dalam bentuk kehadiran sebagai pihak yang meminta pelayanan tetapi juga memberi pelayanan. Empat kegiatan Posyandu yang dapat dilakukan oleh Palang Merah Remaja Madya dengna bantuan petugas, yaitu pendaftaran, penimbangan anak di bawah lima tahun (balita), pencatatan hasil penimbangan, pembagian oralit, vitamin A, tablet daerah Fe, pemberian makanan tambahan.
5. Prinsip-Prinsip Dasar PKMD PKMD memiliki prinsip-prinsip dasar sebagai berikut : • Kegiatan masyarakat sebaiknya dimulai dengan kegiatan yang memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, bukan hanya kegiatan kesehatan secara langsung, ini berarti bahwa kegiatan tidak terbatas pada aspek kesehatan saja melainkan juga mencakup aspek-aspek kehidupan lainnya yang secara tidak langsung menunjang peningkatan taraf kesehatan. • Dalam membina kegiatan masyarakat diperlukan kerja sama yang baik : • Antar dinas-dinas, intansi-intansi, lembaga-lembaga lainnya yang bersangkutan. • Antar dinas-dinas, intansi-intansi, lembaga-lembaga tersebut dengan masyarakat. • Dalam hal masyarakat tidak dapat memecahkan masalah atau kehidupan sendiri, maka pelayanan langsung diberikan oleh sector yang bersangkutan.
6. Hal-hal yang Diperlukan dalam Pelaksanaan Kegiatan PKMD Adapun hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan PKMD adalah sebagai berikut : • Masyarakat perlu dikembangkan pengertiannya yang benar tentang kesehatan dan tentang program-program yang dilaksanakan pemerintah. • Masyarakat perlu dikembangkan kesadarannya akan potensi dan sumber daya yang dimiliki serta harus dikembangkan dan dibina kemampuan dan keberaniannya untuk berperan secara aktif dan berswadaya dalam meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan mereka. • Sikap mental pihak penyelenggara pelayanan perlu dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat menyadari bahwa masyarakat mempunyai hak dan potensi untuk menolong diri mereka sendiri dalam meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan mereka. • Harus ada kepekaan dari para pembina untuk memahami aspirasi yang tumbuh dimasyarakat dan dapat berperan secara wajar dan tepat. • Harus ada keterbukaan dan interaksi yang dinamis dan berkesinambungan baik antara para pembina maupun antara pembina dengan masyarakat, sehingga muncul arus pemikiran yang mendukung kegiatan PKMD.
7. Model / Proto Type PKMD Antara lain Slamet Riyadi, menulis dalam buku ilmu kesehatan masyarakat ada beberapa Proto type PKMD di Indonesia antara lain :
1. Proto Type Srikandi Disini petugas puskesmas merintis PKMD dengan menyusupkan strateginya lewat non kesehtan. Mereka berkeyakinan bahwa dengan keberhasilan sektor ekonomi di desa, maka kemudian mudah menyelenggarakan usaha-usaha PKMD. Keberhasilan PKMD dirintis lewat keberhasilan ekonomi desa terlebih dahulu. Kebutuhan masyarakat desa tidak dipaksakan oleh dokter Puskesmas berdasarkan keinginannya (Needs) melainkan benar-benar berdasarkan kebutuhan (Demands) masyarakat. Segala usaha yang dipelopiri pUskesmas tetap mempergunakan lembaga pedesaan yang ada secara terpadu.
2. Proto Type Kelompok Disini pembinaan masyarakat desa tidak diintegrasikan dengan pembangunan masyarakat desa secara keseluruhan sebagaimana prototype Srikandi, melainkan dikhususkan secara tersendiri dengan wadah tersendiri pula, yaitu melalui suatu Dana Sehat yang berdiri sendiri . mereka mengorganisir kader kesehatan desa yang sangat menonjol. Sekalipun tidak diintegrasikan didalam LSD, namun pembinaan organisasi dan adminstrasi saderhana oleh Pak Lurahnya. Yang sangat patut dicatat adalah peranan para kader kesehatan desanya yang sangat menonjol dan berdedikasi.
Proto Type Karangsalam PKMD disini sudah merupakan bagian dari pembangunan masyarakat desa yang intervensinya secara lebih teratur dilakukan dari puskesmas setempat. Kegiatan-kegiatan yang menonjol masih berupa dana sehat, pengembangan promotor kesehatan desa, penyuluhan kesehatan maupunpendidikan gizi melalui arisan-arisan ibi-ibu. Pengetrapan teknologi pedesaan setempat dikerjakan melalui sistem dapur sekam maupun pembuatan gas metan dari kotoran (Digeseter). Sehingga melalaui cara-cara ini orang-orang kesehatan berhasil merubah cara-cara tradisional kearah yang lebih maju yang dijalankan serentak dengan usaha-usaha kesehatan.
4. Proto Type Kerten Merupakan prototype untuk suatu daerah perkotaan yang memiliki keistimewaan juga. Tekanannya juga pada dana sehat dengan sistem uang pangkal sebagai modal pertama yang selanjutnya dioperasionalkan dengan sistem simpan pinjam. Setelah dananya kuat dipergunakan untuk dana sehat yang meliputi : – dana pengobatan orang sakit – perbaikan kampung – kegiatan pinjaman jangka panjang, yaitu : 8 minggu untuk keperluan ; modal dagang, perbaikan rumah, pemeliharaan ternak Unit sasaran hanya satu RT dengan sistem administrasi sederhana tapi tetap rapi. Satu-satunya hambatan adalah bahwa kader kesehatan yang pernah dicoba permulaan dengan 12 orang, ternyata hanya 2 orang yang tertarik dengan tugas-tugas sosial ini.
5. Proto Type Karanganyar Dalam penyelenggaraan PKMD ini puskesmas pemerintah bertindak sebagai pendorong dan pembimbing. Suatu dana sehat diadakan dengan disertai pembentukan promotor kesehatan desa, akan tetapi sayang tidak diintegrasikan dengan pembangunan masyarakat desa. Tidak ada pungutan uang pangakal atau tidak ada usaha bagi suatu koperasi simpan pinjam. Pelaksanaannya agak kaku karena mungkin terikat kepada suatu protokol “Reseach Proyect”. Ini disiapkan melalui suatu perencanaan dari suatu badan konsultant yang terlalu teoritis. Ditetapkan bahwa iuran perkapita atas saran konsultant ditentukan Rp. 40 untuk dapat mencukupi suatu permulaan kegiatan. Dalam keadaan ini masyarakat banyak yang tidak bersedia. Terlalu banyak intervensi oleh unsur-unsur pemerintah antara lain seperti kader Promokesa ditunjuk oleh Lurah atau camat bukan dipilih oleh masyarakat setempat, semuanya merupakan hal-hal yang kurang bisa memperoleh dukungan masyarakat setempat.
6. Proto Type Subah Hampir sama dengan bentuk Kranganyar, dimana unsur-insur menonjol yaitu tidak diintegrasikannya PKMD itu dengan Pembangunan Masyarakat Desa, maupun terlalu dibimbing secara ketat oleh Puskesmas Pemerintah setempat dalam menjalankan programnya sendiri. Kasarnya, akhirnya terdapat suatu dana sehat tanpa Promokesa.
Proto Type Dampit Malang Masyarakat melakukan kegiatan sesuai dengan program yang diprioritaskan, sebagi hasil dari pada perencanaan staf Puskesmas dan tokoh-tokoh masyarakat setempat. Tokoh-tokoh masyarakat memang sebelumnya dibina dahulu oleh puskesmas dan kemudian dijadikan “ PION” untuk memungkinkan sistem yang dilemparkan oleh atas dapat berhasil persis dengan skenario.
8. Proto Type Mojokerto (Desa Balongmasin – Kecamatan Pengging) Kegiatan kesehatan disini telah diintegrasikan dalam wilayah kegiatan pembangunan yaitu LSD. Mirip dengan bentuk Srikandi. Disini unsur-unsur Pamong Praja dan LSD-nya digerakkan untuk menangani. Suatu kemajuan yang menonjol bahwa Desa memiliki suatu anggaran untuk bidang kesehatan yang dimasukkan kedalam semacam APBD Desa, setelah mampu menyalurkan/menjual hasil produksi tanaman dari Desa. Keberhasilan Proto Type yang demikian majunya sampai mampu berfikir menyelenggarakan semacam APBD Desa, disebabkan karena Puskesmas Mojosari sebagai pembina, telah ikut berpengalaman lama dibawah berbagai dokter. Memang daerah ini merupakan daerah “Fielf Practice and Demonstration Area” (FPDA) yang berada langsung dibawah Dinas Kesehatan Propinsi dan banyak memperoleh perhatian Depkes untuk menunjukkan Keberhasilan Depkes. Karena juga berlakunya semacam Reward System bagi dokter-dokter pimpinan puskesmas Mojosari untuk berhasil dapat menduduki jabatan-jabatan penting, seperti Prof. Sulianti, dr. Lolong, dr. Soekamto, dll.
BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong masyarakat sendiri dalam memecahkan masalah, terutama masalah kesehatan, secara mandiri, untuk memenuhi kebutuhannya di bidang kesehatan dan di bidang lain yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan yang sehat sejahtera. Sehingga diharapkan dengan adanya program PKMD ini, derajat kesehatan masyarakat, terutama masyarakat desa yag jarang terpapar dengan tenaga kesehatan.
Kritik dan Saran Dalam proses pengumpulan bahan, penyusunan, dan penulisan makalah ini, tim penulis tidak terlepas dari kesalahan. Oleh karena itu, tim penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pihak pembaca demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin (2000) Pengantar Pelayanan Keperawatan Di Puskesmas; seri 6 Perawatan Kesehatan Masyarakat, Depok Depkes RI (1987) Peran Serta Masyarakat, Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai, Jakarta Effendi, Nasrul (1998) Dasar-Dasar Kesehatan Masyarakat, Ed. 2, EGC, Jakarta Ryadi Slamet (1982) Ilmu Kesehatan Masyarakat ; Dasar-Dasar Dan Sejarah Perkembangannya, Ed. Revisi, Usaha Nasional, Surabaya.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan cakupan relavan kesehatan masyarakat. Berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi & sumber daya yang ada termasuk yang ada dimsyarakat. Sesuai dengan salah satu fungsipuskesmas yaitu pusat pemberdayaa masyarakat, puskesmas betugamelakukan pemberdayaan masyarakat dalambidang kesehatan yaitu dengan adanya upaya kesehatan bersumber dayamasyarakat (UKBM). Contoh nyata dari UKBM antar lain posyandu, poskesdes , dana sehat, pos obat desa, usaha kesehatan sekolah, & pos kesehatan pesantren (POSKESTREN). Pondok pesantren adalah salah satu bentuk kegiatan masyarakat dijalur agama yang berperan penting dalam pengembangan sumber daya manusia. POLINDES atau kepanjangan dari Pondok Bersalin Desa adalah salah satu bentuk partisipasi atau peran serta masyarakat dalam menyediakan tempat prsalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk KB yang mana tempat & lokasi yang ada didesa. Tabulin adalah dana atau barang yang disimpan oleh keluarga atau pengelola tabulin secara bertahap sesuai dengankmampua dan pengelolaannya sesuai kesepakatan serta penggunaanya untuk segala bentuk pembiyaan saat ANC , persalinan& kegawatdaruratan. Dasolin adalah danayang dihimpun dari masyarakat secara sukarela dengan prinsip gotong royog sesuai dengan kesepakatan bersama dengan tujuan membantu pembiyaan mualai dari ANC, persalinan & kegawatdaruratan. POD merupakan wujud peran serta masyarakat dalam hal pengobatan sederhana. Bertujuan agar masyarakat mengetahui & mengertimasalah kesehtan yang dihadapi, dan diharapkan dapat merencanakan dan melakukan upaya pemecahannya dengan memanfaatkan potensi yang sesuai situasi dan kondisi masyarakat itu sendiri.
A. Pengertian PSM Pergerakan dan Pemberdayaan Masyarakat adalah segala upaya yang bersifat persuasif dan tidak memerintah yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku dan kemampuan masyarakat dalam menemukan, merencanakan danmemecahkan masalah menggunakan sumber daya/potensi yang mereka miliki termasuk partisipasi dan dukungan tokoh-tokoh masyarakat serta LSM yang ada dan hidup di masyarakat. Peran serta masyarakat adalah suatu bentuk bantuan masyarakat dalam hal pelaksanaan upaya kesehatan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitattif dalam bentuk bantuan tenaga, dana, sarana, prasarana serta bantuan moralitas sehingga tercapai tingkat kesehatan yang optimal. Peran serta masyarakat memiliki makna yang amat luas. Semua ahli mengatakan bahwa partisipasi atau peran serta masyarakat pada hakekatnya bertitik tolak dari sikap dan perilaku namun batasannya tidak jelas, akan tetapi mudah dirasakan, dihayati dan diamalkan namun sulit untuk dirumuskan. Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan adalah keadaan dimana individu, keluarga maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab terhadap kesehatan diri, keluarga, ataupun kesehatan masyarakat lingkungannya ( Dep Kes RI, 1997, hal 5 )
B. Tujuan PSM Tujuan program peran serta masyarakat adalah meningkatkan peran dan kemandirian, dan kerjasama dengan lembaga-lembaga non pemerintah yang memiliki visi: 1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas jejaring kelembagaan dan organisasi non pemerintah dan masyarakat. 2. Memperkuat peran aktif masyarakat dalam setiap tahap dan proses pembangunan melalui peningkatan jaringan kemitraan dengan masyarakat. Tujuan PSM terbagi 2 : a. Tujuan umum Meningkatkan kemandirian masyarakat dan keluarga dalam bidang kesehatan sehingga masyarakat dapat memberikan andil dalam meningkatkan derajat kesehatannya. b. Tujuan khusus a) Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan. b) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatannya sendiri. c) Meningkatkan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh masyarakat. d) Terwujudnya pelembagaan upaya kesehatan masyarakat di tingkat lapangan.
C. Tahap PSM 1. Pertemuan / Pendekatan Tingkat Desa A. 2. Survey Mawas Diri ( Community Self Survey / CSS ). 3. Musyawarah Masyarakat Desa 4. Pelatihan Kader 5. Pelaksanaan Upaya Kesehatan Oleh Masyarakat 6. Pembinaan Pelestarian Kegiatan 7. Pengenalan Sosio – Budaya Masyarakat Setempat
D. Tingkat PSM 1. PSM karena Imbalan Adanya peranserta karena adanya imbalan tertentu yang diberikan baik dalam bentuk imbalan materi atau imbalan kedudukan. 2. PSM karena Paksaan / Perintah Masyarakat berperan serta karena adanya ancaman atau sanksi. 3. PSM karena Identifikasi atau rasa ingin memiliki. 4. PSM karena Tuntutan Hak Asasi & Tanggung Jawab. 5. PSM yang Disertai Kreasi dan daya Cipta. 6. PSM karena kesadaran Peran serta atas dasar kesadaran tanpa adanya paksaan atau harapan dapat imbalan.
E. Bentuk PSM Polindes 1. Definisi Pondok bersalin Desa (POLINDES) adalah salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk KB didesa (Depkes RI, 1999) polindes dirintis dan dikelola oleh pamong desa setempat.
2. Tujuan Polindes a. Umum : memperluas jangkauan peningkatan mutu dan mendekatkan pelayanan KIA/KB oleh Bidan. b. Khusus : 1) Sebagai tempat pemeriksaan kehamilan
2) Sebagai tempat pertolongan persalinanSebagai tempat pelayanan kesehatan lain. 3) Sebagai tempat untuk konsultasi / pendidikan kesehatan. - Fungsi Polindes 1) Ada tenaga bidan yang bekerja penuh sebagai pengelola polindes. 2) Tersedianya sarana untuk melaksanakan tugas dan fungsi bidan : 3) Bidankit 4) IUD kit 5) Sarana imunisasi dasar dan imunisasi ibu hamil 6) Timbangan berat badan ibu dan pengukur tinggi badan 7) Infus set dan cairan dextrose 5%, nacl 0,9% 8) Obat-obatan sederhana dan uterotonika 9) Buku-buku pedoman kia,, dan pedoman kesehatan lainnya 10) Inkubator sederhana 11) Infuse set
- Memenuhi persyaratan rumah sehat, antara lain : 1) Penyediaan air bersih 2) Ventilasi cukup 3) Penerangan cukup 4) Tersedia sarana pembuangan air limbah 5) Lingkungan pekarangan bersih 6) Ukuran minimal 3×4 meter persegi
Lokasi dapat dicapai dengan mudah oleh penduduk sekitarnya dan mudahdijangkau oleh kendaraan roda empat. Ada tempat untuk melakukan pertolongan persalinan dan perawatan post partum (minimal satu tempat tidur).
1. Kegiatan di Polindes a. Memeriksa kehamilan, termasuk memberikan imunisasi TT pada ibu hamil dan mendeteksi dini resiko tinggi kehamilan.Menolong persalinan normal dan persalinan dengan resiko sedang. b. Memberikan pelayanan kesehatan ibu nifas dan ibu menyusui.
c. Memberikan pelayanan kesehatan neonatal,bayi,anak balita dan anak prasekolah serta imunisasi dasar pada bayi. d. Memberikan pelayanan KB. e. Mendeteksi dan memberikan pertolongan pertama pada kehamilan dan persalinan yang berisiko tinggi baik ibu maupun bayinya. f. Menampung rujukan dari dukun bayi dan dari kader. g. Merujuk kelainan kefasilitas kesehatan yang lebih mampu. h. Melatih dan membina dukun bayi maupun kader. i. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang gizi ibu hamil dan anak serta peningkatan penggunaan ASI dan KB. j. Mencatat serta melaporkan kegiatan yang dilaksanakan kepada puskesmas setempat.
Pos Obat Desa 2. Pengertian Pos Obat Desa adalah salah satu bentuk peran serta masyarakat berupa upaya pengobatan sederhana bersumber daya masyarakat. Pos obat desa merupakan wujud peran serta masyarakat dalam hal pengobatan sederhana. Kegiatan ini dapat dipandang sebagai perluasan kuratif sederhana. - Tujuan Umum : Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong sendiri dibidang kesehatan melalui penyediaan obat obatan dan pengobatan sendiri sebagai pertolongan pertama secara aman dan tepat. Khusus : Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang obat dan upaya pengobatan sederhana terhadap penyakit ringan didaerah setempat, terutama di daerah yang jauh dari pusat kesehatan. 1) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan, melalui penyediaan obat dan pengobatan sendiri sebagai pertolongan peratama secara aman dan tepat. 2) Tersedianya obat yang bermutu dengan harga terjangkau bagi masyarakat.
3. Dana upaya kesehatan masyarakat (DUKM) Pengertian Merupakan upaya dari, oleh, dan untuk masyarakat yang diselenggarakan berdasarkan azas gotong royong dan bertujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan mereka melalui perhimpunan dana secara pra upaya guna menjamin terselenggaranya pemeliharaan kesehatan yang meliputi upaaya promotif, preventif, kuratif dan rehabiltatif. Pada dasarnya mencakup 3 hal pokok : 1. adanya kesepakatan untuk mengumpulkan dan adengan prinsip gotong royong. 2. Adanya upaya pengembangan bukti pemeliharaan kesehatan. 3. Adanya system pengolahan dana - Tujuan Umum : Meningkatkan derajat jesehatan melalui supaya pemeliharaan kesehatan perorang, keluarga dan masyarakat yang bersifat paripurna dan terjamin, kesinambungan dan mutunya. Khusus : 1) Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang paripurna, berhasil guna dan berdaya guna bagi individu, keluarga dan masyarakat. 2) Tersedianya pembiayaan pra upaya yang dihimpun atas azas gotong royong. 3) Pengelolaan dana dan penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan dikelola oleh organisasi atau badan hokum yang ditunjuk oleh masyarakat. 4) Jenis: - Komponen Dana Sehat - Ada peserta dana sehat - Ada pelaksana pemeliharaan kesehatan - Ada organisasi atau badan hokum yang menyekenggarakan program dana sehat. - Ada vembina dana sehat yang terdiri dari unsure petugas vemerintah tokoh masyarakat dan wakil anggota
Kebijakan operasional 1) Tumbuhkan dulu kesadaran bahwa kesehatan itu perlu biaya yang berkesinambungan. 2) Dimulai dari kelompok kecil 3) Lahir dari aktifitas setempat 4) Paket pelayanan yang disesuaikan 5) Pengembangan yang bertahap
4. Tabulin Pengertian Tabungan ini sifatnya insidensial, keberadaannya terutama pada saat mulainya kehamilan dan dapat berakhir pada saat seorang ibu sudah melahirkan. Tabungan ini akan sangat membantu terutama bagi ibu hamil dan keluarganya pada saat menghadapi persalinan terutama masalah kendala biaya sudah dapat teratasi. Secara psikologis ibu akan merasa tenang menghadapi saat persalinan dan karena pengelolaan. Tabulin ini biasanya oleh tokoh masyarakat atau petugas kesehatan, maka akan menjamin akses ibu kepada petugas kesehatan. Perlindungan pembiayaan kesehatan sendiri seharusnya dimiliki setiap orang pada setiap fase kehidupannya. - Tujuan 1) Menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia. 2) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama ibu hamil. 3) Memotivasi masyarakat terutama ibu hamil, menyisihkan sebagian dananya untuk ditabung sebagai persiapan persalinan. Keberhasilan pemberdayaan perempuan di sektor kesehatan juga terlihat pada indikator persalinan yang ditolong medis. Intervensi yang dilakukan adalah menggiatkan penyuluhan ke tengah masyarakat, khususnya di pedesaan dan menyediakan lebih banyak lagi pusat “Pelayanan Kesehatan Masyarakat”, bersama tenaga medisnya. Pemberdayaan perempuan di sektor kesehatan telah berhasil meningkatkan usia harapan hidup perempuan. Salah satu kegiatan isi adalah membuat tabungan ibu bersalin (Tabulin), Tabulin adalah salah satu Program Kesehatan yang dinilai sangat positif langsung menyentuh masyarakat. Tabungan yang bersifat sosial ini sangat membantu warga, terutama mereka yang berekonomi lemah. Program ini sangat tepat dan efektif dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat. Warga tidak akan merasa terbebani dalam mendukung program tersebut karena penggalangan dana tabungan dilakukan melalui pola jimpitan (sejenis iuran sukarela). Melalui Tabulin, bumil diharapkan bisa menabung sehingga saat melahirkan tidak mengalami kesulitan biaya persalinan karena sudah ada dana tabungan tersebut. Tabulin merupakan upaya yang sangat baik untuk menurunkan angka kematian ibu. Meskipun demikian, cara ini belum 100 % menjamin ibu hamil selamat dari maut. Tabungan Bersalin (Tabulin) sudah dimulai sebelum ada desa Siaga. Kita menerangkan ke Ibu Hamil dan keluarganya tentang kegunaan Tabulin, meskipun orang kaya. Justru orang kaya tersebut harus memberikan contoh kepada orang-orang yang tidak mampu menabung, dan ibu hamil tersebut diberikan buku yang dibawa setiap pemeriksaan.
Tabungan itu dibentuk berdasarkan RW atau Posyandu. Bila Posyandu di suatu tempat ada empat, maka tabungannya ada empat di desa tersebut. Kita juga harus menentukan jumlah tabungan ibu hamil setiap minggunya dan memberi penjelasan kepada ibu hamil betapa pentingnya manfaat Tabulin sehingga ibu hamil mempunyai kesadaran untuk membayar Tabulin. Banyak sekali hal yang sebenarnya kelihatan kecil atau sepele, seperti menyiapkan tabungan, kemudian menyiapkan tetangga yang bisa mengantar pada saat terjadinya persalinan secara tiba-tiba. Hal ini bisa menginspirasi banyak masyarakat agar di masa mendatang Tabulin dapat tersosialiasai dengan baik di masyarakat.
5. Dasolin Pengertian Dasolin adalah untuk masyarakat yang pasangan usia subur, juga ibu yang mempunyai balita dianjurkan menabung yang kegunaan untuk membantu ibu tersebut saat hamil lagi. Sedangkan Tabulin hanya untuk ibu hamil saja. Tapi kalau misalkan Tabulinnya sedikit, bisa dibantu dengan Dasolin tersebut. Dasolin merupakan suatu upaya pemeliharaan kesehatan diri, oleh, dan untuk masyarakat yang diselenggarakan berdasarkan azas usaha bersama dan kekeluargaan dengan pembiayaan secara pra upaya dan bertujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat terutama ibu hamil . Ciri khas Dasolin adalah dana yang berasal dari masyarakat dalam bentuk uang atau modal dan benda yang dikelola oleh masyarakat untuk kepentingan dan kesehatan masyarakat terutama ibu hamil.
- Tujuan Dasolin : 1) Menurunkan angka kematian ibu dan bayi 2) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama ibu hamil. 3) Memotivasi masyarakat, untuk menyisihkan sebagian dananya untuk ditabung, yang kegunaannya untuk membantu ibu tersebut saat hamil lagi. 4) Terselenggaranya pemeliharaan kesehatan yang bermutu, berhasil guna dan berdaya guna. 5) Tersedianya dana yang dihimpun secara pra upaya atu azas gotong royong. 6) Terwujudnya pengelolaan yang efisien dan efektif oleh lembaga organisasi masyarakat yang melindungi kepentingan peserta.
Dasolin tidak hanya semata membiayai pemeliharaan kesehatan, melainkan juga berusaha meningkatkan kemampuan hidup sehat anggota masyarakat terutama ibu hamil. Dasolin merupakan salah satu bentuk peran serta dan kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan. Penyelenggaraan dipelihara melalui kelompok masyarakat yang terorganisasi seperti RT/RW. LKMD/PKK, Paguyuban, Pengajian, Koperasi dan lain-lain. - Ciri penyelenggaraan : 1) Secara gotong royong Penyelenggaraan Dasolin dilaksanakan usaha bersama, azas kekeluargaan diantara peserta. 2) Secara musyawarah mufakat Setiap putusan penyelenggaraan Dasolin didasarkan atas musyawarah anggotanya. 3) Secara manajemen terbuka Karena Dasolin adalah upaya masyarakat secara gotong royong, maka manajemen dilakukan adalah secara terbuka. 4) Dasolin dalam kegiatan ekonomi Penyelenggaraan Dasolin akan lestari bila dikaitkan dengan upaya ekonomi misalnya keterkaitan usaha koperasi. Penyelenggaraan Dasolin dapat dilakukan untuk pemeliharaan kesehatan ibu dan anak. Pemeliharaan kesehatan melalui dana sehat dapat dilakukan kepada ibu hamil. Konstribusi dana dapat berasal dari keluarga atau ibu rumah tangga. sebagai peserta Dasolin disini ibu dan keluarga. Sebagai pelaksana pelayanan adalah tenaga kesehatan terutama bidan, dokter dan perawat.
7. Poskestren Pengertian Poskestren adalah Pesantren yang memiliki kesiapan dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah- masalah kesehatan, secara mandiri sesuai dengan kemamp a. Tujuan Umum Terwujudnya pesantren yang sehat, serta peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan diwilayah pesantrennya. b. Tujuan Khusus 1) Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran santri dan guru tentang pentingnya kesehatan.
2) Meningkatnya santri dan guru yang melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat. 3) Meningkatnya kesehatan lingkungan di pesantren. 4) Meningkatnya kemampuan dan kemauan santri untuk menolong diri sendiri dibidang kesehatan. Sasaran Pengembangan Poskestren Untuk mempermudah strategi intervensi, sasaran pengembangan Poskestren dibedakan menjadi tiga jenis sasaran, yaitu : 1) Semua individu santri, guru serta pengurus pesentren serta keluarganya yang tinggal di lingkungan pesantren, yang diharapkan mampu melaksanakan hidup sehat, serta peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di lingkungan pesantren. 2) Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku individu dan keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan perilaku tersebut, seperti pimpinan pesantren, pengurus yayasan serta petugas kesehatan. 3) Pihak-pihak yang diharapkan memberikan dukungan kebijakan, peraturan, dana, tenaga, sarana dan lain-lain, Camat, para pejabat terkait, swasta, para donatur dan pemangku kepentingan lainnya.
F. Pengembangan PSM Dalam mengembangkan dan membina peran serta masyarakat di bidang kesehatan di Indonesia, perlu diterapkan pendekatan edukatif dengan strategi dua tahap, yaitu pengembangan provider dan pengembangan masyarakat. Kunci pada pengembangan provider adalah keterbukaan dan pengembangan komunikasi timbal balik yang horisontal maupun vertikal, sedangkan kunci pada pengembangan masyarakat adalah mengembangkan persepsi antara masyarakat dan provider agar masyarakat mampu mengenal masalah dan potensinya dalam memecahkan masalah. Dengan demikian, mengembangkan peran serta masyarakat yang baik adalah upaya memicu dan menghidupkan proses pemecahan masalah, haruslah selalu diusahakan agar sumberdaya untuk pemecahan masalah selalu merupakan sumberdaya setempat yang ada setempat atau yang terjangkau oleh masyarakat.
Untuk penyelenggaraan pelayanan dalam mengembangkan dan membina peran serta masyarakat, beberapa hal yang dapat diperankan adalah sebagai berikut : 1. Membina dan memelihara hubungan baik 2. Bertindak sebagai katalisator 3. Penasehat teknis 4. Membantu langsung atau membantu masyarakat menggali sumur 5. Memberikan dorongan (reinforcement).
1.Kesimpulan Peran serta masyarakat (PSM) merupakan keikut sertaan individu,keluarga dan kelompok masyarakat dalam setiap menggerakan upaya kesehatan yang juga merupakan tanggung jawab sendiri,keluarga dan masyarakatnya. Dalam worldHealtAssembly 1997,peran masyarakat adalah proses untuk mewujudkan kerja sama kemitraan antara pemerintah dan masyarakat setempat dalam merencakan ,melaksanakan dan memanfaatkan kegiatan kesehatan sehingga diperoleh manfaat berupa peningkatan kemampuan swadaya masyarakatmasyarakat berperan dalam menentukan prasarana dan pemeliharaan teknologi tepat guna dalam pelayanan kesehatan Tujuan dari PSM adalah menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). 1.Saran Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca khususnya bagi para bidan dalam menjalani tugas dan tanggung jawabnya.Sehubungan dengan masalah yang terkait diatas,penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga kita bisa meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia dengan mengikutsertakan Peran Masyarakat ( PSM ).
DAFTAR PUSTAKA Prawirohadjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan.Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo. 2009 http://d3kebidanan.blogspot.com/2010/08/asuhan-kebidanan-komunikasi-tabulin.html http://moeyzhaserenity.blogspot.com/2010/10/donor-darah-berjalan.html
MAKALAH TENTANG PENDIDIKAN KESEHATAN MELIPUTI PERILAKU DAN DOMAIN PERILAKU KESEHATAN
BalasHapusNAMA KELOMPOK :
SUSI LANASARI
SINTA ARIANTI
SRI KURNIASIH
ISNAWATI
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................ 2
Rumusan Masalah ............................................................................................ 3
Tujuan.................................................................................................... 3
Manfaat............................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Pendidikan Kesehatan..................................................................... 4
Prinsip-prinsip Pendidikan Kesehatan..................................................................... 4
Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan..................................................................... 5
Pengertian Perilaku Kesehatan................................................................................ 5
Domain Perilaku Kesehatan......................................................................................... 7
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ........................................................................................... 11
Saran ........................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12
MAKALAH
BalasHapusTENTANG PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (PKMD)
DISUSUN OLEH:
NAMA NIM
DEVI SELVIA 201611008
LAILIKA WULANDARI 201611019
MELIA ROSITA 201611025
ROHIMAH HIDAYATI 201611043
AKADEMIK KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah tentang Pembangunan Masyarakat Desa ( PKMD ).
Kami menyusun Makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas Ilmu Kesehatan Masyarakat ( IKM ) di akademi kebidanan ADILA Bandar Lampung.
Kami menyadari bahwa Makalah ini jauh dari sempurna sehingga kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini dan semoga dapat bermanfaat khususnya bagi kelompok kami.
Bandar Lampung 26 April 2018
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DARTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan penulisan
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Definisi PKMD
2.2 Sejarah perkembangan
2.3 Tujuan PKMD
2.4 Ciri – ciri PKMD
2.5 Prinsip – prinsip PKMD
2.6 Wadah kegiatan PKMD
2.7 Kebijakan strategi untuk penunjang PKMD
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada awal tahun 1970-an, organisasi kesehatan dunia (WHO) mendesak negara anggotanya untuk melakukan penilaian terhadap sistem pelayanan kesehatan masing-masing dengan mengacu kepada hasil studi WHO mengenai pelayanan kesehatan desa. Departemen kesehatan Indoensia menanggapinya dengan menyusun rencana Program Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) yang mulai dilaksanakan pada tahun 1975. Suatu kelompok kerja dibentuk untuk merencanakan danmengembangkan program PKMD secara resmi dinyatakan sebagai suatu strategi untuk meningkatkan kesehatan rakyat Indonesia.
PKMD adalah bentuk operasional dari PrimaryHealthCare (PHC) di Indonesia. PKMD mencakup serangkaian kegiatan swadaya masyarakat berazaskan gotong royong yang didukung oleh pemerintah melalui koordinasi lintas sektoral dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan atau yang terkait dengan kesehatan, agar masyarakat dapat hidup sehat guna mencapai kualitas hidup dan kesejahteraan yang lebih baik.
Meskipun kesehatan merupakan tujuan utama, dalam PKMD ini juga dicakup kegiatan lain yang relevan dan mendukung upaya perbaikan kualitas hidup masyarakat. PKMD mempunyai 8 upaya kesehatan dasar, yang mencakup :
1. Pendidikan masyarakat tentang masalah kesehatan & upaya penanggulangannya
2. Pemberantasan dan pencegahan penyakit endemik setempat
3. Program imunisasi
4. Kesehatan ibu-anak dan keluarga berencana
5. Pengadaan obat essensial
6. Pengadaan pangan dan gizi
7. Pengobatan penyakit umum dan cedera
8. Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan
Selanjutnya, program PKMD juga mencakup kegiatan seperti : asuransi kesehatan, pos obat desa atau pos kesehatan, tenaga kesehatan sukarela kader kesehatan dan kegiatan peningkatan pendapatan, seperti perkreditan, perikanan dan industri rumah tangga ; yang biasanya menjadi pintu masuk pelbagai program swadaya masyarakat di bidang kesehatan
Program PKMD merupakan bagian integral dari pembangunan pedesaan yang menyeluruh, dibawah naungan LKMD (Lembaga ketahanan masyarakat desa). LKMD merupakan suatu forum kegiatan pengembangan masyarakat yang dilaksanakan dengan dukungan kerjasama lintas sektoral. LKMD bertanggung jawab atas sepuluh segi pembangunan, termasuk kesehatan dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat.
2.1 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pelayanan kebidanan yang diberikan serta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama mengikuti pembelajaran ini.
BAB 2
BalasHapusPEMBAHASAN
1. Definisi PKMD
Pembangunaan kesehatan masyarakat desa (PKMD) adalah :
1. Rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaskanakan atas dasar gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong diri sendir (masayarakat) untukmenegnal, meemcahkan masalah/kebutuhan yang dirasakan olehmasyarakat baik dalam bidang kesehatan maupun bidang lain agar mampu memelihara dan meningkatkan kehidupan (sehat sejahtera)
2. Upaya untuk menggerakkan masyarakat pedesaan/perkotaan dan meningkatkan kemampuannya dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal dengan berorientasi pada kebutuhan khusus masyarakat terutama yang berpenghasilan rendah tanpa mengabaikan masayarakat lain dan mendayagunakan potensi dan peran masyarakat, sektor kesehatan dan sektor lain secara terpadu.
2. Sejarah perkembangan PKMD
Dalam rangka penyebarluasan konsep, PKMD pertama-tama diperkenalkan sebagai suatu pendekatan pembangunan masyarakat pada rapat kerja nasional Januari 1976. Raker tersebut menerima PKMD sebagai suatu pendekatan yang ampuh untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan dengan sasaran akhir meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta merekomendasikan agar dilakukanlangkah lebih lanjut untuk merumuskan suatu program nasional PKMD.
Untuk melaksanakan rekomendasi tersebut, Maret 1976 diselenggarakan lokakarya nasional di tawangmangu Jawa Tengah. Tujuan seminar lintas sektor ini adalah meningkatkan pemahaman bersama antara pelbagai sektor tentang arti dan ruang lingkup pengembangan kesehatan masyarakat dan untuk menggali potensi serta kemungkinan potensi berbagai organisasi pemerintah dan non pemerintah dalam melaksanakan PKMD. Lokakarya membahas tentang manajemen, rujukan, program pelayanan dan peran serta masyarakat. Hasil lokakarya ini menjadi masukan yang berharga dalam seminar lintas sektor tentang PKMD yang dilaksanakan di Jakarta April 1976.
Rakernas Januari 1977, menyetujui PKMD merupakan strategi untuk meningkatkan status kesehatan khsuusnya di pedesaan. Dan pada bulan Maret 1977 diadakan rapat kerja nasional PKMD, yang bertujuan merumuskan kebijaksanaan umum dan strategi untuk melaksanakan PKMD di Indonesia. Tahun 1978 PKMD dilaskanakan secara nasional.
3. Tujuan
1. Tujuan umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat
2. Tujuan khusus
a. Menumbuhkankan kesadaran masayarakat akan potensi yang dimilikinya untuk menolong diri mereka sendiri dalam meningkatkan mutu hidup mereka
b. Mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk berperan secara aktif dalam upaya kesehatan
c. Menghasilkan lebih banyak tenaga-tenaga masyarakat setempat yang mampu, terampil serta berperan aktif dalam kegiatan pebangunan desa
d. Meningkatkan status kesehatan amsyarakat dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian, serta meningkatkan status gizi.
BAB I
BalasHapusPENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Berbicara kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh meteologi Yunani yaitu Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita mitos Yunani tersebut Asclepius disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang telah ditempuhnya, tetapi diceritakan bahwa ia telah mengobati penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu dengan baik.
Menurut Winslow (1920) bahwa Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni : mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatanm melalui “Usaha-usaha Pengorganisasian masyarakat” untuk :
a. Perbaikan sanitsi lingkungan
b. Pemberantasan penyakit-penyakit manular
c. Pendidikan untuk kebersihan perorangan
d. Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan
e. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya
Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948) Kesehatan Masyarakat adlah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan msyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat.
Dari batasan kedua diatas, dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial, dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat. Untuk itu perlu adanya pendidikan kesehatan agar kesehatan masyarakat dapat lebih ditingkatkan dan dilaksanakan oleh masyarakat.
Keberhasilan program pendidikan kesehatan yang meliputi perilaku kesehatan dan domain kesehatan sangat besar peranannya guna mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan kesehatan yang meliputi perilaku kesehatan dan domain kesehatan ini harus didukung oleh semua pihak terutama masyarakatnya. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan tentunya menyadarkan mereka tentang pentingnya kesehatan itu sendiri.
Kesehatan sendiri adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pendidikan kesehatan. Dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat, maka perlu dilakukan pendidikan, khususnya pendidikan yang ditujukan kepada masyarakat.
Maka dari itu penulis tertarik untuk mengambil judul makalah “Pendidikan Kesehatan yang Meliputi Perilaku Kesehatan dan Domain Kesehatan.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan judul makalah ini maka rumusan masalahnya adalah pengertian pendidikan kesehatan, prinsip-prinsip pendidikan kesehatan, ruang lingkup pendidikan kesehatan, pengertian perilaku kesehatan, domain perilaku kesehatan.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui prinsip-prinsip pendidikan kesehatan serta hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan perilaku kesehatan (prinsip-prinsip pendidikan kesehatan, ruang lingkup pendidikan kesehatan, pengertian perilaku kesehatan, domain perilaku kesehatan).
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan ini adalah :
1. Agar masyarakat mengetahui tentang pendidikan kesehatan dan perilaku kesehatan.
2. Agar masyarakat mengetahui tentang hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan (prinsip-prinsip pendidikan kesehatan, ruang lingkup pendidikan kesehatan, pengertian perilaku kesehatan, domain perilaku kesehatan
BAB II
BalasHapusPEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol dam memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan yang direncanakan untuk individu, kelompok atau masyarakat agar belajar tentang kesehatan dan melakukan perubahan-perubahan secara suka rela dalam tingkah laku individu (Entjang, 1991)
Wood dikutip dari Effendi (1997), memberikan pengertian pendidikan kesehatan merupakan sejumlah pengalaman yang berpengaruh menguntungkan secara kebiasaan, sikap dan pengetahuan ada hubungannya dengan kesehatan perseorangan, masyarakat, dan bangsa. Kesemuanya ini, dipersiapkan dalam rangka mempermudah diterimanya secara suka rela perilaku yang akan meninhkatkan dna memelihara kesehatan.
Menurut Stewart dikutip dari Effendi (1997), unsur program ksehatan dan kedoktern yang didalamnya terkandung rencana untuk merubah perilaku perseorangan dan masyarakat dengan tujuan untuk membantu tercapainya program pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.
Menurut Ottawwa Charter (1986) yang dikutip dari Notoatmodjo S, memberikan pengertian pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial, budaya, dan sebagainya).
Dapat dirumuskan bahwa pengertian pendidikan kesehatan adalah upaya untuk memengaruhi, dan atau memengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat, agar melaksanakan perilaku hidup sehat. Sedangkan secara operasional, pendidikan kesehatan merupakan suatu kegiatan untuk memberikan dn atau meningkatkan pengetahuan, sikap, an praktik masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (Notoatmodjo, 2003)
2.2 Prinsip-prinsip Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan sangat penting untuk menunjang program-program kesehatan yang lain. Akan tetapi pernyatan ini tidak didukung dengan kenyataan yang ada. karena program pelayanan kesehatan yang ada kurang melibatkan pendidikan kesehatan. Pendidikan merupakan ‘behavior investment’ jangka panjang. Artinya pendidikan kesehatan baru dapat dilihat beberapa tahun kemudian. Dalam waktu yang pendek, pendidikan kesehatan hanya menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat. Sedangkan peningkatan pengetahuan saja belum akan berpengaruh langsung terhadap indikator kesehatan.
Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh terhadap perilaku sebagai hasil jangka menengah dari pendidikan kesehatan. Selanjutnya akan berpengaruh pada peningkatan indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran pendidikan kesehatan.
2.3 Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan
Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara lain dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau aplikasinya, dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan. Dimensi sasaran pendidikan kesehatan dibagi menjadi 3 kelompok :
1. Pendidikan kesehatan individual
2. Pendidikan kesehatan kelompok
3. Pendidikan kesehatan masyarakat
Dimensi tempat pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat berlangsung di berbagai tempat, misal disekolah, rumah sakit, tempat kerja, dll. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan 5 tingkat pencegahan :
1. Promosi kesehatan (health promotion)
2. Perlindungan khusus (specific protection)
3. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment)
4. Pembatasan cacat (disability limitation)
5. Rehabilitasi (rehabilitation)
BalasHapus2.4 Pengertian Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Bentuk dari perilaku tersebut ada dua yaitu pasif dan aktif. Perilaku pasif merupakan respon internal dan hanya dapat dilihat oleh diri sendiri sedangkan perilaku aktif dapat dilihat oleh orang lain. Masyarakat memiliki beberapa macam perilaku terhadap kesehatan. Perilaku tersebut umumnya dibagi menjadi dua, yaitu perilaku sehat dan perilaku sakit. Perilaku sehat yang dimaksud yaitu perilaku seseorang yang sehat dan meningkatkan kesehatannya tersebut. Perilaku sehat mencakup perilaku-perilaku dalam mencegah atau menghindari dari penyakit dan penyebab penyakit atau masalah, atau penyebab masalah (perilaku preventif). Contoh dari perilaku sehat ini antara lain makan makanan dengan gizi seimbang, olah raga secara teratur, dan menggosok gigi sebelum tidur.
Yang kedua adalah perilaku sakit. Perilaku sakit adalah perilaku seseorang yang sakit atau telah terkena masalah kesehatan untuk memperoleh penyembuhan atau pemecahan masalah kesehatannya. Perilaku ini disebut perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior). Perilaku ini mencakup tindakan- tindakan yang diambil seseorang bila terkena masalah kesehatan untuk memperoleh kesembuhan melalui sarana pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit.
Secara lebih detail, Becker (1979) membagi perilaku masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan menjadi tiga, yaitu:
1. Perilaku kesehatan : hal yang berkaitan dengan tindakan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Contoh : memilih makanan yang sehat, tindakan-tindakan yang dapat mencegah penyakit.
2. Perilaku sakit : segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan seseorang individuyang merasa sakit, untuk merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit. Contoh pengetahuan individu untuk memperoleh keuntungan.
3. Perilaku peran sakit : segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit untuk memperoleh kesehatan.
Terdapat dua paradigma dalam kesehatan yaitu paradigma sakit dan paradigma sehat. Paradigma sakit adalah paradigma yang beranggapan bahwa rumah sakit adalah tempatnya orang sakit. Hanya di saat sakit, seseorang diantar masuk ke rumah sakit. Ini adalah paradigma yang salah yang menitikberatkan kepada aspek kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan paradigma sehat Menitikberatkan pada aspek promotif dan preventif, berpandangan bahwa tindakan pencegahan itu lebih baik dan lebih murah dibandingkan pengobatan.
2.5 Domain Perilaku Kesehatan
BalasHapusPerilaku manusia itu sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologis pendidikan membagi perilaku manusia itu ke dalam 3 domain. Pembagian ini dilakukan untuk tujuan pendidikan. Bahwa dalam suatu pendidikan adalah mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut, yakni:
1. Kognitif
2. Afektif
3. Psikomotor
Dalam perkembangannya, Teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan yakni:
1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi.
Faktor yang memengaruhi pengetahuan seseorang :
1. Faktor internal : faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensia, minat, kondisi fisik
2. Faktor eksternal : faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat, sarana
3. Faktor pendekatan belajar : faktor upaya belajar, misalnya strategi dan metode dalam pembelajaran
Ada enam tingkatan domain pengetahuan, yaitu :
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) terhadap suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
2. Memahami (Comprehension)
Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat diintepretasikan materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.
4. Analisis
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan ada kaitannya dengan yang lain.
5. Sintesa
Sintesa menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan baru.
6. Evaluasi
Evalusi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi/objek.
2. Sikap (Attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok :
1. Kepercayaan (keyakinan), ide konsep terhadap suatu objek
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan :
1. Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memerhatikan stimulus yang diberikan (objek).
2. Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3. Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4. Bertanggungjawab (Responsible)
Bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
3. Praktik atau Tindakan (Practice)
BalasHapusSuatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan (support) praktik ini mempunyai beberapa tingkatan :
1. Persepsi (Perception)
Mengenal dna memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
2. Respon terpimpin (Guide response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan praktik tingkat kedua.
3. Mekanisme (Mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga.
4. Adaptasi (Adaptation)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu. pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.
Menurut penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni :
1. Kesadaran (Awareness)
Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
2. Tertarik (Interest)
Dimana orang mulai tertarik pada stimulus,
3. Evaluasi (Evaluation)
Menimbang-nimbang terhadap baik an tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4. Mencoba (Trial)
Dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5. Menerima (Adoption)
Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
BAB III
BalasHapusPENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalh diatas adalah sebagai berikut :
1. Bahwa peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku sehingga perilaku individu, kelompok atau masyarakat sesuai dengan nilia-nilai kesehatan.
2. konsep pendidikan kesehatan adalah proses belajar pada individu, kelompok stsu msdyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu, dan lain sebagainya.
3. Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku menjadi 3 domain yaitu :
a. Pengetahuan
b. Sikap atau tanggapan
c. Praktek
4. Bentuk perilaku kesehatan :
a. Pasif, artinya mengetahui namun belum melaksanakan
b. Aktif, artinya mengetahui dan melaksanakannya serta dapat diobservasi
3.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah bahwa pendidikan kesehatan itu perlu untuk diterapkan dalam masyarakat Indonesia. Dengan adanya pendidikan kesehatan, masyarakat Indonesia dapat bertindak sesuai dengan ketentuan dalam kesehatan sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit-penyakit yang membahayakan diri sendiri.
Meskipun hasilnya akan terlihat dalam beberapa tahun kedepan, namun pendidikan ini baik adanya untuk membantu masyarakat Indonesia terlepas dari serangan penyakit serta terhindar dari tindakan pencegahan yang membahayakan.
DAFTAR PUSTAKA
http://mhs.blog.ui.ac.id/putu01/2012/06/01/perilaku-masyarakat-terhadap-kesehatan/
http://luv2dentisha.wordpress.com/2010/05/08/domain-perilaku/
http://ciciimutblog.blogspot.com/2011/11/pendidikan-dan-perilaku/
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.
Maaf bu, kelompok melia tadi salah materi.
BalasHapusMAKALAH
BalasHapusTENTANG STATISTIK KESEHATAN
DISUSUN OLEH:
NAMA NIM
DEVI SELVIA 201611008
LAILIKA WULANDARI 201611019
MELIA ROSITA 201611025
ROHIMAH HIDAYATI 201611043
AKADEMIK KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah tentang Statistik kesehatan .
Kami menyusun Makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas Ilmu Kesehatan Masyarakat ( IKM ) di akademi kebidanan ADILA Bandar Lampung.
Kami menyadari bahwa Makalah ini jauh dari sempurna sehingga kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini dan semoga dapat bermanfaat khususnya bagi kelompok kami.
Bandar Lampung 26 April 2018
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DARTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan penulisan
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Definisi, tujuan dan peranan statistik kesehatan
2.2 Pengolahan dan data statistik
2.3 Penyajian data dan ukuran – ukuran statistik data
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
BalasHapusPENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Statistik secara umum dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang pengembagan dan aplikasi metode pengumpulan, pengolahan, penyajian, analisa/intrepretasi data numeric, sehingga kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat diperhitungkan secara numeric.
Statistika merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan data, menganalisa data dan menyimpulkan dan mengadakan penafsiran data yang berbentuk angka(MarguerritteR,Hall ).
Statiska merupakan ilmu dan seni mengembangkan dan menerapkan metoda yang paling efektif untuk mengumpulkan, mentabulasi, menginterpretasi kan data kuantitatif sedemikian rupa sehingga kemungkinan salah dalam kesimpulan dan estimasi dapat diperkirakan dengan menggunakan penalaran induktif berdeasarkan matematika probabilitas(Anderson dan Bancroffi).
Statiska merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpuam fakta, pengolahan serta penganalisanya, penarikan kesimpulan, penyajian dan publikasi dari data-data yang berbentuk angka( Sujana).
Statistik erat kaitannya dengan Pemerintahan, industri, Rumah Sakit, Perusahaan Swasta dan lain sebagainya, sebagai perencanaan dan penyusunan program-program yang didasari atas fakta di lapangan, dengan kata lain harus berdasarkan data real. Dari data tersebut kemudian diolah sehingga menghasilkan informasi yang dijadikan dasar untuk mengambil keputusan. Data tersebut berbentuk angka, yang biasanya digunakan untuk penelitian terhadap sifat/karakteristik yang diteliti. misalnya jumlah karyawan BKKBN, jumlah akseptor KB, Jumlah peserta KB aktif di desa / kelurahan, jumlah kelompok penimbangan yang melapor pada bulan tertentu, dan lain sebagainya.
Seiring dengan perkembangan yang pada mulanya statistik hanya menyangkut unsur-unsur negara. Namun, sekarang statistik telah diperlukan oleh seluruh aspek kehidupan tidak terkecuali bagi aspek kesehatan yang kita kenal dengan statistik kesehatan. Secara lebih terinci statistik kesehatan adalah suatu cabang dari statistik yang berurusan dengan cara-cara pengumpulan, kompilasi, pengolahan dan interpretasi fakta-fakta numerik sehubungan dengan sehat dan sakit, kelahiran, kematian, dan faktor-faktor yang berhubungan dengan itu pada populasi manusia berdasarkan propabilita. Apabila kegiatan pencatatan ini ditujukan khusus pada kejadian-kejadian kehidupan manusia tertentu, yakni kelahiran, kematian, perkawinan dan perceraian, disebut statistik vital (vital statistic), atau sering juga disebut statistik kehidupan (bio statistic).
Salah satu fungsi dari statiska kesehatan adalah untuk mengukur status kesehatan masyarakat dan mengetahui permasalahan kesehatan saat mengalami kegagalan atau keberhasilan program guna untuk menganalisa perbandingan dan menganalisa kecenderungannya. Analisa perbandingan dapat dilihat antar waktu dan antar tempat.
Dewasa ini, sebagian besar masyarakat di Indonesia kurang sadar dengan adanya program KB (Keluarga Berencana) .Masalah ini sering ditemukan pada masyarakat yang primitif , yang kental akan adat istiadat setempat. Mereka menganggap bahwa banyak anak itu akan mendatangkan banyak rezeki. Kurang kesadaran dari mereka yang membuat sebagian besar penduduk bangsa ini terancam oleh kemiskinan. Dan kemiskinan juga yang menyebabkan mereka sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ,akibatnya terjadilah ledakan pada meningkatnya angka fertilitas, mortalitas dan migrasi.
Dalam statiska kesehatan ini suatu permasalahan dapat dimonitoring dan dievaluasi melalui data yang dapat dipercaya dan tepat waktu, serta diharapkan seluruh kegiatan pengolahan data akan menghasilkan informasi, memberikan bobot untuk melakukan perbaikan dalam rangka membantu mengambil keputusan yang tepat.
1. Tujuan
BalasHapusTujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa saja tujuan dari statiska kesehatan
2. Untuk mengetahui fungsi dari statiska kesehatan.
3. Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup dari statiska kesehatan.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara penyajian data dalam statiska kesehatan.
5. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah dalam menyajikan sebuah data statiska kesehatan.
BAB 2
BalasHapusPEMBAHASAN
A. Pengertian, Tujuan dan Peranan Statistik
Secara umum arti statistik dibedakan menjadi dua bagian besar yaitu:
Arti sempit:
Merupakan data ringkasan berbentuk angka, misalnya: Jumlah karyawan BKKBN, jumlah akseptor KB, jumlah peserta KB aktif di desa/kelurahan, jumlah balita yang ditimbang pada bulan tertentu, jumlah kelompok penimbangan yang melapor pada bulan tertentu, jumlah PPKBD/Sub PPKBD, dan lain sebagainya.
Arti luas:
Merupakan ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data termasuk cara pengambilan kesimpulan dengan memperhitungkan unsur ketidakpastian berdasarkan konsep propabilitas.
1. Konsep statistik
Merupakan suatu pendekatan modern untuk menyajikan mengenai konsep-konsep dasar dan metode statistik secara lebih jelas dan langsung dapat membantu seseorang di dalam pengembangan daya kritik dalam suatu kegiatan pengambilan keputusan dengan menggunakan cara-cara kuantitatif.
Semua jenis pertanyaan tersebut membutuhkan suatu keputusan yang baik yang sudah memikirkan mengenai untung dan ruginya. Di dalam sebagian besar kasus-kasus pekerjaan yang kita alami sehari-hari, benefit dan cost adalah faktor utama yang poling diasosiasikan dengan pengambilan suatu keputusan: Akan tetapi kenyataan yang kita hadapi adalah bahwa suatu keputusan harus dibuat, walaupun dasar di dalam mengambil keputusan tersebut adalah sangat lemah, hal ini oleh karena data-data yang diperlukan juga tidak lengkap.
Oleh karena itu, penggunaan statistik adalah penting sifatnya dalam rangka membantu memberi bobot dalam mengambil keputusan. Dengan demikian apakah yang dibutuhkan oleh statistik dalam usaha untuk membantu mengambil keputusan?
Yang dibutuhkan adalah:
Data statistik atau bilangan yang mewakili suatu perhitungan atau pengukuran suatu objek. Dengan demikian, melalui teori serta metodologi dari statistik kita dapat membantu dan menentukan mengenai data yang harus dikompilasikan, bagaimana data tersebut dikumpulkan, diolah disajikan, dan dianalisis, serta kemudian ditarik kesimpulan.
Statistik menurut definisi dibagi menjadi dua bagian atau sub-kategori:
(1) DescriptiveStatistic
Adalah penggunaan statistik untuk tujuan menggambar¬kan sesuatu yang spesifik saja, dan tidak memikirkan mengenai implikasi atau kesimpulan yang mewakili sesuatu yang besar dan umum. Cara penyajiannya dapat berbentuk grafik dan tabel-tabel.
(2) InferencialStatistic
Adalah suatu cara penggambaran suatu kesimpulan dari suatu set data yang sedang- diteliti dan hasilnya dapat dibuat suatu generalisasi.
2. Peranan Statistik
BalasHapusManfaat dan peranan statistik adalah membantu pars pengelola dan pelaksana program KB-Kes khususnya dalam me¬ngambil keputusan yang selanjutnya dipakai dasar perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi berbagai kegiatan yang dilakukan.
Statistik sebagai bahan perencanaan
Statistik seperti telah dijelaskan pada butir terdahulu adalah pengetahuan yang berhubungan dengan pengumpulan data, pengolahan penganalisisan, penyajian dan penarikan kesimpulan serta pembuatan keputusan berdasarkan data dan kegiatan analisis yang dilakukan. Dengan kata lain, setiap data yang dibutuhkan adalah data yang dapat dipercaya dan tepat waktu. Melalui data yang dapat dipercaya dan tepat waktu diharapkan seluruh kegiatan pengolahan data akan menghasilkan informasi untuk mengambil suatu keputusan yang tepat. Kemungkinan-kemungkinan penyimpangan yang telah dicoba untuk dieliminasi sekecil mungkin melalui berbagai metode yang dikembangkan dalam statistik, akan sagat membantu dalam setiap kegiatan perencanaan program.
Statistik sebagai bahan monitoring
Seperti telah tersebut dalam anti sempit bahwa statistik adalah data ringkasan berbentuk angka, maka hal ini sangat membantu di dalam suatu kegiatan monitoring. Oleh karena secara umum yang dilakukan dalam kegiatan monitoring adalah memonitor seluruh kekuatan dan kelemahan program yang menyangkut berbagai variabel yang berbentuk data ringkasan.
Statistik sebagai bahan evaluasi
Dengan mengetahui berbagai data yang dapat dipercaya maka selanjutnya kita dapat menganalisis dan memutuskan yang baik dan yang buruk. Selain itu melalui berbagai data yang ada kita dapat membandingkan dan selanjutnya membuat suatu generalisasi dari sampel yang kecil kepada populasi.
B. Statistik Kesehatan
Statistik kesehatan adalah suatu cabang dari statistik yang berurusan dengan cara-cara pengumpulan, kompilasi, pengolahan dan interpretasi fakta-fakta numerik sehubungan dengan sehat dan sakit, kelahiran, kematian, dan faktor-faktor yang berhubungan dengan itu pada populasi manusia. Apabila kegiatan pencatatan ini ditunjukan khusus pada kejadian-kejadian kehidupan manusia tertentu, yakni: kelahiran, kematian, perkawinan, dan perceraian, disebut statistik vital (vital statistics), atau sering juga disebut statistik kehidupan (bio statistic).
Statistik kesehatan mencakup juga statistik kehidupan, dan data .lain yang berkaitan dengan kehidupan itu.
C. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data statistik dapat dilakukan dengan cara manual atau dengan bantuan perangkat lunak (software) komputer. Pengolahan data secara manual dewasa ini sudah jarang dilakukan. Namun, untuk data yang berskala kecil dan dengan kelangkaan prasarana komputer dan kemampuan (keterampilan) sumber daya manusia, pengolahan secara manual masih digunakan (dilakukan).
D. Penyajian Data
Cara penyajian data Pada umumnya dikelompokkan menjadi tiga, yakni:
1. Penyajian dalam Bentuk Tekstular
Penyajian secara tesktular adalah penyajian data hasil penelitian dalam bentuk kalimat. Misalnya: penyebaran penyakit malaria di daerah pedesaan pantai lebih tinggi bila dibandingkan dengan penduduk pedesaan pedalaman. Penyajian data dalam bentuk tabel adalah suatu penyajian yang sistematik dari data numerik, yang tersusun dalam kolom atau jajaran. Sedangkan penyajian dalam bentuk grafik adalah suatu penyajian data secara visual. Penyajian hasil penelitian kuantitatif yang sering menggunakan bentul tabel atau grafik, oleh sebab itu yang akan diuraikan lebih lanjut dalam bab ini adalah kedua bentuk penyajian tersebut.
2. Penyajian dalam-Bentuk Tabel
Berdasarkan penggunaannya, tabel dalam statistik dibedakan menjadi dua, yakni tabel umum (master table) dan tabel khusus. Tabel umum dipergunakan untuk tujuan umum, dan tabel khusus untuk tujuan khusus.
a. Tabel Umum
Yang dimaksud tabel umum di sini adalah suatu tabel yang berisi seluruh data atau variabel hasil penelitian.
b. Tabel Khusus
BalasHapusTabel khusus merupakan penjabaran atau bagian dari tabel umum. Ciri utama dari tabel khusus ialah angka-angka dapat dibulatkan, dan hanya berisi beberapa variabel saja. Gunanya tabel khusus ini antara lain untuk menggambarkan adanya hubungan atau asosiasi khusus, dan menyajikan data yang terpilih (selective) dalam bentuk sederhana.
3. Penyajian dalam Bentuk Grafik
Penyajian data secara visual dilakukan melalui bentuk grafik, gambar, atau diagram.
Ketentuan umum untuk membuat grafik, diagram, atau gambar data antara lain:
a. Judul grafik, diagram, gambar atau skema harus jelas dan tepat. Judul terletak di atas tengah gambar atau grafik, dan menggambarkan ciri data, tempat dan tahun data tersebut diperoleh (what, whereandwhen).
b. Garis horizontal maupun garis vertikal sebagai koordinat harus di atas agar garis kurva tampak jelas.
c. Skala pada grafik atau gambar harus ada catatan tentang satuan yang dipakai, misalnya tahun, hari, kilogram, celcius, dan sebagainya.
d. Apabila data dari grafik atau gambar tersebut diambil dari sumber lain (bukan hasil penelitian sendiri), maka sumber data harus ditulis di bawah kiri grafik atau gambar tersebut.
E. Ukuran-ukuran Statistik Kesehatan
Purata (rate) adalah ukuran umum yang sering digunakan dalam analisis statistik, khususnya statistik kesehatan. Rate adalah suatu jumlah kejadian dihubungkan dengan populasi yang bersangkutan.
Rate yang dihitung dari total populasi di dalam suatu area sebagai denominator (penyebut) disebut cruderate atau angka kasar (purata kasar). Sedangkan rate yang dihitung dari kelompok atau segmen tertentu disebut specificrate atau angka spesifik (purata spesifik).
BAB III
BalasHapusPENUTUP
KESIMPULAN
Dari berbagai ulasan di atas, dapat kami simpulkan bahwa statiska kesehatan erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan saat mengalami kegagalan atau keberhasilan program guna untuk menganalisa perbandingan dan menganalisa kecenderungannya. Analisa perbandingan tersebut dapat dilihat antar waktu dan tempat. Mempunyai tujuan dalam menjawab masalah yang ada dalam masyarakat dengan membuktikan suatu dugaan yang belum terjadi dengan penelitian
Statiska kesehatan kesehatan merupakan salah satu wadah untuk dapat memonitoring suatu kemajuan status kesehatan di suatu wilayah tertentu ,mengevaluasi program kesehatan masyarakat tersebut serta dapat menentukan proritas masalah kesehatan masyarakat tersebut.
SARAN
Dalam statiska kesehatan ini data yang telah diterima dari suatu penelitian harus di uji dengan teliti tentang keakuratannya. Karena jika terjadi suatu kesalahan dalam penelitian tersebut akan didapat suatu hasil yang tidak sesuai dengan tujuan awal.
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, Soekidjo.2006. Statiska Kesehatan
MAKALAH
BalasHapusPEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA
(PKMD)
OLEH :
DEWI KURNIA SARI
IIS AYU LESTARI
SCANTHIA ADE PUTRI
SUMINI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang memberikan Rahmat serta hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa.
Penulis menyusun makalah ini untuk memenuhi penugasan dari salah satu mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan telah memberikan bimbingan kepada penulis diantaranya :
1. Dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat AKBID ADILA Bandar Lampung yang memberikan bimbingan dan masukan dalam pembuatan makalah ini.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Makalah ini
Penulis menyadari bahwa Makalah ini jauh dari sempurna sehingga kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini dan semoga dapat bermanfaat khususnya bagi pembaca pada umumnya.
Bandar Lampung, 28 April 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang…………………………………………………………………………….
2. Rumusan Masalah………………………………………………………………………….
3. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………………
4. Manfaat Penulisan………………………………………………………………………….
BAB II LANDASAN TEORI
1. Definisi……………………………………………………………………………………
2. Tujuan………………………….…………………………………………………………..
3. Ciri-Ciri……………………………………………………………………………………
4. Ruang Lingkup……………………………………………………………………………
5. Prinsip Dasar PKMD……………………………………………………………………..
6. Hal yang diperlukan dalam pelaksanaa PKMD……………………………………………………………………………………
7. Mode/ type Proto…………………………………………………………………………
BAB III PENUTUP
1. KESIMPULAN………………………………………………………………………
2. SARAN………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
BalasHapus1. Latar Belakang
Dewasa ini, banyak program yang telah dilaksakan oleh pemerintah dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Namun, program-program tersebut belum berjalan secara optimal. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya seperti rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, terutama pada masyarakat desa, yang jarang terpapar dengan tenaga kesehatan. Oleh karena itu, saat ini pemerinah lebih memfokuskan perhatiannya kepada peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa terhadap kesehatan. Sehingga pemerintah membuat program-program yang dapat mengembangkan potensi masyarakat dengan menciptakan masyarakat desa yang berperilaku sehat secara mandiri. Adapun program yang dijalankan pemerintah untuk meningkatkat derajat kesehatan masyarakat desa melalui peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat adalah Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).
Oleh karena itu, tim penulis bersedia membahas mengenai PKMD untuk menjelaskan lebih lanjut maksud, tujuan, ruang lingkup dari program PKMD, dan sebagainya.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan PKMD?
2. Apa tujuan, ciri-ciri, ruang lingkup, prinsip dasar, pokok kegiatan, langkah pemetaan, dan hal-hal yang diperlukan untuk menjalankan PKMD?
3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat di Program Studi Diploma III Kebidanan ADILA Bandar Lampung dan untuk memberitahukan dan menjelaskan PKMD.
4. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Dinas Kesehatan.
Makalah ini bisa dijadikan sebagai masukan yang dapat digunakan untuk evaluasi dan sebagai tindak lanjut dalam pelayanan kebidanan pada ibu hamil sehingga pelayanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan standar yang ditetapkan
2. Bagi Institusi
Makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan dapat dijadikan sebagai buku sumber untuk kepustakaan institusi, terutama untuk mata kulian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan mata kuliah yang terkait.
3. Bagi Mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pelayanan kebidanan yang diberikan serta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama mengikuti perkuliahan.
BAB II
BalasHapusLANDASAN TEORI
1. Definisi
PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa) merupakan kegiatan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan peningkatan berbagai pelayanan yang diperlukan masyarakat untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan program PKMD sebagai bagian dari pembangunan desa perlu didukung dan dilaksanakan bersama-sama secara terpadu oleh pemerintah dan seluruh masyarakat.
Pembangunan kesehatan masyarakat desa adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhannya di bidang kesehatan dan di bidang lain yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan yang sehat sejahtera.
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilakukan berdasarkan gotong-royong, swadaya masyarakat dalam rangka menolong mereka sendiri untuk mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhan yang dirasakan masyarakat, baik dalam bidang kesehatan maupun bidang yang berkaitan dengan kesehatan, agar mampu memelihara kehidupannya yang sehat dalam rangka meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat.
PKMD adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang pelaksanaannya didasarkan melalui sistem pelayanan puskesmas, dimana dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan kesehatan oleh lembaga ini diikutsertakan anggota-anggota masyarakat di pedusunan melalui segala pengarahan untuk menimbulkan kesadaran secara aktif di dalam ikut membantu memecahkan dan mengembangkan usaha-usaha kesehatan di desanya.
PKMD adalah kegiatan atau pelayanan kesehatan berdasarkan sistem pendekatan edukatif masalah kesehatan melalui Puskesmas dimana setiap individu atau kelompok masyarakat dibantu agar dapat melakukan tindakan-tindakan yang tepat dalam mengatasi kesehatan mereka sendiri. Disamping itu kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan juga dapat mendorong timbulnya kreativitas dan inisiatif setiap individu atau kelompok masyarakat untuk ikut secara aktif dalam program-program kesehatan di daerahnya dan menentukan prioritas program sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat yang bersangkutan.
2. Tujuan PKMD
1. Tujuan Umumb
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya swadaya masyarakat, sehingga masyarakat mampu secara mandiri melakukan perilaku sehat, dalam meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup masyarakat.
2. Tujuan Khusus
1) Menumbuhkan kegiatan dan kesadaran masyarakat akan potensi yang dimilikinya untuk menolong diri mereka sendiri dalam meningkatkan mutu hidup mereka
2) Mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk berperan secara aktif dan berswadaya dalam meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri
3) menghasilkan lebih banyak tenaga-tenaga masyarakat setempat yang mampu, terampil serta mau berperan aktif dalam pembangunan desa
4) Membentuk kader-kader kesehatan yang berasal dari masyarakat yang mampu dan aktif dalam program pembangunan kegiatan desa.
5) Terjalinnya kerja sama kegiatan dari berbagai sektor masyarakat dengan pemerintah secara terpadu.
6) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan turunnya angka kelahiran, kematian, kesakitan, dan perbaikan status gizi masyarakat.
BalasHapusBAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dewasa ini, banyak program yang telah dilaksakan oleh pemerintah dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Namun, program-program tersebut belum berjalan secara optimal. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya seperti rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, terutama pada masyarakat desa, yang jarang terpapar dengan tenaga kesehatan. Oleh karena itu, saat ini pemerinah lebih memfokuskan perhatiannya kepada peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa terhadap kesehatan. Sehingga pemerintah membuat program-program yang dapat mengembangkan potensi masyarakat dengan menciptakan masyarakat desa yang berperilaku sehat secara mandiri. Adapun program yang dijalankan pemerintah untuk meningkatkat derajat kesehatan masyarakat desa melalui peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat adalah Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).
Oleh karena itu, tim penulis bersedia membahas mengenai PKMD untuk menjelaskan lebih lanjut maksud, tujuan, ruang lingkup dari program PKMD, dan sebagainya.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan PKMD?
2. Apa tujuan, ciri-ciri, ruang lingkup, prinsip dasar, pokok kegiatan, langkah pemetaan, dan hal-hal yang diperlukan untuk menjalankan PKMD?
3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat di Program Studi Diploma III Kebidanan ADILA Bandar Lampung dan untuk memberitahukan dan menjelaskan PKMD.
4. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Dinas Kesehatan.
Makalah ini bisa dijadikan sebagai masukan yang dapat digunakan untuk evaluasi dan sebagai tindak lanjut dalam pelayanan kebidanan pada ibu hamil sehingga pelayanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan standar yang ditetapkan
2. Bagi Institusi
Makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan dapat dijadikan sebagai buku sumber untuk kepustakaan institusi, terutama untuk mata kulian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan mata kuliah yang terkait.
3. Bagi Mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pelayanan kebidanan yang diberikan serta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama mengikuti perkuliahan.
BAB II
BalasHapusLANDASAN TEORI
1. Definisi
PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa) merupakan kegiatan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan peningkatan berbagai pelayanan yang diperlukan masyarakat untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan program PKMD sebagai bagian dari pembangunan desa perlu didukung dan dilaksanakan bersama-sama secara terpadu oleh pemerintah dan seluruh masyarakat.
Pembangunan kesehatan masyarakat desa adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhannya di bidang kesehatan dan di bidang lain yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan yang sehat sejahtera.
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilakukan berdasarkan gotong-royong, swadaya masyarakat dalam rangka menolong mereka sendiri untuk mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhan yang dirasakan masyarakat, baik dalam bidang kesehatan maupun bidang yang berkaitan dengan kesehatan, agar mampu memelihara kehidupannya yang sehat dalam rangka meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat.
PKMD adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang pelaksanaannya didasarkan melalui sistem pelayanan puskesmas, dimana dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan kesehatan oleh lembaga ini diikutsertakan anggota-anggota masyarakat di pedusunan melalui segala pengarahan untuk menimbulkan kesadaran secara aktif di dalam ikut membantu memecahkan dan mengembangkan usaha-usaha kesehatan di desanya.
PKMD adalah kegiatan atau pelayanan kesehatan berdasarkan sistem pendekatan edukatif masalah kesehatan melalui Puskesmas dimana setiap individu atau kelompok masyarakat dibantu agar dapat melakukan tindakan-tindakan yang tepat dalam mengatasi kesehatan mereka sendiri. Disamping itu kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan juga dapat mendorong timbulnya kreativitas dan inisiatif setiap individu atau kelompok masyarakat untuk ikut secara aktif dalam program-program kesehatan di daerahnya dan menentukan prioritas program sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat yang bersangkutan.
2. Tujuan PKMD
1. Tujuan Umumb
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya swadaya masyarakat, sehingga masyarakat mampu secara mandiri melakukan perilaku sehat, dalam meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup masyarakat.
2. Tujuan Khusus
1) Menumbuhkan kegiatan dan kesadaran masyarakat akan potensi yang dimilikinya untuk menolong diri mereka sendiri dalam meningkatkan mutu hidup mereka
2) Mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk berperan secara aktif dan berswadaya dalam meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri
3) menghasilkan lebih banyak tenaga-tenaga masyarakat setempat yang mampu, terampil serta mau berperan aktif dalam pembangunan desa
4) Membentuk kader-kader kesehatan yang berasal dari masyarakat yang mampu dan aktif dalam program pembangunan kegiatan desa.
5) Terjalinnya kerja sama kegiatan dari berbagai sektor masyarakat dengan pemerintah secara terpadu.
6) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan turunnya angka kelahiran, kematian, kesakitan, dan perbaikan status gizi masyarakat.
3. Ciri – Ciri PKMD
BalasHapusPembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
• Kegiatan dilaksanakan atas dasar kesadaran, kemampuan dan prakarsa masyarakat sendiri, dalam arti bahwa kegiatan dimulai dengan kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang memang dirasakan oleh masyarakat sendiri sebagai kebutuhan, dan dilaksanakan melalui usaha-usaha swadaya masyarakat berdasarkan gotong-royong yang menggali dan menggunkan sumber dan potensi masyarakat setempat.
• Perencanaan ditetapkan oleh masyarakat secara musyawarah dan mufakat.
• Pelaksanaan kegiatan berdasarkan pada peran serta aktif dan swadaya masyarakat dalam arti memanfaatkan secara optimal kemampuan dan sumber daya yang dimiliki masyarakat.
• Masukan dari luar hanya bersifat memacu, melengkapi dan menunjang, tidak mengakibatkan ketergantungan.
• Kegiatan dilakukan oleh tenaga-tenaga masyarakat setempat.
• Memanfaatkan teknologi tepat guna.
• Kegiatan yang dilakukan sekurang-kurangnya mencakup salah satu dari unsur PHC.
4. Ruang Lingkup PKMD
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) sebagai suatu bentuk pendekatan pembangunan kesehatan ditandai dengan lima ciri sebagai berikut:
1. Liputan yang menyeluruh terhadap penduduk sehinggap enduduk dapat memperoleh pembinaan kesehatan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan asas pemerataan yang adil (equity).
2. Pembinaan kesehatan tersebut mencakup upaya preventif (pencegahan), promotif (kegiatan peningkatan), kuratif (upaya penyembuhan) dan rehabilitative (upaya perbaikan kembali), dengan penekanan pada pembinaan esensial kesehatan penduduk melalui:
• Penyuluhan tentang masalah kesehatan dan cara penanggulangannya.
• Penyediaan makanan sehat dan peningkatan gizi.
• Pengadaan kegiatan air bersih dan sanitasi dasar.
• Peningkatan kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana.
• Imunisasi terhadap penyakit infeksi utama.
• Pencegahan dan pemberantasan penyakit endemik.
• Pengobatan tepat terhadap penyakit umum dan cedera.
• Penyediaan obat esensial.
3. Teknologi yang digunakan dalam pembinaan kesehatan esensial tersebut harus tepat guna, efektif, dapat diterima budaya setempat dan terjangkau oleh masyarakat.
4. Masyarakat terlibat aktif dalam upaya pembinaan kesehatan esensial tersebut sehingga dapat mengembangkan kemandirian dan mengurangi ketergantungan.
5. Pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi dikaitkan dengan kegiatan pembangunan di sektor lain dengan meningkatkan kerjasama lintas sektoral.
Dalam keterpaduan Keluarga Berencana, Kesehatan, Pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) diwujudkan melalui Posyandu, Posyandu memenuhi kelima ciri Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) tersebut di atas, Palang Merah Remaja Madya diharapkan dapat berperan serta dalam kegiatan Posyandu membantu kader kesehatan atau petugas sebatas kemampuannya.
Kegiatan Masyarakat di bidang kesehatan dilakukan di:
1. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) untuk kegiatan penyuluhan, pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan keluarga berencana, imunisasi, pengobatan penyakit diare, dan pelayanan gizi.
2. Di luar jadwal Posyandu untuk kegiatan penyuluhan, pencegahan penyakit diare, penyediaan tempat pembuangan sampah, sarana air bersih, penanggulangan pencemaran air minum, pengobatan sederhana, kegiatan yang dikaitkan dengna kesehatan kerja, kesehatan sekolah (dokter kecil), pramuka.
Kegiatan di Posyandu adalah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dari masyarakat untuk masyarakat. Oleh karena itu masyarakat setempat benar berperan serta dalam kegiatan tersebut. Peran serta Palang Merah Remaja Madya dalam kegiatan Posyandu tidak saja dalam bentuk kehadiran sebagai pihak yang meminta pelayanan tetapi juga memberi pelayanan. Empat kegiatan Posyandu yang dapat dilakukan oleh Palang Merah Remaja Madya dengna bantuan petugas, yaitu pendaftaran, penimbangan anak di bawah lima tahun (balita), pencatatan hasil penimbangan, pembagian oralit, vitamin A, tablet daerah Fe, pemberian makanan tambahan.
5. Prinsip-Prinsip Dasar PKMD
BalasHapusPKMD memiliki prinsip-prinsip dasar sebagai berikut :
• Kegiatan masyarakat sebaiknya dimulai dengan kegiatan yang memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, bukan hanya kegiatan kesehatan secara langsung, ini berarti bahwa kegiatan tidak terbatas pada aspek kesehatan saja melainkan juga mencakup aspek-aspek kehidupan lainnya yang secara tidak langsung menunjang peningkatan taraf kesehatan.
• Dalam membina kegiatan masyarakat diperlukan kerja sama yang baik :
• Antar dinas-dinas, intansi-intansi, lembaga-lembaga lainnya yang bersangkutan.
• Antar dinas-dinas, intansi-intansi, lembaga-lembaga tersebut dengan masyarakat.
• Dalam hal masyarakat tidak dapat memecahkan masalah atau kehidupan sendiri, maka pelayanan langsung diberikan oleh sector yang bersangkutan.
6. Hal-hal yang Diperlukan dalam Pelaksanaan Kegiatan PKMD
Adapun hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan PKMD adalah sebagai berikut :
• Masyarakat perlu dikembangkan pengertiannya yang benar tentang kesehatan dan tentang program-program yang dilaksanakan pemerintah.
• Masyarakat perlu dikembangkan kesadarannya akan potensi dan sumber daya yang dimiliki serta harus dikembangkan dan dibina kemampuan dan keberaniannya untuk berperan secara aktif dan berswadaya dalam meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan mereka.
• Sikap mental pihak penyelenggara pelayanan perlu dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat menyadari bahwa masyarakat mempunyai hak dan potensi untuk menolong diri mereka sendiri dalam meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan mereka.
• Harus ada kepekaan dari para pembina untuk memahami aspirasi yang tumbuh dimasyarakat dan dapat berperan secara wajar dan tepat.
• Harus ada keterbukaan dan interaksi yang dinamis dan berkesinambungan baik antara para pembina maupun antara pembina dengan masyarakat, sehingga muncul arus pemikiran yang mendukung kegiatan PKMD.
7. Model / Proto Type PKMD
Antara lain Slamet Riyadi, menulis dalam buku ilmu kesehatan masyarakat ada beberapa Proto type PKMD di Indonesia antara lain :
1. Proto Type Srikandi
Disini petugas puskesmas merintis PKMD dengan menyusupkan strateginya lewat non kesehtan. Mereka berkeyakinan bahwa dengan keberhasilan sektor ekonomi di desa, maka kemudian mudah menyelenggarakan usaha-usaha PKMD. Keberhasilan PKMD dirintis lewat keberhasilan ekonomi desa terlebih dahulu. Kebutuhan masyarakat desa tidak dipaksakan oleh dokter Puskesmas berdasarkan keinginannya (Needs) melainkan benar-benar berdasarkan kebutuhan (Demands) masyarakat. Segala usaha yang dipelopiri pUskesmas tetap mempergunakan lembaga pedesaan yang ada secara terpadu.
2. Proto Type Kelompok
Disini pembinaan masyarakat desa tidak diintegrasikan dengan pembangunan masyarakat desa secara keseluruhan sebagaimana prototype Srikandi, melainkan dikhususkan secara tersendiri dengan wadah tersendiri pula, yaitu melalui suatu Dana Sehat yang berdiri sendiri . mereka mengorganisir kader kesehatan desa yang sangat menonjol. Sekalipun tidak diintegrasikan didalam LSD, namun pembinaan organisasi dan adminstrasi saderhana oleh Pak Lurahnya. Yang sangat patut dicatat adalah peranan para kader kesehatan desanya yang sangat menonjol dan berdedikasi.
BalasHapusProto Type Karangsalam
PKMD disini sudah merupakan bagian dari pembangunan masyarakat desa yang intervensinya secara lebih teratur dilakukan dari puskesmas setempat. Kegiatan-kegiatan yang menonjol masih berupa dana sehat, pengembangan promotor kesehatan desa, penyuluhan kesehatan maupunpendidikan gizi melalui arisan-arisan ibi-ibu. Pengetrapan teknologi pedesaan setempat dikerjakan melalui sistem dapur sekam maupun pembuatan gas metan dari kotoran (Digeseter). Sehingga melalaui cara-cara ini orang-orang kesehatan berhasil merubah cara-cara tradisional kearah yang lebih maju yang dijalankan serentak dengan usaha-usaha kesehatan.
4. Proto Type Kerten
Merupakan prototype untuk suatu daerah perkotaan yang memiliki keistimewaan juga. Tekanannya juga pada dana sehat dengan sistem uang pangkal sebagai modal pertama yang selanjutnya dioperasionalkan dengan sistem simpan pinjam. Setelah dananya kuat dipergunakan untuk dana sehat yang meliputi :
– dana pengobatan orang sakit
– perbaikan kampung
– kegiatan pinjaman jangka panjang, yaitu : 8 minggu untuk keperluan ; modal dagang, perbaikan rumah, pemeliharaan ternak
Unit sasaran hanya satu RT dengan sistem administrasi sederhana tapi tetap rapi. Satu-satunya hambatan adalah bahwa kader kesehatan yang pernah dicoba permulaan dengan 12 orang, ternyata hanya 2 orang yang tertarik dengan tugas-tugas sosial ini.
5. Proto Type Karanganyar
Dalam penyelenggaraan PKMD ini puskesmas pemerintah bertindak sebagai pendorong dan pembimbing. Suatu dana sehat diadakan dengan disertai pembentukan promotor kesehatan desa, akan tetapi sayang tidak diintegrasikan dengan pembangunan masyarakat desa. Tidak ada pungutan uang pangakal atau tidak ada usaha bagi suatu koperasi simpan pinjam. Pelaksanaannya agak kaku karena mungkin terikat kepada suatu protokol “Reseach Proyect”. Ini disiapkan melalui suatu perencanaan dari suatu badan konsultant yang terlalu teoritis. Ditetapkan bahwa iuran perkapita atas saran konsultant ditentukan Rp. 40 untuk dapat mencukupi suatu permulaan kegiatan. Dalam keadaan ini masyarakat banyak yang tidak bersedia. Terlalu banyak intervensi oleh unsur-unsur pemerintah antara lain seperti kader Promokesa ditunjuk oleh Lurah atau camat bukan dipilih oleh masyarakat setempat, semuanya merupakan hal-hal yang kurang bisa memperoleh dukungan masyarakat setempat.
6. Proto Type Subah
Hampir sama dengan bentuk Kranganyar, dimana unsur-insur menonjol yaitu tidak diintegrasikannya PKMD itu dengan Pembangunan Masyarakat Desa, maupun terlalu dibimbing secara ketat oleh Puskesmas Pemerintah setempat dalam menjalankan programnya sendiri. Kasarnya, akhirnya terdapat suatu dana sehat tanpa Promokesa.
Proto Type Dampit Malang
BalasHapusMasyarakat melakukan kegiatan sesuai dengan program yang diprioritaskan, sebagi hasil dari pada perencanaan staf Puskesmas dan tokoh-tokoh masyarakat setempat. Tokoh-tokoh masyarakat memang sebelumnya dibina dahulu oleh puskesmas dan kemudian dijadikan “ PION” untuk memungkinkan sistem yang dilemparkan oleh atas dapat berhasil persis dengan skenario.
8. Proto Type Mojokerto
(Desa Balongmasin – Kecamatan Pengging)
Kegiatan kesehatan disini telah diintegrasikan dalam wilayah kegiatan pembangunan yaitu LSD. Mirip dengan bentuk Srikandi. Disini unsur-unsur Pamong Praja dan LSD-nya digerakkan untuk menangani. Suatu kemajuan yang menonjol bahwa Desa memiliki suatu anggaran untuk bidang kesehatan yang dimasukkan kedalam semacam APBD Desa, setelah mampu menyalurkan/menjual hasil produksi tanaman dari Desa. Keberhasilan Proto Type yang demikian majunya sampai mampu berfikir menyelenggarakan semacam APBD Desa, disebabkan karena Puskesmas Mojosari sebagai pembina, telah ikut berpengalaman lama dibawah berbagai dokter. Memang daerah ini merupakan daerah “Fielf Practice and Demonstration Area” (FPDA) yang berada langsung dibawah Dinas Kesehatan Propinsi dan banyak memperoleh perhatian Depkes untuk menunjukkan Keberhasilan Depkes. Karena juga berlakunya semacam Reward System bagi dokter-dokter pimpinan puskesmas Mojosari untuk berhasil dapat menduduki jabatan-jabatan penting, seperti Prof. Sulianti, dr. Lolong, dr. Soekamto, dll.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong masyarakat sendiri dalam memecahkan masalah, terutama masalah kesehatan, secara mandiri, untuk memenuhi kebutuhannya di bidang kesehatan dan di bidang lain yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan yang sehat sejahtera.
Sehingga diharapkan dengan adanya program PKMD ini, derajat kesehatan masyarakat, terutama masyarakat desa yag jarang terpapar dengan tenaga kesehatan.
Kritik dan Saran
BalasHapusDalam proses pengumpulan bahan, penyusunan, dan penulisan makalah ini, tim penulis tidak terlepas dari kesalahan. Oleh karena itu, tim penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pihak pembaca demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin (2000) Pengantar Pelayanan Keperawatan Di Puskesmas; seri 6 Perawatan Kesehatan Masyarakat, Depok
Depkes RI (1987) Peran Serta Masyarakat, Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai, Jakarta
Effendi, Nasrul (1998) Dasar-Dasar Kesehatan Masyarakat, Ed. 2, EGC, Jakarta
Ryadi Slamet (1982) Ilmu Kesehatan Masyarakat ; Dasar-Dasar Dan Sejarah Perkembangannya, Ed. Revisi, Usaha Nasional, Surabaya.
MAKALAH
BalasHapusILMU KESEHATAN MASYARAKAT
“PERAN SERTA MASYARAKAT”
Disusun Oleh:
Kelompok 12
Dinda Putri Sari
Nindi Silvana
Renisa Aulia
Suly Dewi Saputri
Ulvani Derta Wulandari
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2018
Jl. Soekarno Hatta, Rajabasa – Bandar Lampung
Telp. (0721) 784 370 – 784 271
www.akbiadila.ac.id
Kata pengantar
BalasHapusPuji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Bandar lampung, maret 2018
Penyusun
BAB I
BalasHapusPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan cakupan relavan kesehatan masyarakat. Berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi & sumber daya yang ada termasuk yang ada dimsyarakat. Sesuai dengan salah satu fungsipuskesmas yaitu pusat pemberdayaa masyarakat, puskesmas betugamelakukan pemberdayaan masyarakat dalambidang kesehatan yaitu dengan adanya upaya kesehatan bersumber dayamasyarakat (UKBM). Contoh nyata dari UKBM antar lain posyandu, poskesdes , dana sehat, pos obat desa, usaha kesehatan sekolah, & pos kesehatan pesantren (POSKESTREN).
Pondok pesantren adalah salah satu bentuk kegiatan masyarakat dijalur agama yang berperan penting dalam pengembangan sumber daya manusia. POLINDES atau kepanjangan dari Pondok Bersalin Desa adalah salah satu bentuk partisipasi atau peran serta masyarakat dalam menyediakan tempat prsalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk KB yang mana tempat & lokasi yang ada didesa. Tabulin adalah dana atau barang yang disimpan oleh keluarga atau pengelola tabulin secara bertahap sesuai dengankmampua dan pengelolaannya sesuai kesepakatan serta penggunaanya untuk segala bentuk pembiyaan saat ANC , persalinan& kegawatdaruratan. Dasolin adalah danayang dihimpun dari masyarakat secara sukarela dengan prinsip gotong royog sesuai dengan kesepakatan bersama dengan tujuan membantu pembiyaan mualai dari ANC, persalinan & kegawatdaruratan. POD merupakan wujud peran serta masyarakat dalam hal pengobatan sederhana. Bertujuan agar masyarakat mengetahui & mengertimasalah kesehtan yang dihadapi, dan diharapkan dapat merencanakan dan melakukan upaya pemecahannya dengan memanfaatkan potensi yang sesuai situasi dan kondisi masyarakat itu sendiri.
BAB II
BalasHapusISI
A. Pengertian PSM
Pergerakan dan Pemberdayaan Masyarakat adalah segala upaya yang bersifat persuasif dan tidak memerintah yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku dan kemampuan masyarakat dalam menemukan, merencanakan danmemecahkan masalah menggunakan sumber daya/potensi yang mereka miliki termasuk partisipasi dan dukungan tokoh-tokoh masyarakat serta LSM yang ada dan hidup di masyarakat.
Peran serta masyarakat adalah suatu bentuk bantuan masyarakat dalam hal pelaksanaan upaya kesehatan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitattif dalam bentuk bantuan tenaga, dana, sarana, prasarana serta bantuan moralitas sehingga tercapai tingkat kesehatan yang optimal.
Peran serta masyarakat memiliki makna yang amat luas. Semua ahli mengatakan bahwa partisipasi atau peran serta masyarakat pada hakekatnya bertitik tolak dari sikap dan perilaku namun batasannya tidak jelas, akan tetapi mudah dirasakan, dihayati dan diamalkan namun sulit untuk dirumuskan. Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan adalah keadaan dimana individu, keluarga maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab terhadap kesehatan diri, keluarga, ataupun kesehatan masyarakat lingkungannya ( Dep Kes RI, 1997, hal 5 )
B. Tujuan PSM
Tujuan program peran serta masyarakat adalah meningkatkan peran dan kemandirian, dan kerjasama dengan lembaga-lembaga non pemerintah yang memiliki visi:
1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas jejaring kelembagaan dan organisasi non pemerintah dan masyarakat.
2. Memperkuat peran aktif masyarakat dalam setiap tahap dan proses pembangunan melalui peningkatan jaringan kemitraan dengan masyarakat.
Tujuan PSM terbagi 2 :
a. Tujuan umum
Meningkatkan kemandirian masyarakat dan keluarga dalam bidang kesehatan sehingga masyarakat dapat memberikan andil dalam meningkatkan derajat kesehatannya.
b. Tujuan khusus
a) Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan.
b) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatannya sendiri.
c) Meningkatkan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh masyarakat.
d) Terwujudnya pelembagaan upaya kesehatan masyarakat di tingkat lapangan.
BalasHapusC. Tahap PSM
1. Pertemuan / Pendekatan Tingkat Desa A.
2. Survey Mawas Diri ( Community Self Survey / CSS ).
3. Musyawarah Masyarakat Desa
4. Pelatihan Kader
5. Pelaksanaan Upaya Kesehatan Oleh Masyarakat
6. Pembinaan Pelestarian Kegiatan
7. Pengenalan Sosio – Budaya Masyarakat Setempat
D. Tingkat PSM
1. PSM karena Imbalan
Adanya peranserta karena adanya imbalan tertentu yang diberikan baik dalam bentuk imbalan materi atau imbalan kedudukan.
2. PSM karena Paksaan / Perintah
Masyarakat berperan serta karena adanya ancaman atau sanksi.
3. PSM karena Identifikasi atau rasa ingin memiliki.
4. PSM karena Tuntutan Hak Asasi & Tanggung Jawab.
5. PSM yang Disertai Kreasi dan daya Cipta.
6. PSM karena kesadaran
Peran serta atas dasar kesadaran tanpa adanya paksaan atau harapan dapat imbalan.
E. Bentuk PSM
Polindes
1. Definisi
Pondok bersalin Desa (POLINDES) adalah salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk KB didesa (Depkes RI, 1999) polindes dirintis dan dikelola oleh pamong desa setempat.
2. Tujuan Polindes
a. Umum : memperluas jangkauan peningkatan mutu dan mendekatkan pelayanan KIA/KB oleh Bidan.
b. Khusus :
1) Sebagai tempat pemeriksaan kehamilan
2) Sebagai tempat pertolongan persalinanSebagai tempat pelayanan kesehatan lain.
BalasHapus3) Sebagai tempat untuk konsultasi / pendidikan kesehatan.
- Fungsi Polindes
1) Ada tenaga bidan yang bekerja penuh sebagai pengelola polindes.
2) Tersedianya sarana untuk melaksanakan tugas dan fungsi bidan :
3) Bidankit
4) IUD kit
5) Sarana imunisasi dasar dan imunisasi ibu hamil
6) Timbangan berat badan ibu dan pengukur tinggi badan
7) Infus set dan cairan dextrose 5%, nacl 0,9%
8) Obat-obatan sederhana dan uterotonika
9) Buku-buku pedoman kia,, dan pedoman kesehatan lainnya
10) Inkubator sederhana
11) Infuse set
- Memenuhi persyaratan rumah sehat, antara lain :
1) Penyediaan air bersih
2) Ventilasi cukup
3) Penerangan cukup
4) Tersedia sarana pembuangan air limbah
5) Lingkungan pekarangan bersih
6) Ukuran minimal 3×4 meter persegi
Lokasi dapat dicapai dengan mudah oleh penduduk sekitarnya dan mudahdijangkau oleh kendaraan roda empat.
Ada tempat untuk melakukan pertolongan persalinan dan perawatan post partum (minimal satu tempat tidur).
1. Kegiatan di Polindes
a. Memeriksa kehamilan, termasuk memberikan imunisasi TT pada ibu hamil dan mendeteksi dini resiko tinggi kehamilan.Menolong persalinan normal dan persalinan dengan resiko sedang.
b. Memberikan pelayanan kesehatan ibu nifas dan ibu menyusui.
c. Memberikan pelayanan kesehatan neonatal,bayi,anak balita dan anak prasekolah serta imunisasi dasar pada bayi.
BalasHapusd. Memberikan pelayanan KB.
e. Mendeteksi dan memberikan pertolongan pertama pada kehamilan dan persalinan yang berisiko tinggi baik ibu maupun bayinya.
f. Menampung rujukan dari dukun bayi dan dari kader.
g. Merujuk kelainan kefasilitas kesehatan yang lebih mampu.
h. Melatih dan membina dukun bayi maupun kader.
i. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang gizi ibu hamil dan anak serta peningkatan penggunaan ASI dan KB.
j. Mencatat serta melaporkan kegiatan yang dilaksanakan kepada puskesmas setempat.
Pos Obat Desa
2. Pengertian
Pos Obat Desa adalah salah satu bentuk peran serta masyarakat berupa upaya pengobatan sederhana bersumber daya masyarakat. Pos obat desa merupakan wujud peran serta masyarakat dalam hal pengobatan sederhana. Kegiatan ini dapat dipandang sebagai perluasan kuratif sederhana.
- Tujuan
Umum : Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong sendiri dibidang kesehatan melalui penyediaan obat obatan dan pengobatan sendiri sebagai pertolongan pertama secara aman dan tepat.
Khusus :
Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang obat dan upaya pengobatan sederhana terhadap penyakit ringan didaerah setempat, terutama di daerah yang jauh dari pusat kesehatan.
1) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan, melalui penyediaan obat dan pengobatan sendiri sebagai pertolongan peratama secara aman dan tepat.
2) Tersedianya obat yang bermutu dengan harga terjangkau bagi masyarakat.
BalasHapus3. Dana upaya kesehatan masyarakat (DUKM)
Pengertian
Merupakan upaya dari, oleh, dan untuk masyarakat yang diselenggarakan berdasarkan azas gotong royong dan bertujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan mereka melalui perhimpunan dana secara pra upaya guna menjamin terselenggaranya pemeliharaan kesehatan yang meliputi upaaya promotif, preventif, kuratif dan rehabiltatif.
Pada dasarnya mencakup 3 hal pokok :
1. adanya kesepakatan untuk mengumpulkan dan adengan prinsip gotong royong.
2. Adanya upaya pengembangan bukti pemeliharaan kesehatan.
3. Adanya system pengolahan dana
- Tujuan
Umum : Meningkatkan derajat jesehatan melalui supaya pemeliharaan kesehatan perorang, keluarga dan masyarakat yang bersifat paripurna dan terjamin, kesinambungan dan mutunya.
Khusus :
1) Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang paripurna, berhasil guna dan berdaya guna bagi individu, keluarga dan masyarakat.
2) Tersedianya pembiayaan pra upaya yang dihimpun atas azas gotong royong.
3) Pengelolaan dana dan penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan dikelola oleh organisasi atau badan hokum yang ditunjuk oleh masyarakat.
4) Jenis:
- Komponen Dana Sehat
- Ada peserta dana sehat
- Ada pelaksana pemeliharaan kesehatan
- Ada organisasi atau badan hokum yang menyekenggarakan program dana sehat.
- Ada vembina dana sehat yang terdiri dari unsure petugas vemerintah tokoh masyarakat dan wakil anggota
Kebijakan operasional
1) Tumbuhkan dulu kesadaran bahwa kesehatan itu perlu biaya yang berkesinambungan.
2) Dimulai dari kelompok kecil
3) Lahir dari aktifitas setempat
4) Paket pelayanan yang disesuaikan
5) Pengembangan yang bertahap
4. Tabulin
BalasHapusPengertian
Tabungan ini sifatnya insidensial, keberadaannya terutama pada saat mulainya kehamilan dan dapat berakhir pada saat seorang ibu sudah melahirkan. Tabungan ini akan sangat membantu terutama bagi ibu hamil dan keluarganya pada saat menghadapi persalinan terutama masalah kendala biaya sudah dapat teratasi.
Secara psikologis ibu akan merasa tenang menghadapi saat persalinan dan karena pengelolaan. Tabulin ini biasanya oleh tokoh masyarakat atau petugas kesehatan, maka akan menjamin akses ibu kepada petugas kesehatan. Perlindungan pembiayaan kesehatan sendiri seharusnya dimiliki setiap orang pada setiap fase kehidupannya.
- Tujuan
1) Menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia.
2) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama ibu hamil.
3) Memotivasi masyarakat terutama ibu hamil, menyisihkan sebagian dananya untuk ditabung sebagai persiapan persalinan.
Keberhasilan pemberdayaan perempuan di sektor kesehatan juga terlihat pada indikator persalinan yang ditolong medis. Intervensi yang dilakukan adalah menggiatkan penyuluhan ke tengah masyarakat, khususnya di pedesaan dan menyediakan lebih banyak lagi pusat “Pelayanan Kesehatan Masyarakat”, bersama tenaga medisnya. Pemberdayaan perempuan di sektor kesehatan telah berhasil meningkatkan usia harapan hidup perempuan.
Salah satu kegiatan isi adalah membuat tabungan ibu bersalin (Tabulin), Tabulin adalah salah satu Program Kesehatan yang dinilai sangat positif langsung menyentuh masyarakat. Tabungan yang bersifat sosial ini sangat membantu warga, terutama mereka yang berekonomi lemah. Program ini sangat tepat dan efektif dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat. Warga tidak akan merasa terbebani dalam mendukung program tersebut karena penggalangan dana tabungan dilakukan melalui pola jimpitan (sejenis iuran sukarela).
Melalui Tabulin, bumil diharapkan bisa menabung sehingga saat melahirkan tidak mengalami kesulitan biaya persalinan karena sudah ada dana tabungan tersebut. Tabulin merupakan upaya yang sangat baik untuk menurunkan angka kematian ibu. Meskipun demikian, cara ini belum 100 % menjamin ibu hamil selamat dari maut.
Tabungan Bersalin (Tabulin) sudah dimulai sebelum ada desa Siaga. Kita menerangkan ke Ibu Hamil dan keluarganya tentang kegunaan Tabulin, meskipun orang kaya. Justru orang kaya tersebut harus memberikan contoh kepada orang-orang yang tidak mampu menabung, dan ibu hamil tersebut diberikan buku yang dibawa setiap pemeriksaan.
Tabungan itu dibentuk berdasarkan RW atau Posyandu. Bila Posyandu di suatu tempat ada empat, maka tabungannya ada empat di desa tersebut.
BalasHapusKita juga harus menentukan jumlah tabungan ibu hamil setiap minggunya dan memberi penjelasan kepada ibu hamil betapa pentingnya manfaat Tabulin sehingga ibu hamil mempunyai kesadaran untuk membayar Tabulin. Banyak sekali hal yang sebenarnya kelihatan kecil atau sepele, seperti menyiapkan tabungan, kemudian menyiapkan tetangga yang bisa mengantar pada saat terjadinya persalinan secara tiba-tiba. Hal ini bisa menginspirasi banyak masyarakat agar di masa mendatang Tabulin dapat tersosialiasai dengan baik di masyarakat.
5. Dasolin
Pengertian
Dasolin adalah untuk masyarakat yang pasangan usia subur, juga ibu yang mempunyai balita dianjurkan menabung yang kegunaan untuk membantu ibu tersebut saat hamil lagi. Sedangkan Tabulin hanya untuk ibu hamil saja. Tapi kalau misalkan Tabulinnya sedikit, bisa dibantu dengan Dasolin tersebut.
Dasolin merupakan suatu upaya pemeliharaan kesehatan diri, oleh, dan untuk masyarakat yang diselenggarakan berdasarkan azas usaha bersama dan kekeluargaan dengan pembiayaan secara pra upaya dan bertujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat terutama ibu hamil
. Ciri khas Dasolin adalah dana yang berasal dari masyarakat dalam bentuk uang atau modal dan benda yang dikelola oleh masyarakat untuk kepentingan dan kesehatan masyarakat terutama ibu hamil.
- Tujuan Dasolin :
1) Menurunkan angka kematian ibu dan bayi
2) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama ibu hamil.
3) Memotivasi masyarakat, untuk menyisihkan sebagian dananya untuk ditabung, yang kegunaannya untuk membantu ibu tersebut saat hamil lagi.
4) Terselenggaranya pemeliharaan kesehatan yang bermutu, berhasil guna dan berdaya guna.
5) Tersedianya dana yang dihimpun secara pra upaya atu azas gotong royong.
6) Terwujudnya pengelolaan yang efisien dan efektif oleh lembaga organisasi masyarakat yang melindungi kepentingan peserta.
Dasolin tidak hanya semata membiayai pemeliharaan kesehatan, melainkan juga berusaha meningkatkan kemampuan hidup sehat anggota masyarakat terutama ibu hamil.
BalasHapusDasolin merupakan salah satu bentuk peran serta dan kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan. Penyelenggaraan dipelihara melalui kelompok masyarakat yang terorganisasi seperti RT/RW. LKMD/PKK, Paguyuban, Pengajian, Koperasi dan lain-lain.
- Ciri penyelenggaraan :
1) Secara gotong royong
Penyelenggaraan Dasolin dilaksanakan usaha bersama, azas kekeluargaan diantara peserta.
2) Secara musyawarah mufakat
Setiap putusan penyelenggaraan Dasolin didasarkan atas musyawarah anggotanya.
3) Secara manajemen terbuka
Karena Dasolin adalah upaya masyarakat secara gotong royong, maka manajemen dilakukan adalah secara terbuka.
4) Dasolin dalam kegiatan ekonomi
Penyelenggaraan Dasolin akan lestari bila dikaitkan dengan upaya ekonomi misalnya keterkaitan usaha koperasi.
Penyelenggaraan Dasolin dapat dilakukan untuk pemeliharaan kesehatan ibu dan anak. Pemeliharaan kesehatan melalui dana sehat dapat dilakukan kepada ibu hamil.
Konstribusi dana dapat berasal dari keluarga atau ibu rumah tangga. sebagai peserta Dasolin disini ibu dan keluarga. Sebagai pelaksana pelayanan adalah tenaga kesehatan terutama bidan, dokter dan perawat.
7. Poskestren
Pengertian
Poskestren adalah Pesantren yang memiliki kesiapan dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah- masalah kesehatan, secara mandiri sesuai dengan kemamp
a. Tujuan Umum
Terwujudnya pesantren yang sehat, serta peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan diwilayah pesantrennya.
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran santri dan guru tentang pentingnya kesehatan.
2) Meningkatnya santri dan guru yang melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.
BalasHapus3) Meningkatnya kesehatan lingkungan di pesantren.
4) Meningkatnya kemampuan dan kemauan santri untuk menolong diri sendiri dibidang kesehatan.
Sasaran Pengembangan Poskestren
Untuk mempermudah strategi intervensi, sasaran pengembangan Poskestren dibedakan menjadi tiga jenis sasaran, yaitu :
1) Semua individu santri, guru serta pengurus pesentren serta keluarganya yang tinggal di lingkungan pesantren, yang diharapkan mampu melaksanakan hidup sehat, serta peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di lingkungan pesantren.
2) Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku individu dan keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan perilaku tersebut, seperti pimpinan pesantren, pengurus yayasan serta petugas kesehatan.
3) Pihak-pihak yang diharapkan memberikan dukungan kebijakan, peraturan, dana, tenaga, sarana dan lain-lain, Camat, para pejabat terkait, swasta, para donatur dan pemangku kepentingan lainnya.
F. Pengembangan PSM
Dalam mengembangkan dan membina peran serta masyarakat di bidang kesehatan di Indonesia, perlu diterapkan pendekatan edukatif dengan strategi dua tahap, yaitu pengembangan provider dan pengembangan masyarakat.
Kunci pada pengembangan provider adalah keterbukaan dan pengembangan komunikasi timbal balik yang horisontal maupun vertikal, sedangkan kunci pada pengembangan masyarakat adalah mengembangkan persepsi antara masyarakat dan provider agar masyarakat mampu mengenal masalah dan potensinya dalam memecahkan masalah.
Dengan demikian, mengembangkan peran serta masyarakat yang baik adalah upaya memicu dan menghidupkan proses pemecahan masalah, haruslah selalu diusahakan agar sumberdaya untuk pemecahan masalah selalu merupakan sumberdaya setempat yang ada setempat atau yang terjangkau oleh masyarakat.
Untuk penyelenggaraan pelayanan dalam mengembangkan dan membina peran serta masyarakat, beberapa hal yang dapat diperankan adalah sebagai berikut :
BalasHapus1. Membina dan memelihara hubungan baik
2. Bertindak sebagai katalisator
3. Penasehat teknis
4. Membantu langsung atau membantu masyarakat menggali sumur
5. Memberikan dorongan (reinforcement).
BAB III
BalasHapusPENUTUP
1.Kesimpulan
Peran serta masyarakat (PSM) merupakan keikut sertaan individu,keluarga dan kelompok masyarakat dalam setiap menggerakan upaya kesehatan yang juga merupakan tanggung jawab sendiri,keluarga dan masyarakatnya.
Dalam worldHealtAssembly 1997,peran masyarakat adalah proses untuk mewujudkan kerja sama kemitraan antara pemerintah dan masyarakat setempat dalam merencakan ,melaksanakan dan memanfaatkan kegiatan kesehatan sehingga diperoleh manfaat berupa peningkatan kemampuan swadaya masyarakatmasyarakat berperan dalam menentukan prasarana dan pemeliharaan teknologi tepat guna dalam pelayanan kesehatan
Tujuan dari PSM adalah menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
1.Saran
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca khususnya bagi para bidan dalam menjalani tugas dan tanggung jawabnya.Sehubungan dengan masalah yang terkait diatas,penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga kita bisa meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia dengan mengikutsertakan Peran Masyarakat ( PSM ).
DAFTAR PUSTAKA
BalasHapusPrawirohadjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan.Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo. 2009
http://d3kebidanan.blogspot.com/2010/08/asuhan-kebidanan-komunikasi-tabulin.html
http://moeyzhaserenity.blogspot.com/2010/10/donor-darah-berjalan.html